378
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 25
FORMULASI EMULSI GANDA VIRGIN COCONUT OIL (VCO)DENGAN EMULGATOR SPAN 80 DAN TWEEN 60
Yandi Syukri*, Siti Zahliyatu, Maulia Ulfa
Laboratorium Teknologi Farmasi Jurusan Farmasi FMIPAUniversitas Islam Indonesia
*e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Virgin Cocunut Oil (VCO) is a pure coconut oil, it has many advantages in health. It hasbeen circulated in market with unpleasant taste. Therefor, an innovation to find an acceptableformula by consumer should be carried out. The aimed of this research is to find out theinfluence of mix emulsifier toward physical stability of emulsion. Multiple emulsions w/o/wwere made by mix Span 80 with variation concentration 20%, 15%, 10%, and Tween 80. In orderto know the physical stability of emulsion w/o/w should be carried out viscosity test, separation inroom temperature, separation at 40ºC, separation due to centrifugation, creaming volume,paticle size, homogenity for 4 weeks storage, and respondent survey with 20 person. The testresult for 3 formulation emulsion for 4 weeks storage showed that formulation are nothomogeneous, but arter the formulas were shaken, it become homogeneous. In variousconcentration of Span 80, the longer preperations were storage the higher volume sedimentationand viscosity. Moreover, the longer preparations were storage, creaming volume and particle sizedecrease. Emulsifier combination between Span 80 with variation concentration 20%, 15%, 10%,and tween 60 in multiple emulsion w/o/w influenced physical stability multiple emulsi w/o/w.Moreover, this formulation also would be pleasant by consumen.
Keywords: Multiple emulsion w/o/w, Span 80, Tween 60, Virgin Coconut Oil
PENDAHULUAN
Virgin Coconut Oil merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari daging kelapa
segar yang diolah dalam suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan, sehingga kandungan
yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan. Minyak tersebut memiliki kandungan
asam laurat sebagai lemak jenuh dengan kadar yang sangat tinggi (50,5%). Asam lemak ini
mudah diserap oleh tubuh karena ukuran molekulnya tidak terlalu besar seperti pada asam lemak
rantai panjang (Anonim, 2006). Kandungan minyak ini memberikan banyak manfaat bagi
kesehatan diantaranya radang tenggorokan, infeksi dan memperbaiki proses metabolisme tubuh
(Anonim, 2005).
Virgin Coconut Oil telah banyak diproduksi dan beredar di pasaran dalam bentuk sediaan
sirup, namun sediaan yang ada memberikan aroma yang tidak baik dan rasa yang tidak
menyenangkan. Sementara itu penggunaan Virgin Coconut Oil adalah secara per oral. As-
Sajdah (2006) telah melakukan studi tentang formulasi awal Virgin Coconut Oil dalam bentuk sirup
emulsi tunggal minyak dalam air dengan memodifikasi Hidrophilik-lipophilik Balance (HLB) dalam 3
formula yaitu HLB 10, 11 dan 12 dengan menggunakan emulgator Span 60 dan Tween 80, namun
emulsi yang dihasilkan masih belum stabil. Untuk itu dicoba dikembangkan menjadi sediaan sirup
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 26
emulsi ganda a/m/a Virgin Coconut Oil dengan harapan bisa dihasilkan emulsi yang lebih stabil,
memberikan bau, rasa yang lebih menyenangkan, serta memiliki absorpsi dan bioavailabilitas yang
baik sehingga lebih menguntungkan.
Bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dapat dibuat
lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi. Selain itu penggunaan emulsi
yang diberikan secara oral mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bentuk sediaan oral yang lain,
yaitu dalam hal absorbsi dan bioavailability (Ansel dkk., 1999).
Emulsi oral bisa bertipe tunggal maupun ganda. Tipe emulsi tunggal antara lain emulsi
minyak dalam air (m/a) dan emulsi air dalam minyak (a/m), emulsi ganda antara lain emulsi air
dalam minyak dalam air (a/m/a) dan emulsi minyak dalam air dalam minyak (m/a/m). Emulsi ganda
a/m/a lebih banyak digunakan dalam sediaan farmasi daripada m/a/m. Emulsi ganda biasanya
stabil bila menggunakan kombinasi surfaktan hidrofilik dan surfaktan hidrofobik. Perbandingan
jumlah surfaktan yang digunakan sangat penting untuk mencapai emulsi ganda yang stabil.
Stabilitas emulsi ganda dapat dilihat dari bermacam-macam uji stabilitas fisik serta uji
responden yang meliputi rasa, bau dan penampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
formulasi sediaan Virgin Coconut Oil dalam bentuk sediaan emulsi ganda yang stabil dan disenangi
oleh konsumen dengan menggunakan emulgator Span 80 dan Tween 60.
METODE PENELITIAN
Bahan utama adalah Virgin Coconut Oil (diperoleh dari PT. Patria Wiyata VICO,
Yogyakarta) dan sebagai bahan tambahan adalah Span 80, Tween 60, sakarin, aroma jeruk,
pewarna orange FDC dan aquadest yang semuanya berkualitas farmasi.
Alat yang digunakan adalah alat-alat gelas dan biuret (Pyrex), timbangan elektrik (Dragon
204), homogenizer, magnetic stirrer (Heidolph MR 3001 K), viscometer stormer, alat sentrifugator
(Himac CT 4 D Hitachi), stopwatch, polarized light microscope yang dilengkapi 3CCD kamera dan
komputer (Olympus DP12).
Tabel 1. Formula uji Virgin coconut Oil
Bahan Formula I Formula II Formula III
Virgin Coconut Oil (g) 46,00 46,00 46,00
Tween 60 (g) 0,10 0,10 0,10
Span 80 (g) 20,00 15,00 10,00
Sakarin (g) 0,06 0,06 0,06
Perasa jeruk (g) 0,10 0,10 0,10
Pewarna Orange FDC (g) 0,02 0,02 0,02
Aquades (ml) 33,72 38,72 43,72
Total 100,00 100,00 100,00
Keterangan:Formula I : Span 20%Formula II : Span 15%Formula III : Span 10%
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 27
Emulsi a/m primer dibuat dengan cara Virgin coconut oil ditambah dengan Span 80
(20%, 15%, 10%) kemudian diaduk sampai homogen. Ditambahkan sebagian air (1/3 bagian)
kedalamnya sedikit demi sedikit dan putar dengan magnetik mixer (1000 rpm) selama 15 menit.
Pengadukan dilakukan dalam kecepatan tinggi untuk menghasilkan tetesan yang sangat kecil.
Emulsi a/m primer diemulsikan kembali dengan metode titrasi dalam sisa air yang mengandung
Tween 60 0,1%, sakarin, pewarna orange dan perasa jeruk kemudian putar dengan stirrer (600
rpm) sampai terbentuk multiple globule (Anonim, 2003).
Data berbagai stabilitas fisik emulsi dapat diperoleh dari pengamatan terhadap:
a. Tetesan emulsi yang ditetapkan dengan mengambil photomicrographs dari sampel emulsi.
b. Homogenitas, pengamatan dilakukan secara visual.
c. Volume Pemisahan
Setelah emulsi dibuat, dimasukkan dalam tabung berskala kemudian disimpan dalam suhu
kamar dan dalam suhu 40°C. Diukur volume pemisahan fase pada suhu kamar dan pada suhu
40°C seminggu sekali selama 4 minggu penyimpanan, berikut dihitung volume pemisahannya.
d. Pemisahan karena sentrifugasi
Emulsi dimasukkan ke dalam tabung berskala kemudian diputar dengan alat sentrifugasi
dengan kecepatan 2500 rpm dalam waktu 15 menit. Setelah alat sentrifugasi dimatikan, emulsi
diamati dan dicatat pemisahannya. Hal ini dilakukan setiap satu minggu sekali selama 4
minggu.
e. ViskositasEmulsi yang telah dibuat diukur viskositasnya dengan menggunakan viscometer.
f. Uji responden
Dilakukan dengan mencobakan emulsi yang telah dibuat kepada 20 orang responden dan
kemudian responden diminta untuk mengisi kuisioner yang isinya meliputi rasa, aroma dan
penampilan emulsi yang dibuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Distribusi ukuran partikel emulsi ganda berkisar 10 sampai 50µm. Gambar ukuran partikel
emulsi ganda w/o/w Virgin Coconut Oil pada Formula 1 (konsentrasi Span 20%) selama 4 minggu
penyimpanan dapat diamati pada gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat
adalah emulsi ganda w/o/w karena dalam bola terdapat tetesan-tetesan air kemudian dilingkupi
oleh fase minyak dan fase terluar dibungkus lagi oleh fase air. Semakin lama penyimpanan,
tetesan dalam semakin tidak terlihat karena ukuran partikel kecil.
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 28
Gambar 1. Ukuran partikel emulsi ganda w/o/w Virgin Coconut Oil pada Formula 1 (Span 20%) (a)minggu ke-0. (b) minggu ke-1. (c) minggu ke-2. (d) minggu ke-3. (e) minggu ke-4
Dari gambar a sampai gambar e setelah 4 minggu penyimpanan menunjukkan bahwa
emulsi ganda semakin lama disimpan makin terlihat stabil. Hal ini bisa dilihat dari semakin rata
ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel sempit tidak terlalu besar. Sehingga ukuran yang rata
tidak mempunyai kecenderungan untuk mengumpal atau agregrasi. Ukuran partikel tetap berada
pada range kestabilan yaitu berkisar dari 10-50 µm. Pada formula 1 emulsi ganda w/o/w terlihat
stabil mulai minggu ke-3 dan minggu ke-4, di gambar terlihat bentuk hampir sama dan luas
permukaan kecil tetapi tidak merapat atau tidak tumpang tindih.
Dari gambar a sampai gambar e terjadi pengurangan ukuran partikel sehingga
mempunyai kecenderungan untuk menaikkan viskositas. Jika dilihat dari viskositasnya memang
benar semakin lama penyimpanan dan tinggi konsentrasi zat pengemulsi maka viskositas semakin
meningkat. Viskositas yang meningkat akan berpengaruh pada ukuran partikel. Viskositas yang
meningkat sehingga terbentuk tetesan yang kecil dan terlihat stabil karena koalesen terjadi
lebih rendah. Jika konsentrasi Spannya 10 % maka ukuran partikelnya terlihat besar karena terjadi
kehilangan tetesan air dalam menuju fase kontinu secara cepat, sehingga emulsi menjadi kurang
stabil. Emulsi ganda yang stabil akan menjaga jumlah ukuran partikel yang sama dari fase
terdispers persatuan volume berat volume dari fase kontinu.
(a) (b)
(c) (d)
(e)
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 29
Tabel 2. Hasil uji viskositas emulsi ganda Virgin Coconut Oil pada berbagaikonsentrasi Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)
Penyimpanan Poise
Span 20% (F1)(±SD)
Span 15% (F2)(±SD)
Span 10% (F3)(±SD)
Minggu ke 0 0,09 (±0,01) 0,08 (±0,02) 0,04 (±9,2x10 ³־ )
Minggu ke 1 0,09 (±0,02) 0,08 (±0,02) 0,05 (±2,7x10 ³־ )
Minggu ke 2 0,10 (±0,03) 0,09 (±0,01) 0,06 (±6,7x10 ³־ )
Minggu ke 3 0,14 (±0,02) 0,09 (±0,02) 0,07 (±0,02)
Minggu ke 4 0,23 (±0,04) 0,13 (±0,02) 0,13 (±0,2 1)
Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran viskositas dari minggu ke-0 hingga ke-4. Nilai
viskositas mengalami kenaikan seiring dengan waktu penyimpanan. Adanya variasi konsentrasi
Span 80 berpengaruh pada peningkatan viskositas selama 4 minggu penyimpanan. Disini terlihat
Span 80 mempunyai pengaruh terhadap viskositas emulsi ganda Virgin Coconut Oil. Formula 1
mempunyai viskositas paling tinggi, kemudian diikuti oleh formula 2 dan 3. Jika dilihat hubungan
antara variasi konsentrasi Span 80 dengan lama penyimpanan menunjukkan bahwa pada masing-
masing konsentrasi semakin lama penyimpanannya maka viskositas juga akan semakin meningkat.
Biasanya viskositas emulsi ganda meningkat dengan meningkatnya lama penyimpanan (Lachman
dkk., 1986)
Formula 1 mempunyai viskositas paling tinggi karena selain terjadi pembentukan gumpalan
yang tiba-tiba, juga dipengaruhi oleh kenaikan konsentrasi Span. Konsentrasi yang tinggi sehingga
viskositas juga meningkat. Hal ini sesuai dengan teorinya, untuk sistem apa saja makin tinggi
konsentrasi dari zat pengemulsi maka akan semakin tinggi pula viskositasnya.
Meningkatnya konsentrasi diikuti meningkatnya viskositas. Hal ini disebabkan karena
pada konsentrasi Span yang tinggi terjadi penebalan fase kontinu w/o antara tetesan fase air,
menahan gerakan-gerakan partikel dengan membentuk jaringan yang kaku antar fase yang tidak
bercampur, bertindak sebagai suatu penghalang mekanik baik terhadap adhesi maupun
penggabungan tetesan emulsi. Jika agregrasi tidak terjadi maka tetesan tidak punya
kecenderungan yang lebih besar untuk membentuk suatu bulatan-bulatan yang besar atau
terjadinya creaming. Ukuran partikel rata-rata, luas permukaan tetesan tetap maka viskositas akan
meningkat.
Dari uraian di atas maka penambahan konsentrasi Span yang bervariasi pada saat
proses pembuatan emulsi ganda w/o/w sangat berpengaruh pada hasil viskositasnya. Semakin tinggi
konsentrasi maka semakin tinggi viskositas. Kenaikan viskositas yang bermakna maka emulsi
semakin stabil. Tetapi tetap perlu kita perhatikan dalam sedian emulsi ganda w/o/w viskositas
jangan terlalu kental karena dapat menyebabkan sediaan emulsi ganda sulit dituang.
Uji pemisahan pada suhu kamar merupakan salah satu uji stabilitas sediaan emulsi
ganda dalam kondisi tanpa stres. Keuntungan uji ini adalah hasil yang didapat merupakan
gambaran stabilitas emulsi ganda sebenarnya, tetapi uji ini mempunyai kelemahannya yaitu waktu
lama untuk pengamatannya. Karena pemisahan pada suhu kamar sangat dipengaruhi oleh waktu.
Pengukuran volum sedimentasi (F) dengan membandingkan tinggi pemisahan dengan tinggi total
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 30
dalam tabung berskala. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar 27°C selama 4 minggu
penyimpanan untuk mengetahui terjadinya perubahan secara fisik emulsi ganda.
Tabel 3. Hasil uji sedimentasi (mm) emulsi ganda Virgin Coconut Oil padaberbagai konsentrasi Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)
Penyimpanan Volume Sedimentasi
Span 20% (F1)(±SD)
Span 15% (F2)(±SD)
Span 10% (F3)(±SD)
Minggu ke 0 1,48 (±0.13) 2,14 (±0,055) 2,64 (±0,055)
Minggu ke 1 2,18 (±0,75) 3,00 (±0,071) 4,19 (±0,022)
Minggu ke 2 3,20 (±0,10) 3,24 (±0,054) 4,20 (±0,000)
Minggu ke 3 3,21 (±0,11) 3,46 (±0,055) 4,21 (±0,034)
Minggu ke 4 3,25 (±0,14) 3,54 (±0,055) 4,22 (±0,045)
Tabel 3 menunjukkan pada berbagai konsentrasi diminggu ke-0 sudah terjadi pemisahan
fase. Volum sedimentasi terus mengalami peningkatan sejalan dengan lamanya penyimpanan
atau bertambah umur sediaan. Jika dilihat dari variasi konsentrasinya laju sedimentasi paling kecil
pada formula 1 dan laju sedimentasi paling besar pada formula 3. Jadi semakin kecil konsentrasi
laju sedimentasi semakin besar.
Sedangkan hubungannya dengan lamanya penyimpanan semak in
meningkatnya waktu penyimpanan maka volume sedimentasi juga semakin meningkat. Meskipun
viskositas meningkat sejalan dengan peningkatan umur sediaan, tetapi peningkatan viskositas
tidak mampu menahan terjadinya pemisahan butir-butir tetesan, peningkatan viskositas yang
secara tiba-tiba akan membentuk suatu gumpalan sehingga terjadi pemisahan fase yang semakin
lama semakin meningkat. Pemisahan fase yang dihasilkan meningkat maka volume sedimen juga
akan meningkat.
Pemisahan dengan menggunakan suhu 40ºC merupakan uji stabilitas emulsi dengan
kondisi stress. Panas yang berlebih menjadikan emulsi ganda menjadi kasar dan kadang-kadang
pecah. Kenaikan temperatur akan mengurangi tegangan antar muka dan viskositas kebanyakan
sediaan menjadi lebih encer pada temperatur yang dinaikkan.
Temperatur menentukan shelf-life dari semua tipe sediaan selama penyimpanan berhari-
hari pada temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur normal. Karena perubahan temperatur
yang sedikit saja menyebabkan perubahan reaksi baru. Kenaikan temperatur akan mengurangi
tegangan antar muka dan viskositas kebanyakan sediaan menjadi lebih encer pada temperatur
yang dinaikkan.
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 31
Tabel 4. Hasil uji sedimentasi (mm) pada suhu 40°C emulsi ganda Virgin Coconut Oil padaberbagai konsentrasi Span 80 selama 4 minggu penyimpanan(n=5)
Penyimpanan Volume Sedimentasi (mm)
Span 20% (F1)(±SD)
Span 15% (F2)(±SD)
Span 10% (F3)(±SD)
Minggu ke 0 8,2 (±0,8) 22,0 (±0,0) 29,3 (±0,4)
Minggu ke1 12,4(±0,5) 25,5(±0,5) 32,0(±0,3)
Minggu ke 2 16,5 (±0,4) 28,0 (±0,3) 34,3 (±0,4)
Minggu ke 3 17,5 (±0,4) 29,1 (±0,4) 35,9 (±0,2)
Minggu ke 4 19,7 (±0,4) 29,3 (±0,4) 37,5 (±0,7)
Minggu ke 5 20,9 (±0,2) 29,4 (±0,4) 38,2 (±0,4)
Minggu ke 6 22,2 (±0,2) 30,3 (±0,4) 39,0 (±0,3)
Minggu ke 7 23,8 (±0,5) 31,4 (±0,5) 41,3 (±0,4)
Tabel 4 menunjukkan hubungan antara lamanya penyimpanan dengan volume
sedimentasi dan variasi konsentrasi Span 80. Semakin lama penyimpanan maka volume
sedimentasi yang dihasilkan juga semakin meningkat. Pada tabel juga menunjukkan pada formula 1
volume sedimennya nilai paling rendah tetapi sejalan lamanya penyimpanan maka volume
sedimennya juga ikut meningkat. Pada formula 3 nilai sedimennya paling tinggi.
Dalam penelitian emulsi ganda w/o/w Virgin Coconut Oil ini juga dilakukan pengukuran
stabilitas emulsi yang dipercepat dengan cara sentrifugasi Cara sentrifugasi ini masih banyak
dilakukan walaupun tidak pernah ditemukan hubungan yang nyata antara kecepatan putar dan
lamanya penyimpanan kondisi riil. Cara ini dilakukan dengan tujuan kontrol kualitas.
Uji sentrifugasi ini merupakan uji stabilitas dalan kondisi stress. Tujuan penggunaan alat
sentrifugasi untuk menaikkan gaya grafitasi sehingga pembentukan krim yang menyebabkan
pemisahan fase dapat dipercepat. Berdasarkan hukum Stokes menunjukkan bahwa pembentukan
krim merupakan suatu fungsi grafitasi, dan karena kenaikan dalam gravitasi akan mempercepat
pemisahan fase.
Tabel 5. Hasil uji sedimentasi karena sentrifugasi (mm) emulsi ganda VirginCoconut Oil pada berbagai konsentrasi Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)
Penyimpanan Volume Sedimentasi (mm)
Span 20% (F1)(±SD)
Span 15% (F2)(±SD)
Span 10% (F3)(±SD)
Minggu ke 0 17,2(±0,7) 17,6(±0,9) 22,2(±0,8)
Minggu ke 1 17,7 (±0,4) 18,5 (±0,5) 22,6(±0,4)
Minggu ke 2 17,8 (±0,4) 18,8 (±0,4) 22,6 (±0,4)
Minggu ke 3 17,9 (±0,2) 20,8 (±0,4) 22,7 (±0,4)
Minggu ke 4 18,0 (±0,0) 21,2 (±0,4) 22,7 (±0,4)
Tabel 5 menunjukkan hubungan antara lama penyimpanan dengan volum sedimentasi
setelah dilakukan sentifugasi. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa lama penyimpanan juga
berpengaruh pada volume sedimentasi setelah disentrifuge. Semakin lama penyimpanan maka
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 32
semakin meningkat volume sedimentasi karena sentrifugasi. Pada formula 1 terbentuk volume
sedimentasi terkecil dibandingkan dengan konsentrasi formula 2 dan formula 3. Tetapi pada tabel
ditunjulkan bahwa pada formula 3 rata-rata kenaikan sedikit. Dan pada minggu ke-3 dan ke-4 tidak
terjadi peningkatan volume sedimentasi setelah di sentrifugasi.
Semakin tinggi konsentrasi, volume sedimentasi yang dihasilkan semakin kecil. Hal ini
bisa dikaitkan dengan semakin tinggi konsentrasi maka viskositas juga semakin tinggi. Viskositas
yang tinggi maka volume sedimentasi juga menurun. Hal ini juga dikuatkan oleh pernyataan hukum
stokes semakin tinggi viskositas maka laju sedimentasi kecil.
Sementara semakin bertambahnya waktu penyimpanan maka volume sedimentasi akan
semakin bertambah. Hal ini juga dikaitkan dengan viskositas. Meskipun selama penyimpanan terjadi
peningkatan viskositas tetapi peningkatan viskositas tersebut tidak mampu menahan gerakan tetesan-
tetesan dengan kata lain gerakan tetesan-tetesan tidak terhambat oleh viskositas yang kental
sehingga dengan mudah terjadi pemisahan.
Tabel 6. Hasil uji Volume creaming (mm) emulsi ganda Virgin Coconut Oil padaberbagai konsentrasi Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)
Penyimpanan Volume Creaming (%)
Span 20% (F1)(±SD)
Span 15% (F2)(±SD)
Span 10% (F3)(±SD)
Minggu ke 0 0,0(±0,0) 99,0(±0,0) 99,0(±0,0)
Minggu ke 1 98,7(±0,4) 98,1(±0,2) 96,6(±0,5)
Minggu ke 2 0,0(±0,0) 0,0(±0,0) 0,0(±0,0)
Minggu ke 3 0,0(±0,0) 0,0(±0,0) 0,0(±0,0)
Minggu ke 4 0,0(±0,0) 0,0(±0,0) 0,0(±0,0)
Berdasarkan tabel 6 di atas, dapat dilihat hasilnya yaitu pada formula 1 hanya terjadi
creaming pada minggu ke-1 pada minggu selanjutnya volume creaming tidak terbentuk. Sehingga
semakin lama penyimpanan volume creaming tidak terlihat ditandai dengan hasil 0. Pada formula
2 dan formula 3 terjadi volume creaming pada minggu ke-0 dan minggu ke- 1. dan semakin lama
penyimpanan nilainya semakin menurun, pada minggu ke-2 juga tidak terlihat terbentuknya
creaming. Semakin lama penyimpanan maka volume creaming semakin menurun.
Terjadinya creaming tergantung pada karakter rheologisnya dan karakteristik
permukaan lapisannya. Dari hasil penelitian ini, emulsi ganda w/o/w Virgin Coconut Oil semakin
lama penyimpanan maka tidak terbentuk volume creaming. Hal ini bisa dikaitkan dengan
viskositasnya. Di dapatkan dari uraian sebelumnya yang menunjukkan bahwa semakin lama
penyimpanan maka viskositasnya semakin meningkat. Dan semakin tinggi konsentrasi maka
viskositasnya juga meningkat. Jika viskositas meningkat maka semakin kecil terbentuknya volume
creaming, karena viskositas yang optimum meningkatkan kestabilan emulsi ganda. Dalam penelitian
ini diperlihatkan jika semakin tidak terbentuk creaming sejalan dengan peningkatan viskositas. Hal
ini juga sesuai dengan pernyataan hukum stokes yaitu viskositas yang tinggi akan meminimalkan laju
creaming, karena laju pembentukan creaming berbanding terbalik dengan viskositas.
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 33
Tabel 7. Hasil uji homogenitas emulsi ganda Virgin Coconut Oil pada berbagaikonsentrasi Span 80 selama 4 minggu penyimpanan (n=5)
Penyimpanan Span 20% (F1) Span 15% (F2) Span 10% (F3)
Minggu ke-0 Tidak homogen Tidak homogen Tidak homogen
Minggu ke-1 Tidak homogen Tidak homogen Tidak homogen
Minggu ke-2 Tidak homogen Tidak homogen Tidak homogen
Minggu ke-3 Tidak homogen Tidak homogen Tidak homogen
Minggu ke-4 Tidak homogen Tidak homogen Tidak homogen
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa emulsi ganda w/o/w Virgin Coconut Oil yang
disimpan selama 4 minggu memperlihatkan perubahan homogenitas. Pada minggu ke-0 sampai
ke-4 sediaan tidak homogen. Hal ini dilihat dari terjadinya pemisahan fase setelah sediaan dibuat,
sehingga sediaan tersebut dikatakan tidak homogen, tetapi sediaan setelah dikocok beberapa saat
sediaan menjadi homogen lagi dan mudah untuk didispersikan.
Pada penelitian ini dilakukan uji responden yang meliputi uji rasa, aroma, dan penampilan.
Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang cukup nyata mengenai hasil
yang didapat.
Tabel 8. Hasil uji rasa dan aroma emulsi ganda Virgin Coconut Oil pada Formula 1
Respon Span 20% (F0rmula 1)
Rasa Aroma
∑ Responden ∑ Skor ∑ Responden ∑ Skor
Enak 17 51 18 36
Kurang Enak 3 6 2 4
Tidak Enak 0 0 0 0
Jumlah 20 57 20 40
Rata-rata skor 2.85 2
Keterangan: Nilai untuk kategori Enak = 3Nilai untuk kategori kurang Enak = 2Nilai untuk kategori tidak Enak = 1
Tabel 9. Hasil uji rasa dan aroma emulsi ganda Virgin Coconut Oil pada Formula 2
Respon Span 15% (Formula 2)
Rasa Aroma
∑ Responden ∑ Skor ∑ Responden ∑ Skor
Suka 19 57 19 57Kurang suka 1 2 1 2
Tidak suka 0 0 0 0
Jumlah 20 59 20 59
Rata-rata skor 2.95 2.95
Keterangan: Nilai untuk kategori suka = 3Nilai untuk kategori kurang suka = 2Nilai untuk kategori tidak suka = 1
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 34
Tabel 10. Hasil uji rasa dan aroma emulsi ganda Virgin Coconut Oil pada Formula 3
Respon Span 10% (Formula 3)Rasa Aroma
∑ Responden ∑ Skor ∑ Responden ∑ Skor
Suka 15 45 18 54
Kurang suka 5 10 2 4
Tidak suka 0 0 0 0
Jumlah 20 55 20 58
Rata-rata skor 2.5 2.9
Keterangan: Nilai untuk kategori suka = 3Nilai untuk kategori kurang suka =2Nilai untuk kategori tidak suka = 1
Tabel 11. Hasil uji penampilan emulsi ganda Virgin Coconut Oil pada variasikonsentrasi Span 20%, Span 15% dan Span 10%
Respons Span 20% (F1) Span 15% (F2) Span 10% (F3)
Penampilan Penampilan Penampilan
∑Responden
∑Skor
∑Responden
∑Skor
∑Responden
∑Skor
Lebih menarik 20 60 20 60 20 60
Kurang menarik 0 0 0 0 0 0
Tidak menarik 0 0 0 0 0 0
Jumlah 20 60 20 60 20 60
Rata-rata skor 3 3 3
Keterangan: Nilai untuk kategori menarik = 3Nilai untuk kategori kurang menarik =2Nilai untuk kategori tidak menarik = 1
Berdasarkan tabel 8, 9, 10, 11, di atas diperoleh nilai rata-rata untuk rasa dan aroma
pada formula 1 adalah 2.85 dan 2. pada Span 15% nilai rata-rata aroma dan rasa 2,95 dan 2,95.
Pada formula 3 nilai aroma 2.9 dan rasa 2.5. dari nilai tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebagian besar responden lebih menyukai rasa dan aroma emulsi ganda yang dibuat dibandingkan
dengan Virgin Coconut Oil yang beredar dipasaran. Dan formula yang paling disukai pada
konsentrasi Span 15% yaitu formula 2, walaupun dengan syarat ditambah dengan pemanis.
Meskipun paling stabil pada formula 1 tetapi kurang disukai karena masih terasa khas dari rasa
dan bau Spannya sendiri.
Pada tabel 11 diperoleh nilai rata-rata untuk penampilan emulsi Virgin Coconut Oil baik
pada formula 1, formula 2, formula 3. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh
responden menganggap bahwa penampilan dari emulsi ganda Virgin Coconut Oil yang dibuat
lebih menarik dibandingkan dengan Virgin Coconut Oil yang beredar dipasaran.
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol.5 No.1 Tahun 2008 35
KESIMPULAN
Formula uji sediaan emulsi ganda Virgin Coconut Oil yang paling disukai adalah emulsi
ganda w/o/w yang mempunyai konsentrasi Span 15% walaupun dengan syarat perlu dilakukan
penambahan bahan pemanis, dan dilihat dari penampilannya emulsi ganda w/o/w memiliki
penampilan yang lebih menarik dibanding aslinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., UIPress, Jakarta, pp. 376-3 88
Anonim, 2003, Rheology and Stability of Water-in-Oil-in-Water Multiple Emulsions ContainingSpan 83 and Tween 80, http://www.published.org (diakses 8 Agustus 2006)
Anonim, 2005, Virgin Coconut Oil –Minyak Perawan, http://www.trubusonline.com/bacaartikel.php?tatun=2005&nomor=144&UID=2005/211061 92266.249.71.13 (diakses 18 Agustus2006)
As-Sajdah, L. I., 2006, Formulasi Emulsi Virgin Coconut Oil dengan Modifikasi Hidrophilik-LipophilicBalance, Skripsi, Jurusan Farmasi Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan alam,Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 1, pp. 49-52
Lachman, L., Lieberman, H. A., Kanig, J. L., 1986, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Edisi III,Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, UI Press, Jakarta, pp. 1029-1088