99b0538639a75c6e2c97242f5e087d38

12
EVALUASI SKOR DEHIDRASI WHO MODIFIKASI “UNIVERSITAS HASANUDDIN’ PADA PENDERITA DIARE AKUT THE EVALUATION OF “HASANUDDIN UNIVERSITY”- MODIFIED WHO DEHYDRATION SCORE IN ACUTE DIARRHEA PATIENTS Pauzin Mupidah, Setia Budi Salekede, Dasril Daud Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi : Pauzin Mupidah Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP : 085342184469 (Email : [email protected] )

Upload: shanaz

Post on 04-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

NIIIIIIIIIIIIIII

TRANSCRIPT

EVALUASI SKOR DEHIDRASI WHO MODIFIKASI “UNIVERSITAS HASANUDDIN’ PADA PENDERITA

DIARE AKUT

THE EVALUATION OF “HASANUDDIN UNIVERSITY”-MODIFIED WHO DEHYDRATION SCORE IN ACUTE DIARRHEA

PATIENTS

Pauzin Mupidah, Setia Budi Salekede, Dasril Daud

Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi : Pauzin Mupidah Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP : 085342184469 (Email : [email protected])

Abstrak Angka kematian dan kesakitan pada diare akut masih tetap tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “Universitas Hasanuddin (UNHAS)” dalam menentukan derajat dehidrasi dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan dilakukan di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo dan jejaring dari bulan Oktober 2013 hingga bulan Desember 2013. Sampel penelitian adalah pasien diare akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian derajat dehidrasi dengan menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi “WHO dilakukan pada semua penderita diare akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan. Analisis dari 140 sampel penelitian, menunjukkan adanya perbedaan penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi WHO dalam menentukan pasien tanpa dehidrasi dan dehidrasi berat (p 0,00). Pada penentuan dehidrasi ringan sedang tidak ditemukan perbedaan penilaian antara skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi WHO (p 0,864) dengan kesesuaian bersifat sedang (kappa 0,45). Penelitian ini juga menunjukkan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” lebih teliti menentukan derajat dehidrasi dibandingkan penilaian WHO. Kata kunci. Diare, dehidrasi, penilaian dehidrasi WHO, skor WHO modifikasi “Universitas

Hasanuddin” Abstract Diarrhea remain a leading cause of pediatric morbidity and mortality in the world. The aim of this study is to evaluate the diffrences between“Hasanuddin University” – modified WHO dehydration score in assessing dehydration state in children with acute diarrhea compared with WHO dehydration assesment. The study design was a cross sectional study was conducted at dr. Wahidin Sudirohusodo hospital and satelit hospital from October 2013 until December 2013. The population included children with acute diarrhea that fullfill inclusion and exclusion croteria. The subjects were observed using both UNHAS-modified WHO dehydration score and WHO assesment. From analyzing a total of 140 samples, there are differences between UNHAS modified score and WHO assesment in determinity subjects without dehydration and severe dehydration (p<0,00). There is no diffrence between UNHAS modified score with WHO assesment in determining mild to mederate dehydration (p 0,084, kappa value 0,45). The study also showed that “Hasanuddin University” modified score was more accurate than WHO assessment Key word : Diarrhea, dehydration, WHO dehydration assesment, Hasanuddin University-modified

WHO dehydration score

.

PENDAHULUAN

Saat ini, diare masih menjadi masalah global dan merupakan salah satu

penyebab utama tingginya angka morbiditas dan mortalitas anak di dunia. Di

negara berkembang, diare masih merupakan penyebab utama kesakitan dengan

perkiraan 1,5 milyar episode dan 1,5–2,5 juta kematian setiap tahun pada anak di

bawah 5 tahun (Black dkk., 2003; Kosek dkk., 2003).

Di Indonesia, diare juga masih menjadi penyebab utama morbiditas dan

mortalitas balita. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdirektorat Diare

Departemen Kesehatan tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan peningkatan

insiden yaitu 301/1000 penduduk pada tahun 2000, 374/1000 penduduk pada

tahun 2003, naik menjadi 423/1000 penduduk pada tahun 2006, dan mencapai

411/1000 penduduk pada tahun 2010 (Kementerian Kesehatan, 2011). Di

Sulawesi Selatan angka morbiditas diare adalah 7,19/1000 penduduk dan 23,3%

diantaranya di bawah umur 5 tahun (Hira, 2002).

Selama diare akan terjadi peningkatan kehilangan cairan dan elektrolit

melalui feses. Kehilangan cairan yang terus berlangsung dan tidak diimbangi

dengan penggantian yang cukup, maka akan berakhir menjadi dehidrasi. Dan jika

keadaan ini berlangsung terus maka dapat terjadi dehidrasi berat dan bahkan

kematian (WHO, 2005). Resiko dehidrasi pada anak balita lebih besar karena

komposisi cairan tubuh yang besar dan ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan sendiri secara bebas (Huang dkk., 2012).

Cara terbaik untuk menentukan derajat dehidrasi adalah persentase

kehilangan volume cairan yang bisa dihitung dari selisih berat badan sebelum

sakit dan berat badan saat sakit dibagi dengan berat badan sebelum sakit. Namun

data berat badan sebelum sakit masih sulit diperoleh terutama di negara-negara

berkembang termasuk juga Indonesia (National collaborating centre for women’s

& children’s health, 2009; Liebelt, 1998; Freedman dkk., 2008).

Melihat pentingnya penentuannya derajat dehidrasi dalam penanganan

pasien diare dan sulitnya menghitung penurunan berat badan selama dehidrasi

maka World Health Organization (WHO) telah membuat penilaian derajat

dehidrasi berdasarkan empat parameter penilaian gejala klinik yaitu keadaan

umum, mata, rasa haus dan penilaian turgor kulit. Penilaian derajat dehidrasi

WHO sangat mudah digunakan oleh masyarakat awam sehingga diharapkan dapat

mengurangi komplikasi dehidrasi. Namun penilaian dehidrasi WHO ini pada

umumnya bersifat subjektif. Sebagai akademisi dan pelayan kesehatan tentu perlu

suatu penilaian dehidrasi dengan menggunakan kriteria objektif. Atas dasar ini,

maka dibuat skor dehidrasi dehidrasi WHO modifikasi “Universitas Hasanuddin

(UNHAS) yang merupakan modifikasi dari penilaian derajat dehidrasi WHO.

Yang membedakan skor dehidrasi UNHAS dengan penilaian WHO adalah sistem

penggunaan skor dan ditambahnya dua parameter penilaian dehidrasi yang

bersifat obyektif yaitu penilaian frekuensi napas dan frekuensi nadi serta penilaian

membran mukosa mulut (Abbas, 2003).

Selama ini, penggunaan skor dehidrasi modifikasi UNHAS untuk menilai

derajat dehidrasi belum pernah diteliti keakuratannya. Oleh karena itu perlu

dilakukan suatu penelitian untuk menilai keakuratan skor dehidrasi modifikasi

UNHAS.

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-

UNHAS/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya. Merupakan

suatu penelitian cross sectional untuk mengevaluasi penilaian skor dehidrasi

WHO modifikasi "UNHAS” dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO

dalam menentukan derajat dehidrasi pada penderita diare akut.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah penderita diare akut yang dirawat di bagian anak

RSUP Wahidin Sudirohusodo dan RS jejaring. Cara pengambilan sampel adalah

Consecutive Sampling yaitu subjek penelitian diperoleh berdasarkan urutan

masuknya di rumah sakit. Subyek penelitian adalah umur 1 bulan sampai dengan

15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan bersedia menjadi

subyek penelitian (mendapat izin dari orang tua) serta menandatangani

persetujuan informed consent. Selanjutnya dilakukan penilaian dehidrasi dengan

menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi

WHO.

Metode Pengumpulan Data

Semua sampel yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan pencatatan

umur, jenis kelamin, status gizi, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah,

pernapasan, kesadaran). Selanjutnya dilakukan penilaian derajat dehidrasi dengan

menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi

WHO dengan urutan penilaian berdasarkan table random sampling. Analisis

dilakukan dengan menggunakan Uji X2 (Chi square) untuk analisis jenis kelamin

dan status gizi dan hubungannya dengan penilaian skor dehidrasi WHO

modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi WHO. Uji McNemar untuk melihat

kesesuaian penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian

dehidrasi WHO.

HASIL

Karakteristik Sampel

Tabel 1 memperlihatkan karakteristik sampel penelitian. 140 subyek

penelitian terdiri dari 78 laki-laki (55,7%) dan 62 perempuan (44,3%). 103 subjek

penelitian memiliki status gizi baik (73,6%) dan 37 subyek merupakan gizi kurang

(26,4%). Berdasarkan penilaian derajat dehidrasi WHO didapatkan 30 subyek

diare diare akut tanpa dehidrasi (21,4%), 93 subyek dehidrasi ringan sedang

(66,4%) dan 17 subyek diare akut dehidrasi berat (15,7%). Penilaian dengan skor

dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” didapatkan 12 subyek diare akut tanpa

dehidras Umur rata-rata subyek penelitian (mean) 29,59 bulan dengan umur

median 12,5 bulan (1 tahun 5 bulan). Subyek penelitian termuda berumur 2 bulan

dan tertua berumur 14 tahun.

Tabel 2 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi dan tanpa

dehidrasi. Hasil analisis menunjukkan frekuensi penderita tanpa dehidrasi dan

dehidrasi yang dijaring oleh skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” adalah

berbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO (p 0,00).

Tabel 3 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi ringan sedang

dan bukan dehidrasi ringan sedang (dehidrasi berat dan tanpa dehidrasi). Hasil

analisis menunjukkan frekuensi penderita dehidrasi ringan sedang dan bukan

dehidrasi ringan sedang yang dijaring oleh skor dehidrasi WHO modifikasi

“UNHAS” adalah tidak berbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi

WHO (p 0,864). Nilai kappa 0,45.

Tabel 4 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi berat dan

bukan dehidrasi berat (dehidrasi ringan sedang dan tanpa dehidrasi). Hasil analisis

menunjukkan frekuensi penderita dehidrasi berat dan bukan dehidrasi berat

(dehidrasi ringan sedang dan tanpa dehidrasi) yang dijaring oleh skor dehidrasi

WHO modifikasi “UNHAS” adalah berbeda bila dibandingkan dengan penilaian

dehidrasi WHO (p 0,00).

Penilaian secara keseluruhan menunjukkan skor dehidrasi WHO

modifikasi “UNHAS” lebih cepat dalam menentukan derajat dehidrasi dibanding

penilaian dehidrasi WHO.

PEMBAHASAN

Di kalangan UNHAS selama ini menggunakan skor dehidrasi WHO

modifikasi “UNHAS” yang merupakan pengembangan dari penilaian dehidrasi

WHO. Penelitian ini dilakukan untuk melihat keakuratan skor dehidrasi WHO

modifikasi “UNHAS” dalam menentukan derajat dehidrasi bila dibandingkan

dengan penilaian dehidrasi WHO. Pemilihan penilaian dehidrasi WHO sebagai

baku emas didasarkan karena penggunaan yang luas serta sulitnya mendapat

persentase penurunan berat badan saat dehidrasi sebagai baku emas yang

sebenarnya.

Pada penelitian yang kami lakukan ternyata menunjukkan adanya

perbedaan penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dibandingkan

dengan penilaian WHO yaitu dalam menentukan pasien tanpa dehidrasi dan

pasien dehidrasi berat (p 0,00). Meskipun dalam penilaian dehidrasi ringan

sedang, penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS adalah tidak berbeda

bermakna dibandingkan penilaian dehidrasi WHO (p=0,864), namun uji

kesesuaian antara skor dehidrasi UNHAS dan penilaian WHO dalam menilai

dehidrasi ringan sedang menunjukkan kesesuaian yang bersifat sedang antara

keduanya (nilai kappa 0,45).

Secara umum penelitian ini juga menunjukkan bahwa penilaian skor

dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dalam menentukan derajat dehidrasi lebih

teliti dibanding penilaian dehidrasi WHO (gambar 1). Hal ini didasarkan pada

penelitian yang menunjukkan bahwa dari 30 subyek yang diklasifikasi sebagai

penderita diare tanpa dehidrasi oleh penilaian dehidrasi WHO, 18 subyek (60%)

diantaranya sudah dianggap telah mengalami dehidrasi ringan sedang oleh skor

dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS”. Begitu pula pada penilaian dehidrasi

ringan sedang, terlihat bahwa dari 93 subyek penelitian yang diklasifikasikan oleh

penilaian dehidrasi WHO sebagai dehidrasi ringan sedang, ternyata 16 subyek

(17,2 %) telah dianggap dehidrasi berat oleh skor dehidrasi WHO modifikasi

“UNHAS”. Namun dari semua penderita yang dinilai sebagai dehidrasi berat oleh

penilaian WHO, juga dinilai sama sebagai dehidrasi berat oleh skor dehidrasi

WHO modifikasi “UNHAS”.

Berdasarkan penelitian ini dan fakta bila parameter skor dehidrasi WHO

modifikasi “UNHAS” lebih banyak menilai secara objektif, maka kita bisa

menyimpulkan bahwa skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” mungkin lebih

terpercaya dan lebih teliti dalam menentukan derajat dehidrasi dibandingkan

penilaian WHO. Namun penggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS”

juga memiliki keterbatasan karena adanya penilaian frekuensi nadi dan napas

yang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Karena keterbatasan

penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” ini pada akhirnya peneliti

menyarankan penggunaan penilaian dehidrasi WHO tetap digunakan oleh

masyarakat awam. Namun bagi medis dan paramedis lebih disarankan untuk

menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” karena ketelitian yang

lebih tinggi

Bagi tenaga medis maupun paramedis perlu memperhatikan penilaian

parameter frekuensi napas dan nadi dengan hati-hati. Di samping kekurangan

volume plasma akibat dehidrasi tentu juga ada beberapa faktor lain yang dapat

mengakibatkan perubahan frekuensi nadi dan napas, antara lain penyakit lain yang

dapat menyebabkan peningkatan frekuensi nadi dan napas (penyakit

kardiovaskuler dan paru), faktor umur dan stres (saat anak tidak tenang, gelisah

maupun menangis). Faktor-faktor tersebut perlu dipertimbangkan pada

penggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS”

Pada penelitian ini, semua faktor perancu yang bisa mempengaruhi

penilaian skor dehidrasi telah disingkirkan. Pasien-pasien yang mengalami diare

disertai penyakit penyerta lain telah dikeluarkan dari sampel penelitian. Begitu

pula penilaian frekuensi nadi dan napas dilakukan saat anak dalam keadaan tenang

sehingga mengurangi bias dalam penelitian. Umur juga akan mempengaruhi nilai

frekuensi nadi dan napas, namun pada penelitian tidak terlihat adanya hubungan

umur dan jenis kelamin dengan skor UNHAS.

Keterbatasan penelitian ini adalah skor dehidrasi WHO modifikasi

“UNHAS” tidak diuji dengan baku emas yang sebenarnya yaitu persentase

kehilangan cairan tubuh selama dehidrasi. Sehingga peneliti tetap menyarankan

adanya penelitian lebih lanjut untuk menguji kedua penilaian tersebut

dibandingkan dengan baku emas sebenarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penilaian derajat dehidrasi

berdasarkan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” adalah berbeda bila

dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO yaitu dalam menentukan pasien

tanpa dehidrasi dan dehidrasi berat. Namun penilaian skor dehidrasi WHO

modifikasi “UNHAS” tidak berbeda dengan penilaian dehidrasi WHO untuk

menentukan pasien dehidrasi ringan sedang dengan nilai kappa 0,45. Penelitian

ini juga menunjukkan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” lebih teliti

menentukan derajat dehidrasi dibandingkan penilaian WHO. Berdasarkan

penelitian, maka dapat disarankan bagi tenaga medis terlatih disarankan untuk

menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dalam menentukan

derajat dehidrasi penderita diare. Penggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi

“UNHAS” perlu hati-hati digunakan bila diare disertai penyakit lain (penyakit

paru dan kardiovaskuler).Penilaian frekuensi nadi dan napas harus dilakukan

dalam kondisi anak tenang.Untuk kalangan awam tetap dianjurkan menggunakan

penilaian dehidrasi WHO.Perlunya penelitian lanjut untuk menilai skor dehidrasi

WHO modifikasi UNHAS dan penilaian WHO dalam menentukan derajat

dehidrasi dengan membandingkan dengan gold standar (persentase penurunan

berat badan).

DAFTAR PUSTAKA Abbas N.(2003). Disentri. Dalam: Diktat gastroenterologi. Makassar. BIKA FK-

UNHAS. Black, R.E., Morris, S.S., and Bryce, J. (2003).Where and why are 10 million

children dying every year. Lancet, 361: 2226-2234. Freedman SB, Thull-Freedman JD.(2008). Pediatric dehydration assessment and

oral rehydration therapy. Pediatr Emerg Med Rep, 13:13–28 Gorelick MH, Shaw KN, Murphy KO. (1997). Validity and reliability of clinical

signs in the diagnosis of dehydration in children. Pediatrics, 99(5):E6. Hira, A.M. (2002). Analisis Faktor Resiko terhadap kejadian diare pada anak

Balita di Kecamatan bantimurung Tahun 2002: Analisis Faktor Kejadian Diare.

Huang, Lennox H.(2012). Dehydration. eMedicine. Diakses 6 Mei 2012. Available from: http//emedicine.medscape.com

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela dan Info Kesehatan.

Kosek, M., Bern, C., and Guerrant, R.L.(2003). The global burden of diarrhoeal disease, as estimated from studies published between 1992 and 2000. Bull World Health Organ, 81: 197-204.

Liebelt EL. (1998). Clinical and laboratory evaluation and management of children with vomiting, diarrhea, and dehydration. Curr Opin Pediatr, 10(5):461–469

National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health.(2009). Diarrhoea and vomiting caused by gastroenteritis: diagnosis, assessment and management in children younger than 5 years: Commissioned by the National Institute for Health and Clinical Excellence; April 2009; London, UK. London, UK: RCOG Press

World Health Organization.(2005). The treatment of diarrhea: a manual for physicians and other senior health worker. Jenewa; Swiss; 14.

Tabel 1. Karakteristik Sampel penelitian

No Karakteristik sampel Penelitian Keterangan (n=140) 1 Jenis kelamin:

Laki-laki Perempuan

78 (55,7 %) 62 (44,3 %)

2 Umur

Mean Median Minimun Maximun

29,59 bulan 12,5 bulan

2 bulan 168 bulan

3 Status Gizi Gizi baik Gizi kurang

103 (73,6 %) 37 (26,4 %)

4 Penilaian WHO Diare akut tanpa dehidrasi Diare akut dehidrasi ringan sedang Diare akut dehidrasi berat

30 (21,4 %) 93 (66,4 %) 17 (12,1%)

5 Skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” Diare akut tanpa dehidrasi Diare akut dehidrasi ringan sedang Diare akut dehidrasi berat

12 (8,6%)

95 (67,9 %) 33 (23,6 %)

Tabel 2. Analisis Kelompok dehidrasi dan tanpa dehidrasi

WHO UNHAS

Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Total

Tanpa Dehidrasi 12 (8,6 %) 0 (0%) 12 (8,6%) Dehidrasi 18 (12,8 %) 110 (78,6%) 128(91,4%)

Total 30 (21,4%) 110 (78,6%) 140 (100%) Mc Nemar p = 0,00

Tabel 3 Analisis kelompok dehidrasi ringan sedang dan bukan dehidrasi ringan sedang

WHO

UNHAS Ringan Sedang

Tanpa Dehidrasi + Dehidrasi

Berat

Total

Ringan Sedang 77 (55%) 18 (12,9 %) 95(67,9%) Tanpa Dehidrasi + Dehidrasi Berat 16(11,4%) 29 (20,7%) 45 (32,1%)

Total 93(66,4%) 47 (33,6%) 140(100%) McNemar p= 0,864 Nilai kappa 0,45 .

Tabel 4 Analisis Kelompok Dehidrasi Berat Dan Bukan Dehidrasi Berat

WHO

UNHAS

Dehidrasi Berat

Tanpa Dehidrasi +

Ringan Sedang Total

Dehidrasi Berat 17 (12,1 %) 16 (11,5 %) 33(23,6%) Tanpa Dehidrasi + Ringan

Sedang 0 (0%) 107 (76,4%) 107(76,4%

Total 17(12,1%) 123 (87,9%) 140(100%) McNemar p= 0,00