a. academic qualifications · curriculum vitae 1 fullname dr. iphov kumala sriwana, st., m.si., ipm...
TRANSCRIPT
CURRICULUM VITAE
1 Fullname Dr. Iphov Kumala Sriwana, ST., M.Si.,
IPM
2 Sex Wanita
3 Academic Qualification Lektor 300
4 NIP/NIK 208100379
5 Place and Date of Birth 0417077103
6 E-mail Tasikmalaya, 17 Juli 1971
7 Phone Number [email protected]
A. Academic Qualifications
Courses Description
Perencanaan kapasitas dan material
menggunakan Algoritma wagner
within di CV Gajah Mesin Solo
Pada penelitian ini, dilakukan analisa
tentang perencanaan kebutuhan material
untuk mesin humidifier..
Pemodelan Sistem untuk
peningkatan produksi Gula Tebu di
PT. PG Rajawali II Unit PG
Subang
Pada penelitian ini dilakukan perancangan
model peningkatan produksi gula tebu
karena kebutuhan gula nasional Indonesia
di tahun 2004 adalah sebesar 3,2 juta ton
per tahun sementara produksi dalam negeri
sekitar 2 juta ton. Peningkatan produksi
dilakukan melalui perbaikan jadwal
pemeliharaan mesin pabrik gula,
penentuan jadwal tebang tebu dan analisa
sistem antrian transportasi tebu. Ketiga
model tersebut merupakan suatu sistem
yang kompleks sehingga pendekatan yang
paling tepat adalah dengan menggunakan
pendekatan sistem yang diberi nama
POSPPGT (Pemodelan Sistem
Peningkatan Produksi Gula Tebu) dengan
maksud untuk membantu meningkatkan
produksi gula tebu di PT PG Rajawali II
Unit PG Subang.
Sistem manajemen basis model
POSPPGT dirancang menggunakan
Matlab 7, Microsoft Excel, Promodel 6,
Minitab 11.0 dan Queuing System
Simulation 1.00. Sistem manajemen basis
data dikembangkan dengan menggunakan
Software Power Designer Process Analyst
– App Modeller for Power Builder versi
641. 32 bit
Keluaran pertama yang diperoleh
dari penelitian ini adalah diketahuinya
jadwal perawatan preventive yang
dilakukan pada periode jangka pendek atau
jadwal perawatan mesin ringan, periode
jangka menengah dan jadwal perawatan
jangka panjang atau besar. Jadwal
perawatan jangka pendek dilakukan untuk
pekerjaan-pekerjaan kecil atau ringan yang
dilakukan setiap hari kerja selama musim
giling. Untuk jadwal perawatan mesin
menengah dibuat berdasarkan pada data
kerusakan mesin yang terjadi pada periode
sebelumnya. Hasil yang diperoleh untuk
jadwal perawatan periode menengah yaitu
bahwa perawatan untuk Mesin Gilingan
harus dilakukan setiap 29 hari sekali,
Mesin Boiler setiap 51 hari sekali, Stasiun
Listrik setiap 147 hari sekali, Stasiun
Puteran/Centrifuge setiap 140 hari sekali
dan Stasiun Masakan/Kristalisasi setiap
243 hari sekali. Adapun untuk jadwal
perawatan jangka panjang dilakukan
selama tidak terjadinya kegiatan giling
pabrik atau setiap 6 bulan sekali.
Kapasitas aktual pabrik gula pada
tahun 2004 adalah 2.340 TCD atau 23.400
kuintal sedangkan kapasitas berdasarkan
hasil perhitungan dengan
mempertimbangkan jadwal pemeliharaan
mesin preventive adalah 2.697 TCD atau
26.971 kuintal per hari sehingga terjadi
peningkatan produksi gula tebu di PG
Subang sebesar 13,24%. Dengan kapasitas
pabrik sebesar 2.697 TCD atau 26.971
kuintal maka jumlah kuota tebu setiap
daerah kebun adalah 5.298 kuintal per hari
untuk Pasirbungur, 8.669 kuintal per hari
untuk Pasirmuncang, 2.890 kuintal per hari
untuk Cihambulu, 1.445 kuintal per hari
untuk Kalijati dan 8.669 kuintal per hari
untuk Manyingsal. Berdasarkan pada jadwal
pemeliharaan mesin dan nilai kapasitas
operasional pabrik tersebut, waktu tebang
tebu adalah 138 hari kerja dengan total
tebang tebu sebanyak 3.556.000 kuintal
dengan tenaga tebang yang diperlukan
adalah sebanyak 1.243 orang dan truk yang
diperlukan adalah sebanyak 115 unit.
Sistem penebangan di PG Subang adalah
sistem penebangan manual dengan bundle
cane. Jam kerja untuk tenaga tebang
tersebut dimulai dari pukul 06.00 sampai
16.00 WIB dengan waktu kerja yang
efektif adalah 8 jam/hari.
Untuk pengolahan data analisis
antrian transportasi tebu, terlebih dahulu
dilakukan uji kecukupan data kemudian
dilakukan uji kesesuaian distribusi
kedatangan truk dan distribusi pelayanan
bongkar dengan menggunakan metoda
goodness of fit dengan bantuan software
Promodel 6. Berdasarkan hasil uji
kecukupan data, jumlah seluruh data yang
akan digunakan untuk analisa lebih lanjut
telah cukup dan berdasarkan hasil uji
distribusi diketahui bahwa distribusi waktu
kedatangan dan pelayanan tidak sesuai
dengan distribusi teoritis sehingga
pemecahan masalah analisa antrian
transportasi tebu dilakukan dengan
menggunakan simulasi dengan bantuan
software QSS (Queuing System Simulation
1.00).
Permasalahan antrian yang
dianalisa pada penelitian ini adalah antrian
pada proses bongkar tebu di pabrik. Rata-
rata tingkat utilitas alat bongkar tebu hasil
simulasi antrian bila menggunakan 4 unit
alat bongkar adalah 26,40%. Nilai utilitas
yang dimiliki oleh masing-masing alat
bongkar sangat rendah atau dapat
dikatakan bahwa dengan adanya 4 unit alat
bongkar tidak efisien sehingga sebaiknya
pihak PG Subang mengurangi satu atau
dua unit alat bongkar. Pengurangan satu unit alat bongkar
tebu dapat meningkatkan utilitas alat
bongkar tersebut menjadi 33,19% atau
mengalami peningkatan sebesar 6,79%
sedangkan pengurangan 2 unit alat
bongkar tebu dapat meningkatkan utilitas
menjadi 53,2% atau bila dibandingkan
dengan 4 unit alat bongkar, mengalami
peningkatan sebesar 26,8%. Waktu tunggu
rata-rata (Wq) yang terjadi bila
menggunakan 4 unit alat bongkar adalah
sebesar 0,37 menit per alat angkut dan bila
menggunakan 3 unit alat bongkar adalah
0,67 menit per alat angkut sedangkan bila
menggunakan 2 unit alat bongkar adalah
1,69 menit per alat angkut sehingga
dengan adanya pengurangan jumlah alat
bongkar terjadi peningkatan waktu tunggu
sebesar 1,32 menit per alat angkut.
Panjang antrian maksimum bila
menggunakan 4 dan 3 unit alat bongkar
adalah sebanyak 1 unit alat angkut
sedangkan bila menggunakan 2 unit alat
bongkar adalah sebanyak 2 unit alat
angkut. Kesimpulan yang dapat diperoleh
adalah bahwa permasalahan antrian alat
bongkar tebu di PG Subang bukan
merupakan masalah kritis yang
menyebabkan terjadinya jam henti pabrik.
Rancang Bangun Model Rantai
Pasok Agroindustri Kakao
Berkelanjutan dengan
Menggunakan Sistem Cerdas
Tahun 2014, Indonesia diperkirakan
mengimpor sekitar 100 000 ton kakao
karena produksi terus menyusut dan
konversi lahan terus terjadi setiap tahun.
Dari luas tanaman kakao 1.5 juta ha kini
menyusut menjadi sekitar 1.3 juta Ha. Hal
ini menunjukkan adanya permasalahan
pada keberlanjutan rantai pasok
agroindustri kakao.
Penelitian ini dilakukan untuk
merancang model keberlanjutan rantai
pasok agroindustri kakao berdasarkan
dimensi sosial, dimensi lingkungan dan
dimensi ekonomi. Pada dimensi sosial,
diselesaikan dengan menggunakan Soft
System Based Multimethodology (SSBM)
yaitu melakukan perbandingan model
nyata dengan model usulan di langkah 5
Soft systems methodology (SSM) yang
digabung dengan hasil analisis
Interpretative Structural Modelling (ISM).
Pada dimensi lingkungan, diselesaikan
dengan menggunakan Fuzzy AHP dan
severity index. Pada dimensi ekonomi,
diselesaikan dengan menggunakan Fuzzy
AHP dan Agent Based Model (ABM).
Penelitian ini diawali dengan
mengukur indeks keberlanjutan dan
penentuan indikator kunci dari setiap
dimensi menggunakan MDS dengan teknik
Rap-cacao yang merupakan
pengembangan dari Rapfish dengan
merubah atribut dari masing masing
dimensi. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa indeks keberlanjutan
mutidimensi (dimensi ekonomi, sosial dan
lingkungan) adalah sebesar 29.33%
(kurang berkelanjutan). Indeks
keberlanjutan yang paling rendah adalah
pada dimensi ekonomi sebesar 20.75%
(tidak berkelanjutan) sehingga harus
terwujud adanya keseimbangan distribusi
keuntungan yang merupakan indikator
kunci dari keberlanjutan pada dimensi
ekonomi. Indeks tertinggi adalah pada
dimensi lingkungan sebesar 43.41%
(kurang berkelanjutan). Hasil analisis
keberlanjutan mempunyai tingkat
kepercayaan tinggi karena masing masing
dimensi mempunyai selisih antara MDS
dengan Monte Carlo dibawah 5% atau nilai
rata-rata sebesar 0.39%. Indeks
keberlanjutan untuk semua dimensi
bernilai dibawah 50%, sehingga harus
dilakukan perbaikan pada semua dimensi,
terutama pada indikator kunci. Perbaikan
pada setiap dimensi harus dilakukan secara
terintegrasi.
Indeks keberlanjutan dimensi sosial
sebesar 40.99% (kurang berkelanjutan) dan indikator kunci yang mempengaruhi
keberlanjutan dari dimensi sosial adalah
kelembagaan. Rancangan kelembagaan
yang diusulkan merupakan hasil analisis
Soft Systems Based Multimethodology
(SSBM) yang merupakan kebaruan dalam
metodologi. Hasil yang diperoleh yaitu
usulan perubahan fungsi kelembagaan
gapoktan yang semula hanya melakukan
fungsi pemasaran, kemudian melakukan 3
unit usaha lainnya yaitu unit usaha simpan
pinjam untuk sarana dan prasarana
produksi bagi petani, unit usaha simpan
pinjam dan teknologi pasca panen bagi
kelompok tani, unit usaha tani untuk
melakukan bimbingan teknis kepada petani
dan memberikan lahan percontohan yang
dapat diikuti oleh petani dan unit usaha
pemasaran yang berhubungan dengan
industri Grinding. Kelembagaan yang
diusulkan, memerlukan aliansi keahlian
yang berfungsi untuk memberikan
masukan dan transfer pengetahuan kepada
petani. Pendanaan Aliansi keahlian
diharapkan berasal dari Industri Grinding,
sehingga terjalin kerjasama yang kuat
antara Industri Grinding dengan petani dan
dapat memfasilitasi petani dalam perolehan
ilmu pengetahuan untuk pengelolaan
perkebunannya.
Indeks keberlanjutan dimensi
lingkungan sebesar 43.41% (kurang
berkelanjutan) dan indikator kunci yang
harus diperhatikan adalah produk
sampingan kakao. Kakao menghasilkan
produk sampingan yang cukup banyak,
yaitu produk sampingan yang berasal dari
kulit buah, pulpa biji dan daun. Produk
sampingan tersebut apabila tidak diolah
lebih lanjut dapat menimbulkan berbagai
dampak yang mempengaruhi keberlanjutan
rantai pasok agroindustri kakao,
diantaranya yaitu dampak terhadap harga,
mutu, kuantitas, finansial, lingkungan,
pasar, transportasi dan penyimpanan. Untuk mengurangi dampak tersebut maka
disusun perancangan strategi untuk
mengatasi dampak produk sampingan.
Pemilihan strategi dilakukan dengan
menggunakan Fuzzy AHP. Strategi yang
terpilih adalah Good Agricultural
Practices (GAP). Petani harus diberi
pengetahuan mengenai GAP dan GAP
harus dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan. Implementasi GAP dapat
meningkatkan kemampuan petani sehingga
meningkatkan mutu dan produktivitas.
Indeks keberlanjutan dimensi
ekonomi adalah sebesar 20.75 % (tidak
berkelanjutan) dan elemen kritisnya adalah
keseimbangan distribusi keuntungan.
Keuntungan yang diterima oleh para
pelaku rantai pasok agroindustri kakao saat
ini belum seimbang. Hal ini terjadi karena
adanya oligopsoni dalam pasar kakao
nasional, dimana industri pengolah biji
kakao menjadi penentu harga di tingkat
petani, sehingga menyebabkan tidak
adanya motivasi petani untuk
meningkatkan produktivitas kakao maupun
mutunya. Untuk memperbaiki hal tersebut,
dirancang model keseimbangan distribusi
keuntungan dengan menggunakan simulasi
Agent Based Model dan Fuzzy AHP.
Berdasarkan hasil simulasi diketahui
bahwa keuntungan yang seimbang
diperoleh pada saat petani memperoleh
keuntungan sebesar 28 % atau apabila
keuntungan petani ditingkatkan sebesar 15
% dari total keuntungan saat ini. Besarnya
informasi keuntungan setiap agent
merupakan salah satu kebaruan yang
diperoleh pada pemenilitian ini. Besarnya
keuntungan setiap agent bervariasi
tergantung kepada besarnya bobot risiko
dan biaya.
Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa
pada saat kapasitas yang tidak terlalu
rendah (lebih dari 20 000 kg), rantai yang
sebaiknya dipilih oleh petani adalah rantai 4 (Petani-UPH-Gapoktan-Grinding-Hilir).
Pemilihan rantai ini pun memberikan
pengertian bahwa petani sebaiknya hanya
fokus pada pengolahan perkebunan,
sementara untuk aktivitas pasca panen,
sebaiknya dilakukan oleh kelompok tani
(UPH) karena UPH sudah memiliki
peralatan yang dapat digunakan untuk
melakukan aktivitas pasca panen yang
mampu menghasilkan mutu yang lebih
baik. Terintegrasinya perbaikan
keberlanjutan rantai pasok agroindustri
kakao dapat meningkatkan kesejahteraan
petani sehingga memotivasi petani untuk
mengolah kebunnya dengan baik dan dapat
menghindari terjadinya konversi lahan
serta meningkatkan keberlanjutan rantai
pasok agroindustri kakao
B. Professional Qualifications
Position Description Year
Member IPM 2017-now
C. Academic Career and Position
Position Description
Asisten Lab fisika Mengatur dan melaksanakan praktikum fisika (1992-1994)
PPIC Staff Mengatur perencanaan produksi di Industri (1994-1996)
Production
Planning and
Inventory Control
Mengatur perencanaan produksi di Industri (1996-1998
Head of
Production
Planning and
Inventory Control
Mengatur perencanaan produksi di Industri (1998-2000)
Dosen Melakukan Tridharma Perguruan Tinggi (2000 – sekarang)
D. Publication
Title of Publication Publication Name Link of Publication Year Indexed
Analysis of service
quality measurement
of bank X Using
Servqual Method
Jurnal Ilmiah
Teknik Industri.
Februari 2014.,
Vol. 2 No. 1, 28 –
36
2014
Improved service Jurnal Ilmiah 2014, Vol. 2 No. 2, 2014
quality with
servqual method
And triz in PT. XYZ
Teknik Industri.
Juni
92 – 100
Analisa dan mitigasi
risiko rantai pasok
agroindustri kakao
yang berkelanjutan
Jurnal Industri
Hasil perkebunan.
Volume 9(2):69-
79, Desember 2014
2014
Title of Publication Publication Name Link of Publication Year Indexed
Design of
Preventive
Maintenance
Scheduling In Pt.
Artha Prima Sukses
Makmur
JITI, 14 (1), Jun 2015,
pp. 59-6
2015
-
Usulan perbaikan
rute pendistribusian
produk dengan
Menggunakan
analisis bullwhip
effect, metode
nearest insert dan
nearest neighbor
(studi kasus di PT.
YNP)
Jurnal Ilmiah
Teknik Industri
Vol. 4 No. 3, 149 –
155. 2016
2016
Inventory
Information System
Design PT. ABC
Jurnal Ilmiah
Teknik Industri,
5 (1), Jun 2017, pp.
59-6
2017
Sustainability
improvement in
cacao supply chain
agroindustry
World Review of
Science,
Technology and
Sustainable
Development,
Vol. 13, No. 3,
pp.256–275. 2017
2017 Indexed by
Scopus
Evaluasi sistem
distribusi industri
kecil menengah
menggunakan
metode forecasting
dan Distribution
requirement
planning (studi
kasus: CV.
MANDALA CITRA
LESTARI,
TANGERANG)
Jurnal Ilmiah
Teknik Industri
Vol. 5 No. 3, 139 –
147. 2017
2017
Perancangan sistem Jurnal Ilmiah Vol. 6 No. 1, 9 –
informasi inventory
PT. ABC
Teknik Industri 19. 2018
Perancangan sistem
informasi perawatan
mesin menggunakan
Pendekatan analisis
berorientasi objek
Jurnal Ilmiah
Teknik Industri
Vol. 6 No. 3, 201 –
208. 2018
Title of Publication Publication Name Link of Publication Year Indexed
Online Sales
Improvement
System Design
Using Soft System
Methodology
(SSM)
International
Journal of Research
& Review
(www.ijrrjournal.c
om)
Vol.6; Issue: 5;
May 2019
-
Perancangan model
simulasi untuk
meningkatkan
jumlah penumpang
bus Transjakarta
menggunakan soft
system methodology
dan Agent
Based Model
O p e r a t i o n s
E x c e l l e n c e,
vOL 11(2): 173-
183. 2019
E. Proceeding
Title of Proceeding Name of
Conference
Link of
Proceeding
Year Indexed
Waste Reduction in
the production
process plate product
type PC 27 C using
VSM at PT. XYZ.
Proceeding
International
Seminar On
Industrial
Engineering And
Management,
vol.7, 2014. DSS
86-93
2014
System dynamic for
acceleration
Modeling Policy in
Disadvantage Areas
Development
Proceeding
VIII International
Seminar On
Industrial
Engineering And
Management,
volume 8, 2015
March 17th
-19th
,
2015. IM 102 -
106
2015
-
Risk Identification of
Cacao Agroindustry Supply Chain.
Proceeding :
VIII International Seminar On
volume 8, 2015.
March 17th
-19th
, 2015. SCM 71 -
2015
-
Industrial
Engineering And
Management,
75
Proposed
Improvement of
Nylon Yarn Rolling
Quality by Using Six
Sigma Method at PT.
XYZ
Konferensi
Nasional
Engineering
Perhotelan VI,
Universitas
Udayana,
2015
2015
Title of Proceeding Name of
Conference
Link of
Proceeding
Year Indexed
Identification of
knowledge
Management system
for quality
improvement of
natural fiber craft
industry
Proceeding :
VIII International
Seminar On
Industrial
Engineering And
Management
2015
2015
-
Supply chain analysis
of cassava
agroindustry to
improve national food
security
Proceeding :
IX International
Seminar On
Industrial
Engineering And
Management,
volume 9, 2016.
March 17th
-19th
,
2016. SCM 1 -7
2016
Identification of Main
Food Sources to
Improve Food
Security Systems
Using Hierarchical
Process Analysis
(AHP)
SNTI dan SATELIT,
Page : F28, 4-6
Oktober 2017,
Batu Malang
2017
The ecommendation
of line-balancing
improvement on
MCM Product line 1
using genetics
algorithm and moodie
young at XYZ
Company, Co.
Proceeding :
X International
Seminar On
Industrial
Engineering And
Management
November 2017 2017
The model for
estimation production
cost of embroidery
handicraft
IOP Conf. Series:
Materials Science
and Engineering
277
(2017) 012054
2017 2017 Indexed by
Scopus
doi:10.1088/1757-
899X/277/1/012054
Supply mprovement
of cacao agro-
industry using an
Interpretive
Structural
Modelling (ISM): a
case study of cacao
supply from
Indonesia
“Industrial
Systems
Engineering
XXII Summer
School Francesco
Turco”
2018 Indexed by
scopus
Title of Proceeding Name of
Conference
Link of
Proceeding
Year Indexed
Applying value
stream mapping tools
and kanban system
for waste
identification and
reduction (case study:
a basic chemical
company)
IOP Conf. Series:
Materials Science
and Engineering
528 (2019) 012050
IOP Publishing
doi:10.1088/1757-
899X/528/1/012050
2019 Indexed by
Scopus
f. Citation
Jakarta, Oktober 2019
Dr. Iphov K. Sriwana, ST., M.Si., IPM