7. analisis data raster.pdf

8
38 VII. ANALISIS DATA RASTER Alat dan Bahan Alat : Personal Computer Bahan : Shapefile Administrasi Kabupaten Merangin dan data DEM SRTM Wilayah Provinsi Jambi A. KONTUR Kontur merupakan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama. Sedangkan garis kontur (isoline) merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai ketinggian yang sama. Metode ini merupakan bentuk yang paling sering digunakan dalam merepresentasikan perbedaan tinggi permukaan tanah. Fungsi analisis ini adalah untuk mentrasformasikan/menginterpolasikan data ketinggian yang dibuat dalam format grid/cell kedalam bentuk unsur-unsur spasial bertipe garis (vektor) yang masing-masing merepresentasikan ketinggian yang sama (dengan interval tertentu). Prosedur yang dilakukan: 1. Add data DEM SRTM Wilayah Prov. Jambi dan shapefile Administrasi_Merangin. Ingat, data shapefile Administrasi_Merangin masih memiliki Sistem Proyeksi Geografis 2. Data tersebut akan ditampilkan dalam Map View 3. Potong data raster DEM SRTM dengan shapefile Administrasi_Merangin dengan cara: Pada ArcToolbox klik Spatial Analyst Tools Extraction Extract by Mask. Selanjutnya akan muncul jendela “Extract by Mask”

Upload: raji-priyadi

Post on 24-Sep-2015

15 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 38

    VII. ANALISIS DATA RASTER

    Alat dan Bahan Alat : Personal Computer Bahan : Shapefile Administrasi Kabupaten Merangin dan data DEM SRTM Wilayah

    Provinsi Jambi A. KONTUR

    Kontur merupakan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama. Sedangkan garis

    kontur (isoline) merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai ketinggian yang sama. Metode ini merupakan bentuk yang paling sering digunakan dalam merepresentasikan perbedaan tinggi permukaan tanah.

    Fungsi analisis ini adalah untuk mentrasformasikan/menginterpolasikan data ketinggian yang dibuat dalam format grid/cell kedalam bentuk unsur-unsur spasial bertipe garis (vektor) yang masing-masing merepresentasikan ketinggian yang sama (dengan interval tertentu). Prosedur yang dilakukan: 1. Add data DEM SRTM Wilayah Prov. Jambi dan shapefile Administrasi_Merangin. Ingat,

    data shapefile Administrasi_Merangin masih memiliki Sistem Proyeksi Geografis 2. Data tersebut akan ditampilkan dalam Map View

    3. Potong data raster DEM SRTM dengan shapefile Administrasi_Merangin dengan cara:

    Pada ArcToolbox klik Spatial Analyst Tools Extraction Extract by Mask. Selanjutnya akan muncul jendela Extract by Mask

  • 39

    Pada jendela Extract by Mask isi: Input raster = srtm_57_13.tif Input raster or feature mask data = Polygon_Merangin (shapefile pemotong) Output raster = SRTM_Merangin (nama file baru dan folder

    penyimpanan) 4. Klik OK dan DEM SRTM yang telah dipotong tampilkan dalam Map View. Remove file

    srtm_57_13.tif dan Polygon_Merangin dari Table Of Contents. 5. File SRTM_Merangin masih memiliki Sistem Proyeksi Geogrrafis. Dalam analisis

    inidiperlukan Sistem Proyeksi Mercartor. Untuk itu perlu dilakukan trasformasi koordinat data raster dengan cara:

    Pada ArcToolbox klik Data Management Tools Projections and Transformations Raster Project Raster.

    Selanjutnya akan muncul jendela Project Raster isi kolom/field sesuai data yang diperlukan. Pada kolom Output Coordinate Syatem isi dengan Spatial Reference Properties yang sesuai dengan Zona Kabupaten Merangin (UTM_Zone_48S)

    6. Selnjutnya klik OK. 7. Tutup semua project (close all) tanpa menyimpan dan buat New Map File dengan

    memanggil SRTM_Merangin_UTM.tif

  • 40

    8. Pada ArcToolbox klik Spatial Analyst Tools Suface Contour. Selanjutnya akan muncul jendela Contour

    Pada jendela Contour isi: Input raster = srtm_merangin_utm.tif Output polyline features = Kontur_Merangin (nama file baru hasil analisis kontur) Contour interval = 250

    Dalam menentukan Interval Kontur (Contour Interval/CI), harus memperhatikan skala peta yang akan dibuat, agar garis kontur yang dihasilkan seimbang/serasi dengan penampilan peta. Dengan kata lain interval garis kontur tidak terlalu rapat atau terlalu jarang, sehingga pembaca dapat dengan mudah menafsirkan/menginterpretasi kontur yang dibuat. Rumus umum untuk menentukan Contour Interval (CI) adalah: Contour Interval (CI) = 1/2000 x skala peta Misalkan Peta Kontur Kabupaten Merangin yang akan dibuat memiliki Skala 1 : 500.000, maka Contour Interval (CI) = 1/2000 x 500.000 = 250

    9. Jika jendela Contour telah terisi, selanjutnya klik OK. 10. Hasil analisis kontur ditampilkan pada Data View 11. Ulangi analisis kontur untuk beberapa interval kontur (50, 100, 150, dst) Tugas : Berikan komentar anda tentang hasil analisis kontur yang anda lakukan.

    B. SLOPE / KEMIRINGIAN

    Fungsi ini pada umumnya menerima masukan data ketinggian dalam format

    raster/grid untuk menghasilkan layer raster baru sebagai wujud dari nilai-nilai kemiringan yang siap diklasifikasikan kembali. Hasil dari analisis slope lebih dikenal dengan lereng. Prosedur yang dilakukan: 1. Add data srtm_merangin.tif

    2. Pada ArcToolbox klik Spatial Analyst Tools Suface Slope. Selanjutnya akan muncul jendela Slope

  • 41

    Pada jendela Slope isi: Input raster = srtm_merangin_utm.tif Output raster = Slope_merangin.tif (nama file baru hasil analisis slope dan

    folder penyimpanan) Output Measurement = PERCENT RISE (ada 2 pilihan degree atau percent rise) Selanjutnya Klik OK.

    3. Hasil analisis slope ditampilkan pada Data View

    4. Peta lereng yang dihasilkan masih memiliki kelas interval lereng yang standar

    (default) software. Agar mudah diinterpretasikan, sebaiknya dilakukan klasifikasi ulang interval/kelas lereng dengan cara:

    Pada ArcToolbox klik Spatial Analyst Tools Reclass Reclassify. Selanjutnya akan muncul jendela Reclassify.

  • 42

    5. Klik Classify dan akan muncul jendela Classification

    6. Pada Classes, pilih 7 (sesuai dengan jumlah kelas yang akan dibuat), misalnya 7

    kelas dengan interval: 0 3%, 3 8%, 8 15%, 15 30%, 30 45%, 45 65% dan > 65%

    7. Pada Method, dropdown pilihan dan pilih manual. 8. Pada Break Values, isikan interval kelas yang baru dengan cara double klik dan ganti

    angkanya. 9. Klik OK dan akan muncul Reclassification yang baru dengan New Values yang

    berbeda dengan sebelum diklasifikasi.

    10. Selanjutnya simpan file baru tersebut pada output raster sesuai dengan folder

    penyimpanan dan klik OK. 11. Peta lereng hasil reklasifikasi ditampilkan pada Data View

    Nilai ini harus dicatat

  • 43

    INGAT!!! Hasil klasifikasi hanya menampilkan New values, sehingga anda harus mencatat/mengingat Old values sesuai yang anda ubah pada reclassify.

    12. Untuk mengganti warna dapat dilakukan dengan meng-klik kanan

    Reklasifikasi_slope_merangin.tif Properties Symbology Unique Values. Pilih warna yang sesuai selera anda. Untuk mengganti nilai pada masing-masing Value dapat dilakukan dengan double klik pada value, edit sesuai dengan interval kelas lereng yang anda buat. Jika telah selesai klik OK.

    13. Agar mudah dianalisis dan ditampilkan dalam Layout, data raster lereng tersebut

    dapat dikonversi kedalam bentuk format data vektor dengan cara: Pada ArcToolbox klik Conversion Tools From Raster Raster to Polygon. Simpan dengan nama shapefile baru.

    14. Setelah dalam bentuk vektor, data lereng dapat lebih mudah dianalisis lebih lanjut.

    Misalnya untuk mencari luas tiap kelas lereng, overlay dengan shapefile lain, memotong untuk ukuran 1 kecamatan dan sebagainya.

    Tugas: 1. Hitung luas masing-masing kelas lereng yang anda buat! 2. Berikan komentar anda tentang hasil analisis slope yang anda lakukan, kaitkan

    dengan hasil analisis kontur!

  • 44

    C. ASPECT

    Fungsi analisis ini adalah mencari arah kemiringan lereng atau secara umum, aspect mengindikasikan arah kemiringan lereng. Nilai yang dihasilkan (nilai output) adalah arah aspect, misalnya 00 tepat kea rah utara, 900 tepat kearah timur, 1800 tepat ke arah selatan 2700 tepat kearah barat dan seterusnya.

    Prosedur yang dilakukan untuk analisis ini:

    1. Pada ArcToolbox klik Spatial Analyst Tools Suface Aspect. Selanjutnya akan muncul jendela Aspect

    Pada jendela Aspect isi: Input raster = srtm_merangin_utm.tif Output raster = Aspect_merangin.tif (nama file baru hasil analisis slope dan

    folder penyimpanan) Selanjutnya Klik OK.

    2. Hasil analisis slope ditampilkan pada Data View

  • 45

    D. HILLSHADE

    Fungsi ini berguna untuk memprediksi iluminasi/pencahayaan sebuah permukaan/surface untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi. Hillshade mampu menonjolkan relief dari surface, sehingga dapat mempermudah menginterpretasi kondisi permuaan suatu wilayah.

    1. Pada ArcToolbox klik Spatial Analyst Tools Suface Hillshade. Selanjutnya akan muncul jendela Hilshade

    Pada jendela Aspect isi: Input raster = srtm_merangin_utm.tif Output raster = Hillshade_Merangin.tif (nama file baru hasil analisis slope dan

    folder penyimpanan) Selanjutnya Klik OK.

    2. Hasil analisis slope ditampilkan pada Data View

    3. Untuk merubah warna tampilan, klik kanan pada file Hillshade_Merangin.tif Properties Symbology Stretched pilih warna yang diinginkan.

    4. Untuk merubah transparansi warna tampilan, klik kanan pada file Hillshade_Merangin.tif Properties Display Transparancy isi dengan nilai yang tidak sampai 100% (sesuai yang diinginkan). Warna tranparan ini dapat digunakan ketika kita akan menganalisis secara visual dan menggunakan hasil analisis lain, misalnya slope, kontur dan aspect. Caranya beri tanda centang pada file yang diperlukan pada Table Of Contents.

    Tugas : Dalam Bab Pembahasan Laporan Praktikum, berikan komentar anda tentang hasil analisis Aspect dan Hillshade. Kaitkan dengan ilmu geologi/pertambangan yang telah anda pelajari.