4. ipam editing
Post on 13-Oct-2015
31 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ipamTRANSCRIPT
5/22/2018 4. IPAM Editing
1/33
SISTEM PENGOLAHAN AIR MINUM
4.1 Pendahuluan
Air menjadi barang publik dan sekaligus elemen terpenting bagikelangsungan hidup manusia. Air bersih yang digunakan oleh manusia harus
memenuhi syarat dari segi kualitas mapun kuantitas. Kriteria dan standar kualitas
air didasarkan atas beberapa hal antara lain keberadaan logam dan logam berat,
anorganik, tingkat toksisitas, dan teremisinya pencemar ke lingkungan.
Sumber air, baik air permukaan maupun air tanah, akan terus mengalami
peningkatan kontaminasi pencemar disebabkan meningkatnya aktivitas pertanian
dan industri. Air hasil produksi yang diharapkan konsumen adalah air yang bebas
dari warna, kekeruhan, rasa, bau, nitrat, ion logam berbahaya dan berbagai macam
senyawa kimia organik seperti pestisida dan senyawa terhalogenasi. Permasalahan
kesehatan yang berkaitan dengan kontaminan tersebut diatas meliputi kangker,
gangguan pada bayi yang lahir, kerusakan jaringan saraf pusat, dan penyakitjantung (Rahadi, 2008).
Dalam kegiatan produksi air minum, evaluasi terhadap instalasi
pengolahan air minum perlu dilakukan secara berkala. Menurut Hudson (1981)
tujuan dari dilakukannya evaluasi terhadap operasional instalasi antara lain yaitu
meningkatkan kapasitas dari instalasi yang sudah dibangun, meningkatkan
kualitas dari air olahan dan mereduksi biaya operasional. Optimalisasi dan
perbaikan terhadap instalasi perlu dilakukan untuk mengahasilkan air minum yang
berkualitas dan memenuhi standard serta terus meningkatkan pelayanan terhadap.
Tujuan dari praktikum ini adalah mendefinisikan dan menjabarkan mekanime
proses dan aspek rancangan unit pengolahan air minum.
4.2 Metodologi
Penyusunan laporan ini menggunakan studi literatur dari internet dan
dengan mendefinisikan dan menjabarkan mekanime proses dan aspek rancangan
unit pengolahan air minum, serta melengkapi deskripsi setiap unit pengolahan
dengan rancangan gambar (denah, potongan, ataupun tampak) yang dapat
diperoleh dari jurnal atau textbook.
4.3 Hasil dan PembahasanBeberapa hal yang perlu dibahas untuk mengetahui proses dan aspek
rancangan unit pengolahan air minum adalah mengetahui kebutuhan airperkotaan, kualitas air baku, gambaran umum Instalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM), serta inventarisasi unit pengolahan.
4.3.1. Kebutuhan Air Perkotaan
4.3.1.1 Kebutuhan Air Domestik
4.3.1.2 Kebutuhan Air Non-Domestik (Fasilitas-Fasilitas Perkotaan)
4.3.1.3 Standar Kebutuhan Air Minum Perkotaan
5/22/2018 4. IPAM Editing
2/33
4.3.1.4 Fluktuasi Kebutuhan Air (Debit Rata-Rata, Jam Puncak, Dan Debit
Maksimal Harian)
4.3.2. Kualitas Air Baku
4.3.2.1 Persyaratan air baku air minum (kualitas dan kuantitas), standar
kualitas air minum yang digunakan
Menurut SNI 6774:2008 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air, air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan,
cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum. Sumber air baku ini dapat berasal dari
dari sungai, danau, sumur air dalam, mata air dan sebagainya. Tidak semua air
baku dapat diolah oleh instalasi pengolahan air Minum. Dalam SNI 6773:2008
tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air, didefinisikan kualitas air
baku yang dapat diolah oleh IPAM yakni sebagai berikut:
1. Kekeruhan, maximum 600 NTU (nephelometric turbidity unit) atau 400mg/l SiO2
2. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Codan warna sementara mengikuti kekeruhan air baku.
3. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai PP No. 82tahun 2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
4. Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besidan atau bahan organik melebihi syarat tersebut diatas tetapi kekeruhan
rendah (
5/22/2018 4. IPAM Editing
3/33
Koliform sampel
b. Kimia an-organik
1. Arsen mg/l 0.01
2. Fluorida mg/l 1.5
3. Total Kromium mg/l 0.05
4. Kadmium mg/l 0.003
5. Nitri mg/l 3
6. Nitrat mg/l 50
7. Sianida mg/l 0.07
8. Selenium mg/l 0.01
Parameter yang tidak Berhubungan langsung dengan kesehatan
a. Parameter Fisik
1. Bau Tidak berbau
2. Warna TCU 15
3. Total zat padat
terlarut mg/l 500
4. Kekeruhan NTU 5
5. Rasa Tidak berasa
6. Suhu C suhu udara +- 3
b. Parameter Kimiawi
1. Aluminium mg/l 0.2
2. Besi mg/l 0.3
3. Kesadahan mg/l 500
4. Khlorida mg/l 250
5. Mangan mg/l 0.4
6. pH 6.5-8.5
7. Seng mg/l 3
8. Sulfat mg/l 250
9. tembaga mg/l 2
10. Amonia mg/l 1.5
Persyaratan kuantitas air dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia sehingga dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang dilayani.
Pemenuhan kuantitas ini dapat berasal dari berbagai sumber air baku, salahsatunya adalah sungai. Dalam menetapkan suatu sungai sebagai sumber air baku,
tidak hanya kualitas yang perlu ditinjau, tetapi juga dari segi kuantitas yang dapat
disediakan oleh sungai tersebut. Kuantitas ini digambarkan dalam bentuk debit
aliran air sungai. Debit yang akan dipergunakan adalah debit murni atau data debit
yang sudah dikurangi dengan berbagai macam kebutuhan lainnya dari sungai
tersebut, misalnya kebutuhan irigasi. Data debit yang digunakan ini adalah data
debit selama 10 tahun yang dapat dicari menggunakan rumus perhitungan debit
andalan (metode basic year). Debit andalan ini dibuat sebagai acuan dapat
tidaknya sungai tersebut dipakai untuk mengairi atau menyediakan sumber air
bersih yang dibutuhkan.
5/22/2018 4. IPAM Editing
4/33
4.3.2.2 Debit Air Baku
Fluktuasi harian debit air baku
Prosedur pengukuran debit
Lokasi pengukuran debit
4.3.2.3 Parameter Kualitas Air
Berdasarkan SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji
Kualitas Air, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari setiap tahapan
pengambilan contoh uji kualitas air. Hal tersebut dijabarkan sebagai berikut:
a. Alat dan bahan yang diperlukan dalam pengambilan contoh uji kualitas air1) Bahan kimia untuk pengawet
Pengawetan contoh untuk parameter tertentu diperlukan apabilapemeriksaan tidak dapat langsung dilakukan setelah pengambilan contoh.
Jenis bahan pengawet yang digunakan dan lama penyimpanan berbeda-
beda tergantung pada jenis parameter yang akan diperiksa. Bahan kimia
yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia
untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan
diperiksa.
2) Wadah ContohWadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
i. terbuat dari bahan gelas atau plastik ;ii. dapat ditutup dengan kuat dan rapat ;
iii. mudah dicuci ;iv. tidak mudah pecah ;v. wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat
disterilkan ;
vi. tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh ;vii. tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh ;
viii. tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh.3) Volume contoh yang diambil untuk keperluan pemeriksaan di lapangan
dan laboratorium bergantung dari jenis pemeriksaan yang diperlukan
sebagai berikut :i. untuk pemeriksaan sifat fisik air diperlukan lebih kurang 2 L ;ii. untuk pemeriksaan sifat kimia air diperlukan lebih kurang 5 L ;
iii. untuk pemeriksaan bakteriologi diperlukan lebih kurang 100 mL ;iv. untuk pemeriksaan biologi air (khlorofil) diperlukan 0,5 - 20
L;(bergantung pada kadar khlorofil di dalam contoh).
b. Interval waktu pengambilan contoh diatur agar contoh diambil pada hari dan
jam yang berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan kualitas air setiap hari
maupun setiap jam. Caranya dilakukan dengan menggeser jam dan hari
pengambilan pada waktu pengambilan contoh berikutnya, misalnya
pengambilan pertama hari Senin jam 06.00 pengambilan berikutnya hari
Selasa jam 07.00 dan seterusnya.
5/22/2018 4. IPAM Editing
5/33
c. Lokasi pengambilan contoh di air permukaan dapat berasal dari daerah
pengaliran sungai dan danau/waduk, dengan penjelasan sebagai berikut:
1)pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai(DPS),berdasarkan pada:
i. sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadiatau masih sedikit pencemaran ;ii. sumber air tercernar, yaitu lokasi pada tempat yang telah
mengalami perubahan atau di hilir sumber pencemar ;
iii. sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempatpenyadapan pemanfaatan sumber air tersebut ;
2)pemantauan kualitas air pada danau/waduk berdasarkan pada:i. tempat masuknya sungai ke danau/waduk ;
ii. di tengah danau/waduk ;iii. lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan ;iv. tempat keluarnya air danau/waduk
d. Lokasi pengambilan contoh air tanah dapat berasal dari air tanah bebas (tidaktertekan) dan air tanah tertekan dengan penjelasan sebagai berikut:
1)air tanah bebas (tidak tertekan) :i. sebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan sampan
kota/industri ;
ii. sebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan pestisidadan pupuk kimia ;
iii. daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin ;iv. tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
2)air tanah tertekan :i. di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebut