6 manajemen konflik
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
Management
Interpersonal
Program MA ChristianLeadership
STT INTI
2
Human Resources
Management and
Managing Conflict
Program MA Leadership
INTI
3
Dinamika Konflik
4
Konflik adalah terganggunya keseimbangan
dari suatu lingkungan karena tindakan dari
satu pihak mengancam tata nilai, tujuan atau
perilaku dari pihak yang lain
5
Konflik yang dialami oleh umat Tuhan
1. Konflik diawali dari kejatuhan manusia ke
dalam dosa dalam Kejadian 3
2. Tokoh-tokoh Alkitab mengalami konflik
Contoh: Abraham, Musa, Daud, Petrus,
Paulus, dan Barnabas
3. Yesus mengalami bahkan memulai konflik,
Mat 8:26; 21:12-16; 23
6
4. Iblis berusaha untuk mengambil keuntungan
atas orang percaya melalui konflik, 2Kor 2:10-
11
5. Kadang-kadang Allah menginjinkan konflik,
1Kor 11:8-19, Kis 6:1-7
7
Konflik tidak selalu berarti hal yang buruk
1. Di dalam hidup semua kita akan mengalami
konflik
2. Konflik itu sendiri bukanlah dosa
8
Penyebab timbulnya konflik
A. Ancaman atau pertengkaran atas teritori
B. Harapan tak terpenuhi
C. Kepemimpinan dan administrasi yang keliru
D. Benturan sikap dan kepribadian
9
A. ANCAMAN ATAU PERTENGKARAN
ATAS TERITORI
1. Bentuk dari teritori ini dapat berupa:
a. Fisik
b. Psikologis
c. Rohani
10
Hal ini dapat berdampak kepada:
1. Hubungan pribadi
2. Kesejahteraan materi
3. Kedudukan
4. Tata nilai dan kepercayaan
11
2. Bentuk dari konflik teritori
a. Dua pihak atau lebih ingin menempati
“ruang” yang sama pada saat yang sama
Dalam pelayanan kristiani, ruang tersebut
antara lain dapat berbentuk:
• Posisi kepemimpinan
• Tempat ibadah
• Fasilitas pelayanan
12
b. Dua pihak atau lebih mengusulkan sasaran
atau solusi yang berbeda yang tidak dapat
diterima atau dilaksanakan pada saat yang
sama
c. Salah satu pihak berusaha untuk memaksakan
keputusan dan sasarannya di atas pihak yang
lain yang memiliki pendapat dan sasaran yang
berbeda.
13
3. Reaksi terhadap ancaman teritori
a. Menarik diri
“Saya akan membawa teritori saya pergi bersama saya”
b. Menukar
“Saya akan menukar sebagian dari teritori saya dengan hal yang lain”
c. Membagi
“Saya akan menyerahkan sebagian dari teritori saya demi melindungi bagian yang lain”
14
d. Mengambil
“Saya akan mengambil teritori orang lain
apapun caranya”
e. Mendefinisikan ulang
“Mari menarik garis batas teritori yang baru
yang dapat diterima oleh semua pihak”
15
B. Harapan tak terpenuhi
1. Harapan yang tidak realistik atau
sebelumnya tidak dijelaskan
2. Salah satu pihak tidak bertindak sesuai
dengan harapan dari pihak yang lain
a. Pernikahan
Harapan yang berbeda tentang peran
suami dan istri
16
b. Keluarga
Anak-anak yang tidak memenuhi harapan
orangtua
c. Majikan – karyawan
Apa yang diharapkan majikan untuk
dikerjakan oleh karyawan bukan yang
dipikirkan oleh sang karyawan bahwa
itulah yang harus ia kerjakan
17
d. Gembala – majelis jemaat
Gembala tidak menjalankan pelayanan
seperti yang diharapkan oleh majelis
jemaat
18
3. Orang dan lingkungan berubah
Perubahan dapat menjadi lahan dari konflik
sebab hal tersebut dapat membuat orang
merasa bingung dan terganggu
kenyamanannya yang pada gilirannya
menimbulkan ketegangan. Ketegangan yang
bertumbuh akan mengarah kepada konflik
kecuali hal tersebut diselesaikan.
19
C. Kepemimpinan dan administrasi
1. Relasi dalam struktur organisasi yang tidak
jelas
2. Tanggungjawab pekerjaan yang tidak
didefinisikan dengan baik
3. Komunikasi yang terputus
4. Perencanaan yang buruk
5. Kepemimpinan yang terlalu otoriter atau
terlalu lemah
6. Kepemimpinan yang terlalu politis
20
D. Benturan sikap dan kepribadian
1. Praduga dan bias (sadar atau di bawah
ambang sadar)
2. Temperamen, kepribadian dan gaya yang
berbeda
a. Idealis v/s pragmatis
b. Impulsif v/s plegmatik
c. Sanguine v/s perfectionist
d. Teratur v/s tak teratur
21
Isu-isu yang terlibat dalam konflik
A. Isu substantif
B. Isu emosional
22
A. Isu substantif
1. Konflik atas tata nilai, kepercayaan dan
tradisi
Di dalam pelayanan rohani yang termasuk
dalam isu ini adalah:
a. Doktrin
b. Kekudusan
c. Penggunaan karunia Roh
d. Pola ibadah
e. Bentuk kepemimpinan jemaat
23
2. Konflik atas tujuan dan sasaran
3. Konflik atas program dan metode
Hal ini mencakup:
a. Strategi, metode
b. Pelaksana
c. Jadwal
d. Anggaran
24
4. Konflik atas fakta
5. Konflik atas kepemimpinan
25
B. Isu emosional
1. Kurangnya penerimaan dan penghargaan
2. Perlakuan yang tidak adil
26
Tipe-tipe konflik
A. Konflik intrapersonal
B. Konflik interpersonal
C. Konflik intragroup
D. Konflik intergroup
27
A. Konflik intrapersonal
Manifestasi dari konflik ini adalah:
1. Mempersalahkan diri sendiri
2. Mempersalahkan orang lain
3. Mempersalahkan Tuhan
28
Potensi di dalam konflik
A. Hasil positif dari konflik
1. Hal ini membuktikan adanya kehidupan
2. Hal ini dapat membaharui motivasi
3. Hal ini dapat meredakan rasa frustrasi
4. Hal ini dapat membawa pertumbuhan dan
pendewasaan pribadi
29
B. Bahaya dalam menghindari
konflik
1. Perubahan yang diperlukan tidak dikerjakan
2. Rasa tidak senang hati menumpuk
3. Terjadi pengalihan emosi
4. Rasa tidak puas dan gosip bertumbuh
30
C. Paradoks dalam konflik
1. Semakin orang akrab satu sama lain
semakin besar kemungkinan mereka
mengalami konflik
2. Kegagalan untuk secara jujur memahami
motivasi seseorang di dalam konflik akan
menimbulkan konflik yang lebih besar
3. Semakin banyak jumlah konflik yang sudah
diselesaikan, organisasi akan semakin stabil
31
Gaya Manajemen
Konflik
L O G O
Lima gaya dalam manajemen konflik
A. Menghindar
B. Mengakomodasi
C. Kompetisi
D. Bekerjasama
E. Kompromi
33
Gaya manejemen Konflik
G
o
a
l
Relationship
Tinggi
Rendah Tinggi
W
F
S
CM
CF
L O G O
Lima gaya dalam manajemen konflik
A. Menghindar ( W ) = WITHDRAWING =
TURTLE
B. Mengakomodasi ( S ) = SMOOTHING =
TEDDY BEAR
C. Kompetisi ( F ) FORCING = SHARK =
Pemaksaan
D. Bekerjasama ( CF ) CONFRONTING =
OWL = Kolaborasi
E. Kompromi ( CM ) COMPROMISING = FOX
35
A. Menghindar
1. Niatan: Tidak bersedia untuk terlibat di dalam
konflik, menghindar anggapan berpihak pada
salah satu pihak, ingin bersikap netral.
2. Tindakan: Tidak memaksa dan bersikap pasif
3. Hasil: Anda kalah , Saya kalah
36
4. Cocok untuk keadaan:
a. Masalah yang remeh dan tidak berdampak
kepada sasaran jangka panjang
b. Masalah yang sama sekali bukan
tanggungjawab Anda
c. Pihak yang terlibat sangat tidak dewasa
sehingga tidak memungkinkan manajemen
konflik yang efektif
d. Perbedaan yang tak mungkin dipertemukan
dan konfrontasi tidak akan menghasilkan
apapun juga
37
B. Mengakomodasi
1. Niatan: Mempertahankan, apapun biayanya,
relasi di dalam kelompok dan antar pihak yang
bersengketa.
2. Tindakan: Sang akomodator mencoba untuk
merangkul setiap orang yang terlibat di dalam
konflik.
3. Hasil: Anda menang, saya kalah
38
4. Cocok untuk keadaan:
a. Masalah yang remeh dan tidak berdampak
kepada sasaran jangka panjang
b. Seseorang tidak cukup yakin akan
pendapatnya dan menyadari bahwa ia
berada dalam posisi yang lemah
c. Relasi jangka panjang lebih penting dari
masalah konflik yang bersifat jangka pendek
d. Sementara mempertimbangkan beberapa
solusi yang baik
39
C. Kompetisi
1. Niatan: Menang
2. Tindakan: Memaksa baik secara halus
maupun kasar dan bila perlu menguasai
3. Hasil: Saya menang, Anda kalah
40
4. Cocok untuk keadaan:
a. Keputusan harus dibuat dan tindakan harus
cepat diambil
b. Keputusan yang tidak populer namun
diperlukan harus dibuat oleh pemimpin
c. Pemimpin percaya secara mutlak bahwa
keputusannya adalah yang terbaik dan
sangat penting bagi kelompok
41
D. Bekerjasama
1. Niatan: Mencapai solusi “win” untuk semua
pihak
2. Tindakan: Sang kolaborator akan
mengembangkan sikap saling menghargai,
komunikasi terbuka dan partisipasi penuh dari
semua pihak untuk mencapai solusi “win-win”
3. Hasil: Anda menang, saya menang
42
4. Cocok untuk keadaan:
Pada mayoritas konflik, khususnya yang
menyangkut sasaran dan relasi jangka panjang
43
E. Kompromi
1. Niatan: Memberi semua pihak sebagian
kemenangan dan sekaligus sebagian
kekalahan
2. Tindakan: Negosiasi, “Kami akan setuju untuk
X apabila Anda setuju untuk Y”.
3. Hasil: Kita semua menang sebagian dan kalah
sebagian
44
4. Cocok untuk keadaan:
a. Penyelesaian kerjasama tidak dapat tercapai
b. Pihak yang bersengketa sama-sama kuat
dan bersikeras kepada sasaran yang
berbeda
c. Sasaran dari setiap pihak absah serta
bernilai dan perbedaan tidak layak untuk
dipertengkarkan
d. Sengketa atas hal-hal yang dapat dibagi
maupun dipertukarkan
45
Prinsip-prinsip yang penting
A. Dua pertimbangan dasar
1. Pertimbangan relasi
2. Pertimbangan masalah dan sasaran
46
B. Gaya dapat berubah
Apabila orang ingin mengubah gaya
manajemen konfliknya, ia harus:
1. Mengubah sikap dalam cara memandang
konflik dan apa yang diharapkan tercapai
dalam proses manajemen konflik
2. Membuat komitmen untuk secara pribadi
berusaha mencapai hasil yang terbaik
dalam konflik
47
3. Memastikan bahwa tindakan dan
perilakunya menggambarkan perubahan
sikap dan komitmennya terhadap proses
manajemen konflik yang sehat
48
C. Setiap gaya mempunyai tempat sendiri
Oleh karena itu setiap orang perlu:
1. Belajar bersikap fleksibel dan memiliki
sasaran dalam pendekatan terhadap konflik
2. Belajar untuk menjadikan kerjasama
sebagai gaya yang paling diharapkan
49
Alkitab dan Konflik
50
Tipe konflik dalam Alkitab
A. Konflik intrapersonal• Maz 32, Daud mengalami konflik dalam
dirinya sendiri karena dosanya
• Rom 7: 14-25, Paulus mengalami konflik karena keberdosaan dalam dirinya
• Fil 1:22-23, Paulus mengalami konflik karena dua pilihan antara tetap tinggal di dunia atau pergi bersama dengan Kristus
51
B. Konflik interpersonal• 1Sam 19, Saul mendengki Daud karena rasa
cemburu
• Amos 7:7-17, konflik antara Amos dengan imam Amazia
• Yak 4:1-3, konflik karena keinginan dan motivasi yang salah
52
C. Konflik intragroup• Kej 37, konflik antara Yusuf dengan
saudara-saudaranya
• Kel 32, konflik antara Musa dengan umat Israel karena lembu emas
• Kis 6:1-7, konflik di dalam jemaat Yerusalem karena perhatian kepada janda-janda Yahudi Helenis diabaikan
53
D. Konflik intergroup• Neh 4, konflik antara Nehemia dan
pengikutnya dengan mreka yang menjadi pengikut Sanbalat dan Tobia
• 1Kor 1:10-12, konflik antar kelompok dalam jemaat Korintus
• Fil 3:2-9, konflik antara Paulus dan pengikutnya dengan kaum Yudaiser
54
Perikop Alkitab tentang konflik
A. Kejadian 13:5-12, Abraham dan Lot
1. Konflik ini timbul karena perubahan
keadaan dan bertumbuhnya kebutuhan
yang baru
2. Konflik ini baru sampai kepada tahap
pertama yaitu pertengkaran di antara para
gembala
55
3. Abraham menggunakan pola akomodasi
dalam menangani konflik ini
4. Peranan budaya sangat besar dalam
penanganan konflik ini
56
B. Kisah Para Rasul 6:1-7, Gereja di
Yerusalem
1. Para rasul mulai menetapkan prioritas
dalam pelayanan mereka
2. Para rasul menetapkan petunjuk untuk
menyelesaikan masalah
3. Para anggota jemaat berpartisipasi dalam
penyelesaian masalah
57
4. Penyelesaian masalah dengan berorientasi
kepada tugas dan jemaat
5. Terdapat manfaat jangka pendek dan
panjang dari cara penyelesaian konflik yang
kreatif ini
58
C. Kisah Para Rasul 15:1-35, Konsili di
Yerusalem
1. Semua pihak dilibatkan dalam
menyelesaikan masalah
2. Setiap pihak yang bertentangan diberi
kesempatan untuk secara sepenuhnya
mengungkapkan argumentasi dan
keyakinan mereka
3. Nampak terdapat rasa saling percaya dan
penghargaan yang tinggi
59
4. Petrus sebagai pemimpin yang diterima
oleh semua pihak menjadi orang yang
pertama yang menyatakan pendapatnya
5. Yakobus sebagai moderator memberikan
kesimpulan
6. Penyelesaian konflik merupakan kombinasi
dari kerjasama dan kompromi
7. Hasil keputusan konsili dikomunikasikan
dengan cepat dan tepat ke semua pihak
60
D. Kis 15:36-41, Pertentangan antara
Paulus dengan Barnabas
1. Paulus dan Barnabas menunjukkan gaya
kompetisi dalam konflik ini
2. Di belakang layar, terdapat faktor budaya
dan perubahan dalam konflik ini
61
3. Kedua mereka sama-sama benar dan keliru
dalam pertentangan mereka
4. Walaupun konflik ini berakhir dengan
menyedihkan, namun hasil akhirnya
sungguh menggembirakan
62
E. Galatia 2:11-21, Pertentangan antara
Paulus dengan Petrus
1. Masalah dalam konflik ini sangat jelas dan
dampaknya sangat penting, sehingga gaya
yang diambil untuk menyelesaikan masalah
adalah kompetisi
2. Tidak semua konflik pada kategori seperti
konflik ini
63
3. Paulus sudah pada posisi dihormati oleh
para pemimpin jemaat yang lain
4. Paulus sudah mempersiapkan diri dengan
baik sehingga argumentasinya runtut dan
kuat
64
Kesimpulan
Konflik dapat ditimbulkan oleh:
• Perubahan keadaan yang memerlukan
keputusan yang baru
• Ketidakadilan dan favoritisme
• Perbedaan keyakinan tentang doktrin dan
tradisi
• Perbedaan pendapat tentang orang,
pelayanan ataupun sasaran
65
Akibat dari konflik yang dikelola secara positif:
• Keyakinan doktrinal yang semakin teguh
• Penegasan tata nilai dan prinsip-prinsip yang
penting
• Kesaksian yang kuat dari Gereja kepada
dunia
• Pengembangan kepemimpinan yang baru dan
kuat
• Arah yang lebih jelas bagi Gereja dan para
pemimpinnya
66
Pengembangan
ketrampilan dalam
Manejemen Konflik
67
Tahap-tahap dalam siklus konflik
A. Tahap pengembangan ketegangan
B. Tahap kebingungan peran
C. Tahap menghimpunkan ketidak-adilan
D. Tahap konfrontasi
E. Tahap penyesuaian
68
A. Tahap pengembangan ketegangan
1. Ciri-ciri:
a. Perasaan tegang berkembang
b. Orang tidak tahu dengan pasti apa yang
menjadi masalah dan merasa malu untuk
mengatakan sesuatu karena masalah yang
ada nampak terlalu remeh
c. Komunikasi di antara pihak yang bertikai
masih berlangsung
69
2. Peran manajer konflik:
a. Mempertemukan pihak yang bertikai untuk
mendiskusikan penyebab ketegangan dan
bagaimana konflik dapat diselesaikan
b. Membereskan kesalahpahaman dan
menegosiasikan kesepakatan
3. Syarat manajer konflik:
Ketrampilan komunikasi dasar
70
B. Tahap kebingungan peran
1. Ciri-ciri:
a. Pihak yang bertikai merasa bingung dengan apa yang terjadi, mereka bertanya:
• “Siapa dan apa yang menyebabkan konflik ini?”
• “Apakah aku merupakan bagian dari masalah?”
• “Apakah yang Aku dan orang lain harus lakukan untuk menyelesaikan konflik ini?”
• “Apa peran dan perilaku yang diharapkan dari diriku dalam situasi konflik ini?”
71
b. Masalah yang ada terasa mengancam dan
pihak yang bertikai mencoba menghindari
konflik
c. Komunikasi di antara pihak yang bertikai
terputus
72
2. Peran manajer konflik:
Mempertemukan pihak yang bertikai untuk
mendefinisikan:
a. Isu-isu yang terkait
b. Perubahan atau tindakan yang telah
menimbulkan konflik
c. Keputusan atau negosiasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan konflik
73
3. Syarat manajer konflik:
Kecakapan untuk menjelaskan peran dari
masing-masing pihak yang bertikai
74
C. Tahap menghimpunkan ketidak-adilan
1. Ciri-ciri:
a. Semua pihak merasa bahwa keadaan hanya akan semakin memburuk
b. Masing-masing pihak mulai bersiap untuk berperang
c. Mereka mengumpulkan mesiu yaitu semua laporan buruk dan ketidak-adilan, baik di masa lampau maupun saat ini, baik yang bersifat nyata maupun khayalan
75
d. Mereka saling mengkritik dan menyebut
pihak yang lain sebagai:
• Keras kepala
• Tidak peka
• Tidak berpikiran sehat
• Tidak adil
• Tidak rohani dan duniawi
e. Mereka mencurahkan tenaga untuk saling
menyerang, bukan untuk menangani
masalah
76
2. Peran manajer konflik:
Mempertemukan pihak yang bertikai untuk:
a. Merasa sejajar satu sama lain sehingga
dapat mengemukakan pandangannya secara
bebas
b. Saling mengakui rasa ketidaksukaan,
kecurigaan dan kata-kata serta tindakan
kasar yang mereka lakukan pada pihak yang
lain
c. Saling meminta maaf
77
3. Syarat manajer konflik:
a. Kemampuan untuk bersikap tegas dengan
keyakinan diri dan keberanian
b. Otoritas rohani dan kedewasaan
78
D. Tahap konfrontasi
1. Ciri-ciri:
a. Masing-masing pihak saling membenarkan posisi mereka dan menyalahkan pihak yang lain
b. Mereka “bertempur” untuk menyalurkan kemarahan, menghinaan dan argumentasi yang panas
79
2. Peran manajer konflik:
Menolong pihak yang bertikai untuk:
a. Melihat bagaimana konflik telah bersifat
merusak
b. Melihat bagaimana penting untuk
menjernihkan dan membereskan perbedaan
di antara mereka
80
c. Menetapkan garis haluan dari komunikasi
dan perilaku di antara mereka
d. Menghindari tindakan-tindakan yang
bertujuan melukai dan mengarahkan
tindakan mereka kepada penyelesaian
konflik
81
3. Syarat manajer konflik:
a. Kemampuan untuk memonitor dan
mengatur ketegangan
b. Kemampuan untuk menjaga agar
konfrontasi tetap dalam batas yang bisa
diterima
82
E. Tahap penyesuaian
1. Ciri-ciri:
a. Masing-masing pihak merasa lelah dengan pertikaian yang ada
b. Mereka mencari jalan untuk menyesuaikan diri dan mengakhiri konflik
83
Penyelesaian konflik dapat berbentuk:
• Memutuskan hubungan
• Menguasai pihak yang lain
• Berusaha untuk kembali kepada keadaan
semula
• Menegosiasikan suatu kesepakatan dan
komitmen bersama
84
2. Peran manajer konflik:
Menolong pihak yang bertikai untuk:
a. Membuka pikiran kepada alternatif dan arah
yang baru
b. Berkonsentrasi kepada solusi bukannya
masalah
85
3. Syarat manajer konflik:
a. Pola pikir yang kreatif
b. Kemampuan untuk memperoleh partisipasi
dari semua pihak
86
Tahap yang terbaik untuk
menyelesaikan konflik
A. Tetapkan struktur dan mekanisme yang
kondusif untuk manajemen konflik tahap awal
1. Pertemuan staf dan anggota secara berkala
87
2. Diskusi kelompok kecil tentang masalah
yang timbul
3. Komunikasi yang terbuka dan berkelanjutan
pada setiap tingkat dari organisasi
88
Hal ini mencakup:
a. Kesempatan bagi semua orang untuk
menunjukkan bidang di mana ketegangan
sedang bertumbuh
b. Kesempatan bagi semua orang untuk
menyatakan pandangan dan perasaannya
terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh
kelompok
89
c. Penjelasan secara berkala dari sasaran serta
rencana kelompok dan peran yang diharapkan
dari setiap anggota
d. Penyesuaian berkala dari peran dan
tanggungjawab setiap anggota kelompok
90
B. Mengantipasi datangnya konflik
1. Bersikap waspada terhadap kondisi yang
mengawali konflik:
a. Seseorang mengalami masalah atau
kehilangan serius di dalam kehidupan,
pelayanan dan relasi
b. Perubahan besar sedang terjadi
c. Masalah lama yang belum dibereskan
91
2. Amati tanda-tanda frustasi yang menandakan
bahwa suatu konflik sedang bersemi
a. Pertumbuhan keluhan dan kritik dari staf
b. Pertumbuhan oposisi terhadap
kepemimpinan
c. Protes terhadap keputusan, rencana atau
kebijakan organisasi
d. Ketidak-hadiran dalam pertemuan yang
merupakan tanggungjawabnya
e. Pembentukan kelompok oposisi
92
3. Jadwalkan waktu dengan pihak-pihak yang
terlibat untuk suatu “penjernihan suasana”
93
Strategi manajemen konflik yang efektif
A. Himpunkan informasi yang perlu tentang
konflik
B. Tetapkan suatu lingkungan yang positif untuk
manajemen konflik
C. Lanjutkan dengan proses kerjasama untuk
menyelesaikan masalah
94
A. Himpunkan informasi yang perlu tentang
konflik
1. Jenis informasi yang diperlukan
a. Asal muasal dari konflik
b. Substansi dari konflik
c. Emosi dari konflik
d. Tahapan dari konflik
e. Konteks dari konflik
95
2. Sumber informasi yang absah
a. Semua pihak yang terlibat dalam konflik
b. Pengamat dekat, khususnya yang tidak
berpihak dan bersikap obyektif
c. Anda sendiri sebagai mediator
96
3. Metode pengumpulan informasi
a. Diskusi tatap muka dengan semua pihak
yang terlibat secara bersama-sama,
khususnya bila komunikasi masih
berlangsung
b. Interview
c. Diskusi kelompok kecil
d. Kuesioner
97
4. Membagikan informasi
a. Laporan tertulis untuk masalah yang rumit
b. Lisan dengan menggunakan alat-alat bantu
untuk masalah yang sederhana
c. Tanggapan dari semua peserta sangat
diharapkan
98
d. Sasaran dari tahap ini adalah:
• Membuat semua pihak mengerti apa yang
sebenarnya sedang terjadi
• Memperoleh pemahaman bersama
tentang isu-isu dalam konflik
• Mendorong komitmen untuk melanjutkan
proses manajemen konflik
99
B. Tetapkan suatu lingkungan yang positif
untuk manajemen konflik
1. Pilih tempat dan waktu yang tepat untuk bertemu
a. Tempat yang netral
b. Ruangan yang nyaman dan cukup luas
c. Peserta duduk setengah lingkaran dan menghadap mediator
d. Tidak seorangpun yang duduk di posisi lebih “tinggi”
100
e. Jangan bertemu saat semua orang sudah
lelah
f. Sediakan makanan kecil untuk mencairkan
suasana
101
2. Awali pertemuan dengan mempelajari firman
Tuhan dan berdoa
3. Tularkan semangat optimis dan penuh
harapan
4. Dorong perasaan saling menerima dan
menghargai
102
5. Menyetujui aturan dan norma yang harus
ditaati
a. Boleh untuk tidak setuju asal dilakukan
dengan menghormati
b. Setiap orang berhak untuk menyatakan
pendapatnya
c. Setiap kesempatan hanya satu orang yang
berbicara
103
d. Pernyataan harus bersifat spesifik dan
relevan dengan konflik
e. Dilarang untuk kehilangan pengendalian
diri, menghina, atau menyerang karakter
seseorang
f. Dilarang mengungkit kekeliruan di masa lalu
yang tidak berkaitan dengan konflik saat ini
104
6. Mengakhiri setiap pertemuan dengan
kesimpulan yang disepakati bersama oleh
semua pihak
105
C. Lanjutkan dengan proses kerjasama
untuk menyelesaikan masalah
1. Fokus kepada isu asal konflik
2. Beri kesempatan untuk menyatakan perasaan
a. Sesudah perasaan diungkapkan, perhatian
harus beralih kepada substansi konflik
b. Perasaan yang diungkapkan harus dijamin
kerahasiaannya
c. Perasaan diri sendiri, bukan orang lain
106
3. Identifikasi area kesepakatan dan ketidak-
sepakatan
a. Setiap pihak menjelaskan secara terbuka
area ketidak-sepakatan mereka
b. Upayakan kesepakatan atas sasaran jangka
pendek yang memungkinkan untuk
dikembangkan menjadi kesepakatan atas
sasaran jangka panjang
107
c. Untuk area dimana ketidak-sepakatan
sangat kuat, setiap pihak harus menyusun
sendiri keputusan dan solusi mereka yang
berbeda tersebut
108
4. Pertimbangkan alternatif yang mungkin ada
a. Fokus kepada kebutuhan bersama, bukan
kepada kemenangan dalam pertempuran
b. Temukan opsi untuk keuntungan bersama
c. Pastikan untuk menggunakan kriteria yang
obyektif
d. Pisahkan antara ide dengan keputusan
109
5. Pilih solusi yang terbaik
a. Memenuhi standar Alkitab
b. Penatalayanan yang baik
c. Potensi jangka panjang kepada kelompok
yang lebih besar
d. Resiko dan keuntungan yang terantisipasi
110
e. Preseden yang ada yang sesuai dengan
situasi saat ini
f. Sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan keputusan
g. Waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan keputusan
111
6. Memotivasi komitmen terhadap keputusan
yang tercapai
a. Buat kesepakatan secara tertulis
b. Tekankan komitmen kepada Tuhan dan
tugas
c. Bantu pihak yang “kalah” agar tidak
kehilangan muka
d. Rayakan keberhasilan menyelesaikan
masalah
112
7. Monitor dan evaluasi kemajuan
113
Kualitas dan peran dari mediator
A. Yakin akan kemampuan dirinya
B. Mampu menularkan rasa percaya diri
kepada orang lain
1. Memberdayakan setiap orang untuk
menggunakan kemampuan mereka sebaik
mungkin
114
2. Membangkitkan keyakinan dalam kelompok
akan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah
3. Menolong pihak yang bertikai menemukan
sasaran dan solusi bersama
4. Menolong kelompok untuk menemukan
strategi atau proses untuk mencapai
sasaran dan kesepakatan bersama
115
C. Fleksibel dan gigih
D. Tidak menjadikan substansi konflik
sebagai masalah pribadinya
E. Tidak berpihak
F. Mampu mengendalikan diri dan
menunjukkan ketenangan