79174087-trauma-dada.doc
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
1/28
trauma dada
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Semakin berkembangnya jaman maka semakin maju pula pola pikir manusia misalnya, manusia
dapat menciptakan tranportasi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktiftas
sehari-hari, tapi selain segi positi timbul pula segi negati misalnya dengan alat tranportasi yang
digunakan untuk beraktiftas dapat menyebabkan kecelakaan,salah satu contohnya adalah raktur
pada tulang dan dapat pula terjadi trauma pada dada.
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada
yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diaragma ataupun isi mediastinal baik oleh
benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan system pernaasan
Gejala yang dapat dirasakan oleh pasien trauma dada yaitu: Nyeri pada tempat trauma,
bertambah pada saat inspirasi, pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi, pasien
menahan dadanya dan bernaas pendek, dyspnea, takipnea, takikardi, tekanan darah menurun,
gelisah dan agitas, kemungkinan cyanosis, batuk mengeluarkan sputum bercak darah, hypertympani
pada perkusi di atas daerah yang sakit dan ada jejas pada thorak.
eran pera!at pada kasus ini adalah mampu membantu proses kesembuhan diri pasien, baik fsik
maupun psikis, memberi moti"asi dan menjaga pasien. Selain itu pera!at harus dapat menentukan
asuhan kepera!atan yang tepat dalam menangani pasien dengan penyakit trauma dada.
#ari data diatas penulis tertarik mengangkat kasustrauma dada, karena peran dan ungsi pera!at
dalam mera!at pasien trauma dada sangat penting, selain trauma dada itu berbahaya, bahkan dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem sara dan organ serta terganggunya pada sistem sirkulasi dalam
darah. $aka dari itu peran pera!at dalam kasus trauma dada ini adalah membantu proses
kesembuhan diri pasien, baik fsik maupun psikis, mengayomi, memberi moti"asi dan menjaga pasien.
2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
$ahasis!a dapat melakukan asuhan kepera!atan pada klien dengan Trauma dada.
$engetahui konsep medis dari enyakit Trauma dada
1.2.2 Tujuan Khusus
Secara khusus %% &onsep &epera!atan &lien denganTrauma dada %%, ini disusun supaya :
a. $ahasis!a dapat mengetahui tentang pengertian, penyebab, klasifkasi, tanda dan gejala,
patofsiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,serta proses kepera!atan yang akan
dijalankan.
b. $ahasis!a dapat mengidentifkasi asuhan kepera!atan pada klien dengan Trauma dada.
c. $ahasis!a dapat mengidentifkasi pendidikan kesehatan yang diperlukan pada pasien yang dira!atdengan Trauma dada.
d.'gar makalah ini dapat menjadi bahan ajar bagi mahasis!a lainnya tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan Trauma dada.
1.3 Sstematka Penulsan
(ab ) : endahuluan
(ab ini meliputi latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan
(ab )) : &onsep #asar
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
2/28
(ab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berkaitan dengan Trauma dada
(ab ))) : &asus
(ab ini menjelaskan tentang kasus pada klien Trauma dada
(ab )* : embahasan
(ab ini membandingkan antara teori dengan kasus
(ab * : enutup
(ab ini meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
K!NSEP DASA"
1. K#nse$ Dasar
1. Pengertan
Trauma %a%a a%alahabnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dindingdada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diaragma ataupun isi mediastinal baik
oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan system pernaasan. Trauma
dada adalah masalah utama yang paling sering terjadi pada bagian emergency. +idera pada dada
dapat mengenai tulang-tulang sangkar dada, pleura dan paru-paru, diagragma atau organ-organ
dalam mediastinum.
+idera pada dada secara luas diklasifkasikan menjadi dua kelompok yaitu, cidera penetrasi dan
tumpul. +idera penetrasi missal, pneumotoraks terbukaa, hemotoraks, cidera trakeobronklial,
kontusio pulmonal, ruptur diagragma menggangu intergritas dinding dada dan mengakibatkan
perubahan dalam tekanan intratoraks. +idera tumpul missal, pneumotoraks tertutup, pneumotoraks
tensi, cidera trakeobronklial, ail chest, rupture diagragma, cidera mediastinal, raktur rusuk merusak
struktur di dalam rongga dada ntanpa mengganggu integritas dinding dada.
enyebab utama cidera pada dada adalah kecelakaan kendaraan bermotor missal, sepeda motoratau mobil. ukulan benda-benda tumpul pada dada atau akibat terjatuh juga dapat menyebabkan
cidera dada nonpenetrasi. uka penetrasi umumnya diakibatkan oleh tusukan senjata tajam atau luka
akibat tembakan.
2. Anat#m %an &s#l#g
Trakea batang tenggorok adalah tabung berbentuk pita seperti huru + yang di bentuk oleh
tulang-tulang ra!an yang di sempurnakan oleh selaput. Trakea terletak di antara "ertebrata ser"ikalis
ke-/ sampai ke tepi ba!ah kartilago.Trakea mempunyai dinding fbroelastis yang panjang nya sekitar
01 cm, berdiameter 2,3 cm dan dilapisi oleh otot polos. #iameter trakea tidak sama pada seluruh
bagian, pada daerah ser"ikal agak sempit, bagian pertengahan agak sedikit melebar dan mengecil lagi
dekat percabangan bronkus. (agian dalam trakea terdapat sel-sel bersilia untuk mengeluarkan benda
asing yang masuk. (agian dalam trakea terdapat septum yang disebut karina yang terletak agak ke
kiri dari bidang median.
(ronkus cabang tenggorok merupakan lanjutan trakea yang terdapat ketinggian "ertebrata
torakalis ke-4 dan ke-3. (ronkus memiliki struktur yang sama dengan trakea, yang dilapisi oleh sejenis
sel yang sama dengan trakea yang berjalan ke ba!ah menuju tampuk paru-paru.
(ronkus terbagi menjadi dua cabang :
a. (ronkus prinsipalis dekstra.
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
3/28
anjangnya sekitar 2,3 cm masuk ke hilus pulmonalis paru-paru kanan dan mempercabangkan
bronkus lobularis superior. ada masuk ke hilus, bronkus prinsipalis dekstra bercabang tiga menjadi
bronkus lobularis medius, bronkus lobularis inerior, bronkus lobularis superior.
b. (ronkus prinsipalis sinistra.
ebih sempit dan lebih panjang serta lebih hori5ontal disbanding bronkus kanan, panjangnya
sekitar 3 cm berjalan ke ba!ah aorta dan di depan esophagus, masuk ke hilus pulmonalis kiri dan
bercabang menjadi dua, yaitu bronkus lobularis inerior, bronkus lobularis superior.#ari tiap-tiap
bronkiolus masuk ke dalam lobus dan bercabang lebih banyakdengan diameter kira-kira 6,3 mm.
bronkus yang terakhir membangkitkan pernapasan dan melepaskan udara ke permukaan pernapasan
di paru-paru. ernapasan bronkiolus membuka dengan cara memperluas ruangan pembuluh al"eoli
yang merupakan tempat terjadinya pertukaran udara antara oksigen dengan karbondioksida.
aru-paru adalah salah satu organ system pernapasan yang berada di dalam kantong yang di
bentuk oleh pleura parietalis dan "iseralis.
&edua paru sangat lunak, elastic dan berada dalam rongga torak, siatnya ringan dan terapung di
air. $asing-masing paru memiliki apeks yang tumpul yang menjorok ke atas mencapai bagian atas iga
pertama.
a. aru-paru kiri :
ada paru-paru kiri terdapat satu fsura yaitu fsura obliges. 7isura ini membagi paru-paru
kiri atas menjadi dua lobus, yaitu : lobus superior, bagian yang terletak di atas dan di depan fsura dan
lobus inerior, bagian paru-paru yang terletak di belakang dan di ba!ah fsura.
b. aru-paru kanan :
ada paru-paru kanan terdapat dua fsura, yaitu : fsura obli8ue interlobularis primer dan fsura
trans"ersal interlobularis sekunder.&edua fsura ini membagi paru-paru kanan menjadi tiga lobus,
lobius atas, lobus tengah dan lobus ba!ah.
leura adalah suatu membaran serosa yang halus membentuk suatu kantong tempat paru-paru
berada yang jumlahnya ada dua buah dan masing-masing tidak berhubungan.
leura mempunyai dua lapisan, parietalis dan "iseralis.
a lapisan permukaan disebut permukaan parietalis, lapisan ini langsung berhubungan dengan paru-paru serta memasuki fsura dan memisahkan lobus-lobus dari paru-paru.
b lapisan dalam disebut pleura "iseralis, lapisan ini berhubungan dengan asia endotorakika dan
merupakan permukaan dalam, dari dinding toraks.
Sinus pleura :Tidak seluruh kantong yang dibentuk oleh lapisan pleura diisi secara sempurna
oleh paru-paru, baik kearah ba!ah maupun ke arah depan. &a"um pleura dibentuk oleh lapisan pleura
parietalis saja, rongga ini disebut sinus pleura. ada !aktu inspirasi, bagian paru-paru memasuki sinus
dan pada !aktu ekspirasi ditarik kembali dari rongga tersebut.
3. E$%em#l#g
Trauma adalah penyebab kematian terbanyak pada dekade 1 kehidupan diseluruh kota besar
didunia dan diperkirakan 0/.666 kasus kematian akibat trauma per tahun yang disebabkan oleh
trauma toraks di 'merika. Sedangkan insiden penderita trauma toraks di 'merika Serikat diperkirakan
02 penderita per seribu populasi per hari dan kematian yang disebabkan oleh trauma toraks sebesar
26-239 dan hanya 06-039 penderita trauma tumpul toraks yang memerlukan tindakan operasi, jadi
sebagian besar hanya memerlukan tindakan sederhana untuk menolong korban dari ancaman
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
4/28
kematian. +anadian Study dalam laporan penelitiannya selama 3 tahun pada ;rban Trauma ;nit
menyatakan bah!a insiden trauma tumpul toraks sebanyak 9. ebih sering terjadi pada orang
de!asa dibanding anak ? anak.
1. Et#l#g
Tension pneumothorak-trauma dada pada selang dada
penggunaan therapy "entilasi mekanik yang berlebihan
penggunaan balutan tekan pada luka dada tanpa pelonggaran balutan.
neumothorak tertutup-tusukan pada paru oleh patahan tulang iga, ruptur oleh "esikel @aksid
yang seterjadi sebagai se8uele dari A$.
Tusukan paru dengan prosedur in"asi.
&ontusio paru-cedera tumpul dada akibat kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat.
neumothorak terbuka akibat kekerasan tikaman atau luka tembak
7raktur tulang iga
Tindakan medis operasi
ukulan daerah torak
1. Klas&kas
Trauma Tem'us
0. neumothoraks terbuka
2. Bemothoraks
1. Trauma tracheobronkial
4. +ontusio aru
3. Cuptur diaragma
/. Trauma $ediastinal
Trauma Tum$ul
0. Tension pneumothoraks
2. Trauma tracheobronkhial
1. 7lail +hest
4. Cuptur diaragma
3. Trauma mediastinal
/. 7raktur kosta
0. (an)estas Klns
Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi.
embengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi.
asien menahan dadanya dan bernaas pendek.
#yspnea, takipnea
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
5/28
Takikardi
Tekanan darah menurun.
Gelisah dan agitasi
&emungkinan cyanosis.
(atuk mengeluarkan sputum bercak darah.
Bypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit.
'da jejas pada thorak
eningkatan tekanan "ena sentral yang ditunjukkan oleh distensi "ena leher
(unyi muDe pada jantung
erusi jaringan tidak adekuat
ulsus paradoksus tekanan darah sistolik turun dan ber@uktuasi dengan pernapasan dapat
terjadi dini pada tamponade jantung.
1. Pemerksaan Dagn#stk
'namnesa dan pemeriksaan fsik
'namnesa yang terpenting adalah mengetahui mekanisme dan pola dari trauma, seperti jatuh dariketinggian, kecelakaan lalu lintas, kerusakan dari kendaraan yang ditumpangi, kerusakan stir mobil Eair
bag dan lain lain.
emeriksaan oto toraks
emeriksaan ini masih tetap mempunyai nilai diagnostik pada pasien dengan trauma toraks.
emeriksaan klinis harus selalu dihubungkan dengan hasil pemeriksaan oto toraks. ebih dari
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
6/28
a.emberian analgetik
b. emasangan plakEplester
c. Hika perlu antibiotika
'ntibiotika yang digunakan disesuaikan dengan tes kepekaan dan kultur. 'pabila belum jelas
kuman penyebabnya, sedangkan keadaan penyakit ga!at, maka penderita dapat diberi Ibroad
spectrum antibioticJ, misalnya 'mpisillin dengan dosis 236 mg 4 K sehari.
d. 7isiotherapy
2. AperatiEin"asi
a. amasangan Later Seal #rainage LS#.
LS# merupakan tindakan in"asi"e yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan
darah,pus dari rongga pleura, rongga thoraKM dan mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.
In%kas
0. neumothoraks
b. Bemothoraks
c. Thorakotomy
d. Fusi pleura
e. Fmfema
Tujuan
a. $engeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
b. $engembalikan tekanan negati"e pada rongga pleura
c. $engembangkan kembali paru yang kolaps
d. $encegah re@uks drainage kembali ke dalam rongga dada
Tem$at Pemasangan +SD
a. (agian apeK paru apical
anterolateral interkosta ke 0-2
ungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
b. (agian basal
postero lateral interkosta ke >- dengan hematopneumothoraks kanan. #iputuskan pemasangan Later Seal
#rainage, menggunakan sistem 1 botol. Saat ini klien terpasang LS#, inus, Aksigen 2 )tE menit, posisi
tidur semi 7o!lers. bubling dan undulasi positi pada botol LS#, keluhan nyeri saat bernapas dan
diaporesis. ernapasan 24 KE mnt, nadi >> KE mnt, T# 026E
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
19/28
#ata subjekti :
0. &lien mengatakan bah!a saat kecelakaan ia tidak menggunakan sabuk keselamatan.
2. &lien mengatakan bah!a saat kecelakaan dadanya membentur stir mobil.
1. &lien mengatakan bah!a ia mengeluh sesak
4. &lien mengatakan bah!a ia mengeluh nyeri saat bernapas dan diaporesis.
3. &lien mengatakan merasa ia bersyukur bisa selamat dari kecelakaan.
#ata objekti :
0. Tampak laserasi dan lebam pada dada, lebam lebih hitam diarea kanan.
2. ergerakan dada kanan tertinggal dari kiri sehingga gerakan dada tidak simetris.
1. ada auskultasi dada kanan lebih redup dari dada kiri.
4. &lien diberi Aksigen 1 )tE mnt
3. &lien dipasang inus Na+l 6,< 9 / jamE kol
/. #ilakukan oto rontgent ' lateral dengan kesan tampak raktur iga ke /- > dengan
hematopneumothoraks kanan.
=. &lien terpasang Later Seal #rainage, menggunakan sistem 1 botol.
>. Saat ini klien terpasang LS#, inus, Aksigen 2 )tE menit
> KE mnt, T# 026E
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
20/28
0. 'nalisa data
Nama : Tn.#arma #iagnosa $edis :
;mur : 11 tahun No. +m :
No Data subjektif an ata objektif Masala! kepera$atan
1 D4 :
1. 3lien men"atakan ba!$a ia men"elu!
an""uan pertukaran
"as
Penurunan ekspa
oksi"en tiak a
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
21/28
sesak
D' :
1. Per"erakan aa kanan tertin""al ari kiri
se!in""a "erakan aa tiak simetris.2. Paa auskultasi aa kanan lebi! reup ari
aa kiri.
&. 3lien iberi 'ksi"en & It% mnt*. Dilakukan foto ront"ent AP lateral en"an
kesan tampak fraktur i"a ke )8 en"an
!ematopneumot!oraks kanan.-. 55= mm7".
Data tamba!an :
1. 7asil laboratorium: 7b turun
2. AD Analisa as Dara!9 :
Penin"katan P?=2 : -- mm7"4a'2 : 8= @
1. 7asil fotot!oraks : penimbunanauara an ara! paa (avum pleura
*. Dispnea
-. 3lien terli!at bernafas en"an mulut
+retraksi inin" : suprastemal. 4ianosis
/. Aritmia atau istritmia
2 D4 : )
D' :
1. 3lien terpasan" ater 4eal Draina"e,men""unakan sistem & botol.
2. ublin" an unulasi positif paa
botol 4D.
Data tamba!an :1. 4u!u : &8=?
2. 5ana)tana infeksi :
Rubor B9 Dolor B9
3alor B9
5umor B9
Cun"tio 0aesa )9
&. 0uka bersi!
Risiko Infeksi an""uan lapisapemasan"an sela
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
22/28
*. Pus! )9
-. 5iak aa jarin"an an" mati
. ranulasi B9
/. 7asil lab
0eukosit : 11.===
) Neutrofil : 8- @
& D4 :1. 3lien men"atakan ba!$a saat
ke(elakaan ia tiak men""unakan sabuk
keselamatan.
2. 3lien men"atakan ba!$a saatke(elakaan aana membentur stir mobil.
1. 3lien men"atakan ba!$a ia
men"elu! neri saat bernapas an iaporesisD' :
1. 5ampak laserasi an lebam paa
aa, lebam lebi! !itam iarea kanan.
2. Dilakukan foto ront"ent AP lateral
en"an kesan tampak fraktur i"a ke )8en"an !ematopneumot!oraks kanan.
Data tamba!an :
1. 4kala neri 8
2. 3arakteristik neri
&. Pupil ilatasi*. 3lien terli!at selalu ber!ati)!ati
-. Raut $aja! klien kesakitan
. 3lien terli!at merinti!
/. Ansietas takut men"alami (eeraulan"9
8. 3lien terli!at men"epalkan tan"an
>. Dalam 1 !ari klien !ana tiur selama
* jam
Neri Aana fraktur i
2. #iagnosa kepera!atan.
0. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, pemasukan
oksigen tidak adekuat.
2. Cesiko ineksi berhubungan dengan gangguan lapisan kulit sekunder akibat
pemasangan selang dada LS#
1. Nyeri berhubungan dengan adanya raktur iga
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
23/28
+. )nter"ensiE perencanan dan e"aluasi
Nama : Tn.#arma diagnosa medic :
;mur : 11 tahun No. +m :
NoD#
kepera$atan5ujuan%37 Intervensi
1 an""uan
pertukaran
"as
ber!ubun"anen"an
penurunan
ekspansiparu,
pemasukan
oksi"entiak
aekuat.
4etela! ilakukan tinakan
kepera$atan alam * jam
"an""uan pertukaran "as
akan berkuran".37 :
1. arna kulit
normal
2. Crekuensi
pernapasan 18)2=
kali permenit
&. ;kspansi parulebi! penu! an
simetrik
Maniri
1. Pantau :
status pernafasan setiap 2 jam selama fase ak
setiap 8 jam bila stabil
masukan an !aluaran setiap 8 jam !asil "as ara! arteri
laporan sinar # aa
2. Perta!ankan selalu posisi sem
fo$ler % fo$ler
&. 0aporkan bila terjaipemben"kakan paa tubu! klien
3olaborasi1. Rujuk ke a!li terapi
pernapasan bila kon"esti
pulmonal terjai.
2. eri terapi iuretik se
pesan ari okter&. Pemberian oksi"en se
petunjuk okter
2 Risiko
Infeksi
4etela! ilakukan tinakan
kepera$atan selama /#2*
Maniri
1. 3aji ter!aap preiktor instrumentasi
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
24/28
ber!ubun"n
en"an
"an""uanlapisan kulit
sekuner
akibatpemasan"anselan" aa
4D9
jamRisiko infeksi tiak
terjai
37 :1. 5ana)tana infeksi tiak
terjai
2. 4u!u &/ ?&.5iak aana pus
selan" aa.
2. 0akukan pera$atan luka sesuai
kebutu!an
&. 5eknik antiseptik.
*. 5inakan isolasi.
-. Pen"uran"an mikro or"anisme an"
apat itularkan melalui uara.
. Pantau:
o 4u!u tubu! setiap * jam
o Penampilan luka
/. Men(u(i tan"an sebelum an sesua!melakukan tinakan pera$atan an
men"enakan sarun" tan"an ketika kontak
en"an (airan atau ara! ari pasien.
3olaborasi
1. erikan antibiotik sesuai (atatan ari
okter.
2. erikan imun "lobulin tetanus manus
sesuai pesanan jika ri$aat imunisasi tiak
len"kap
& Neri
ber!ubun"anen"an
aana
fraktur i"a.
4etela! ilakukan tinakan
kepera$atan alam *jam, neri berkuran".
37 :
1. ;kspresi$aja! rileks
2. ;kspansi aa
penu!
&. 5iak aasuara merinti!
4. erkuran"na
Maniri
1. 'bservasi tana)tana vital.
2. eri posisi an" naman an
menenan"kan paa pasien.
&. 7inarkan memirin"kan baapaa sisi an" men"alami trauma
ke(uali jika aa flail (!est 9
*. Perta!ankan paa posisi semi
fo$ler atau fo$ler.
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
25/28
permintaan anal"etik
-. Perta!ankan pembatasan aktifsesuai anjuran.erikan tinakan untu
men(e"a! komplikasi ari imobilisas
3olaborasi1. Pemberian anal"esik
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
26/28
BAB I4
PE(BAHASAN
0. engkajian
ada kasus ditemukan data yang tidak terdapat pada teori antara lain pergerakan dada tidak
simetris, auskultasi dada kanan lebih redup, posisi klien semi o!ler, napas 24 KEmenit. ergerakan
dada tidak simetris dikarenakan terdapat raktur iga yang menyebabkan laserasi di dada kanan
sehingga memungkinkan cairan darah masuk ke dalam rongga pleura yang menyebabkan paru-paru
kanan lebih kolaps dari paru-paru kiri. Terdapatnya cairan juga menyebabkan auskultasi dada kanan
lebih redup dari dada kiri. 7raktur iga mengakibatkan irama napas lebih cepat karena pada saat
bernapas terjadi gesekan antara tulang yang raktur dengan paru-paru sehingga menimbulkan nyeri
saat inspirasi. Nyeri menyebabkan klien takut bernapas lebih dalam, pernapasan yang dangkal
menyebabkan rekuensi napas klien meningkat guna memenuhi kekurangan oksigen dalam tubuh.
ada teori dilakukan pemeriksaan penunjang anatara lain +T-scan, oto toraks, elektrokardiograf,
angiograf, sedangkan dikasus hanya melakukan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan oto
toraks karena pada kasus ini dengan menggunakan oto toraks lebih dari > KE mnt, T# 026E
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
27/28
menjadi adekuat. osisi semi o!ler dapat dilakukan untuk mengurangi tekanan abdomen sehingga
pengembangan paru lebih eekti.
ada diagnosa kedua, risiko ineksi berhubungan dengan gangguan lapisan kulit sekunder
akibat pemasangan selang dada LS#. #itandai dengan klien terpasang Later Seal #rainage,
menggunakan sistem 1 botol, bubling dan undulasi positi pada botol LS#. )nter"ensi yang dapat
dilakukan adalah kaji terhadap prediktor instrumentasi selang dada, lakukan pera!atan luka sesuai
kebutuhan dengan teknik antiseptic dan tindakan isolasi. (ertujuan untuk meminimalisirkan masuknya
organisme kedalam tubuh kilen dan membantu klien dalam meningkatkan imunnya, karena jika
semakin sering terpajan ineksi maka akan semakin lemah tubuh klien dan memperlama proses
penyembuhan pada klien.
ada diagnosa ketiga, nyeri berhubungan dengan adanya raktur. #itandai dengan klien
mengatakan bah!a saat kecelakaan ia tidak menggunakan sabuk keselamatan, klien mengatakan
bah!a saat kecelakaan dadanya membentur stir mobil, klien mengatakan bah!a ia mengeluh nyeri
saat bernapasdan diaporesis, tampak laserasi dan lebam pada dada, lebam lebih hitam diarea kanan,
dilakukan oto rontgent ' lateral dengan kesan tampak raktur iga ke /-> dengan
hematopneumothoraks kanan. )nter"ensi yang dapat dilakukan adalah obser"asi tanda-tanda "ital
berguna untuk mengidentifkasi adanya nyeri. $emberikan posisi yang nyaman dan menyenangkan
bagi klien berguna untuk menurunkan ketegangan otot. $enghindarkan memiringkan badan klien
pada posisi yang mengalami trauma dilakukan karena berbaring pada sisi yang sakit membuat
tegangan pada sisi yang cidera. ertahankan pada posisi semi o!ler atau o!ler hal ini dilakukan
karena posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebuh mudah dimana tekanan abdomen pada
diaragma diturunka oleh tarikan graftasi. $empertahankan pembatas aktiftas sesuai anjuran
dilakukan karena pembatasan aktiftas fsik menghambat energi dan mengurangi rasa tidak nyaman
akibat ketegangan otot.
BAB 4SI(PULAN DAN SA"AN
3.1 Sm$ulan
#engan demikian, dilihat dari penjelasan di atas, proses penyakit dan lain-lain, dapat kita
simpulkan bah!a trauma dada bukanlah penyakit ringan karena dapat menimbulkan gangguan
pernaasan sehingga mengganggu system metabolisme tubuh.
Trauma dada dapat terjadi disebabkan oleh kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda berat,
kekerasan tikaman atau luka tembak, ukulan daerah torak, Tindakan medis operasi, penggunaan
therapy "entilasi mekanik yang berlebihan, penggunaan balutan tekan pada luka dada tanpa
pelonggaran balutan, Tusukan paru dengan prosedur in"asi, Tusukan paru dengan prosedur in"asi,
dan 7raktur tulang iga.
&lien dengan taruma dada memiliki maniastasi klinis utama yaitu gangguan pola bernaas dannyeri yang timbul akibat terjadinya patahan pada tulang dithorak. $aniestasi klinis beselanjutnya
pembengkakkan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi, asien menahan dadanya dan bernaas
pendek, #yspnea, takipne, Takikardi, Tekanan darah menurun, gelisah, dan kemungkinan cyanosis.
emeriksaan diagnostik yang padat dilakukan pada klien trauma dada yaitu anamnesa,
pemeriksaan oto toraks, +T Scan, Fkhokardiograf, elektrokardiograf, dan angiograf. emeriksaan
diagnostik ini dilakuka untuk mengetahui keparahan cedera yang dialami klien trauma dada.
enatalaksanaan yang dapat dilakukan pada kasus di atas antara lain melalui tekhnik bedah
maupun non bedah, tergantung pada kesiapan klien dari segi materi dan psikis. 'da beberapa
-
8/10/2019 79174087-Trauma-Dada.doc
28/28
penatalaksaan yang biasa dilakukan pada klien trauma dada antara lain melalui pemberian analgetik,
pemasangan plakEplester, antibiotika jika diperlukan, fsioterapi, pemasangan LS# Later Seal
#rainage.
&omplikasi yang dapat terjadi pada klien trauma dada yaitu surgical emfsema subcutis, cedera
"askuler, pneumotoraks, pleura ePusion, plail chest, hemopnumotoraks, hipoksemia, hipo"olemia, dan
gagal jantung.
3.2 Saran
$ahasis!a harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, epidemologi, anatomi
dan fsiologi pada thorak, penatalaksanaan trauma dada, tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik
untuk trauma dada, agar dalam menjalankan proses kepera!atan dapat membuat inter"ensi dan
menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai e"aluasi dan tingkat kesembuhan yang
maksimal pada klien trauma dada. Selain itu, mahasis!a juga dapat memperbanyak ilmu dengan
mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.
DA5TA" PUSTAKA
(runner O Suddart. 2660. Keperawatan medikal bedah. Hakarta: FG+
#oenges 2660. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Hakarta: FG+
#juhari,Lidjajakusumah. 2661. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Hakarta: FG+.
Fli5abeth,H cor!in. 2660.Buku Saku Patologi. Hakarta: FG+H.+.F.;nder!ood.2666. Patologi Umum dan Siatematik. Hakarta: FG+
Han Tambayong. 2666. Patosiologi untuk Keperawatan. Hakarta: FG+
auralee,Sher!ood. 2660. Fisiologi !anusia dari Sel ke Sistem. Hakarta: FG+
arakrama,+handrasoma. 266/. Ringkasan Patosiologi Anatomi Edisi ". Hakarta: FG+.
Stanley ,Cobbins.0