372-875-1-pb.pdf
TRANSCRIPT
Vol. I Th. 2003 Ketepatan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Diabetes Mellitus
KETEPATAN DA.N KEPATUHAN KONSUMSI DIIT DIABETES MELLITUSPENDERITA RAWAT INAP DI RSU BRAYAT MINULYA SURAKARTA
Jeannette Mila H.C*, Muchammad Sulchan'*
ABSTACT
Background: The main basisfor the theraphy of Diabetes mellitus (DM) is the regulation of the diet that.fullfills theenergl needs of the patient. ln theary, to determine the total energl needs, first one has to determine the nutritionalstate of the patient by calculating the Relative Body lYeight of the patient. In reality, doctor often determines the dietonlybasedonanestimationofthepatient'sbodyweight.Several .factorsinfleuncethepatients'obedience to thediel,among others the laste aJ'food, food habits, and lheir knowledge of the illness. This examinalion concerned theqccurqcy af as well as the obedience to DM diet of the patienl in Brayat Minulya General Hospital in Surakarta. Theaim of this examination was to get to know the degree of accuracy of the obedience to the consumption of DM diet ofpatients in Brayat Minulya General Hospital in Surakarla. Method: The accuracy of DM diet was evaluated bycomparing the tolal calorie value af the nutritional state of patients. The obidience of the patients was evaluated bymeasuring the avarage ofthe leftovers during three days, expressed in per cents. The taste of food, food habitats, andpatients' knatvledge af DM were evaluqted by woy of scoring the patints' onswers to the questionaire. The resultsobtaineC show that 88,9% of the diets prescibed by the doctors were not accurated as to the total calorie vslue, whereas8 I ,5% of the pqtients obeyed the diet given. The result of the evaluations of the factors in/luencing the obedience of the
patients to the diet showed that Bl,5%found that thefoodwas tqstefull,82,5% hadfood habits in accordance with the
food served to them in the hospital, and 74, l% of the patients had a good knowledge of DM. There is a correlationbetween the taste offood, food habits, and the patients' knowledge of DM on one side and their obedience to the DMdiet on the other side. Conclusion: a great number of DM diets prescribed by the doctors are not accurate as to thetotal calorie value. A great number of patients obey the diet. The more tasteful the diet, the more in accordance with
food habits of the patients, and the better their knowledge of diabets mellitus, the better the patients obqt the diet.
Key wods : DM, diet, accurq€y, obedience
ABSTRAK
Lalar belskung: Dasar pengobatan utamq untuk DM adalah pengaturan diit yang harus memenuhi kebutuhan energipasien. Secara teori dalsm menentukan jumlah energi yang dibutuhkan lebih dahulu ditentuksn status gizi penderitadengan menghitung Berat Badan Rqlatif penderita. Dalam praktek, seringkali dokter menentukan diit hanyaberdasarkan perkiraan berat badan penderita. Dalam mengkonsumsi diit DM, ada beberopa faktor yangmempengaruhi kepatuhan konsumsi diit pasien, antar lain cita rasa makanan, kebiasaan makqn, serla pengelahuanpenderita tentqng penyakitnya. Rumusan masalah penelitian ini adalah sejauh manakah ketepatan dan kepatuhan
konsumsi diit DM penderita rawat inap di RSU Brayat Minulya Surakarta. Tujuan penelitian adalah mengetahuiketepotan dan kepatuhan konsumsi diit DM penderita rawat inap di RSU Brayat Minulya Surakarta. Metode:Ketepatan diit DM diukur dengan mencocokkan jumlah energi dalam diit yang diberikan dokter dengan diit yangdihitung berdasarkan status gizi penderita. Kepatuhan penderita dinilai dari banyaknya rerata sisa makanan selama
tiga hari, yang tiinyatakan dalqm persen. Cita rasa makanan, kebiasaan makan, serta pengetahuan penderita tentang
DM dinilai melalui perolehan skor dari kuesioner yang diisi oleh penderita. Hasil penelitian mendapqtkan 88,9 % diitDM yang diberikan dokter tidak tepat jumlah energinya dan 81,5 o% penderita mematuhi diit yang diberikan. Hasilpenelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diit penderita 74,5 % menilai cita rqss makanan yang disaiikanbaik, 85,2 o% kebiasaan makan penderita sesuai dengan cara pemberian makan di rumah sakit, dan 74,1 % penderitamemiliki pengetahuan yang baik mengenai penyakil DM. Cita rasa makanan, kebiasaan makan, serta pengetahuan
penderita tentang penyakit DM berhubungan dengan kepatuhan konsumsi diit DM penderita. Kesimpulan: sebagian
besar diit DM yang diberikan dokter tidak tepat jumlah energinya. Sebagian besar penderita mematuhi diit. Semakin
baik cita rasa makanan,s emakin sesuai kebiasaan makan penderita, dan semakin baik pengetahuan penderita tentang
penyakit DM, penderita semakin mematuhi diit yang disajikan.Kata kunci: DM, diet, ketepatan, kepatuhan
- Mahasiswa Program Pendidikan Sarjana FK UNDIP
** Pengaiar Bagian Gizi FK UNDIP
29
Jeanalte Mila HC, Muhammad Sulchan
PENDAHULUAN
DM merupakan penyakit endokrinyang paling umum ditemukan dan salah satupenyakit degeneratif yang memilikikecenderungan meningkat terus jumlahpenderitanya. Data epidemiologi menunjuk-kan bahwa pada tahun 1994 jumlah penderitaDM di Indonesia sebanyak 2,5 juta dan akanmeningkat menjadi 5 juta pada tahun 2010(estimasi gabungan McCarty Zimmet danAskandar Tjokroprawiro, I 99 I ).
Penyakit DM timbul akibat kekura-ngan hormon insulin baik secara absolutmaupun relatif. Absolut berarti jumla-h insulinyang diproduksi memang berkurang, sedang-kan relatif berarti jumlali insulin yangdiproduksi cukup, tetapi tidak dap.at normalsebab optimal. Hal ini berakibat kadarglukosa darah melebihi batas normal sebabguna insulin adalah mengolah glukosa untukdisimpan dalam bentuk glikogen.2'a Dasarpengobatan DM meliputi diit, latihan fisik,penyuluhan kesehatan DM, dan obat hipogli-kemi oral atau insulin. 2
Diit atau pengaturan makanan menr-pakan salah satu pengobatan utama dalampenatalaksanaan DM. Tujuan utama pem-berian diit DM adalah untuk memperbaikikesehatan umum penderita, mempertahankankadar glukosa darah mendekati normal,mempertahankan kadar lipid mendekatioptimal, mencegatr komplikasi akut dankronik, dan memenuhi kebutuhan energiuntuk mencapai dan memeprtahankan beratbadan normal.
Untuk mencapai tujuan tersebut makadiit yang disusun harus memenuhi kebutuhanenergi pasien. Sebelum ditentukan jumlahenergi yang dibutuhkan, harus ditentukanterlebih dahulu status gizi penderita. Statusgizi ditentukan dengan beberapa cara antaralain denga menghitung Berat Badan Ideal,mengihutng Berat Badan Relatif (Askandar),dan menghitung Indeks Massa Tubuh.
Dalam praktek bila keadaan tergesa-gesa, penentuan jumlah energi tersebut cukup
30
J Kesehat Masy lndones
dengan pedoman kasar, yaitu melihat beratbadan penderita saat ditimbang tampak kurus,sedang, atau gemuk
Di rumah sakit, penentuan jumlahenergi tersebut dilakukan oleh dokter,sedangkan formulasi diit yang diberikankepada orang sakit dapat didelegasikankepada ahli gizi yang bertugas di bangsal. Haltersbut dilakukan oleh tim kesehatan yangterdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dantenaga kesehatan lain di mana kegiatannyadipusatkan pada pasien.
Peranan gizi terhadap penyembuhanpasien dirawat telah banyak disadari olehdokter maupun paramedis, namun perhatianterhadap pelayanan gizi pasien dirawat inapdirasakan masih kurang. Bila seseorangdirawat di ..rumah sakit, berarti orang itudipisahkan dari kebiasaan hidupnya sehari-hari, dan memasuki lingkungan yang masihasing baginya, termasuk orang-orang yangmengelilinginya. Makanan yang diterima jugaberubah, tidak sama dengan yang disajikan dirumah. Baik bentuk yu, cara menghidangkan,tempat makan, waktu makan, dan sebaginya.Semua itu dapat menjadi beban mental bagipenderita.l
Kendati dokter telah menetapkan diityang tepat bagi penderita dan diit itu telahdisiapkan dengan baik dalam bentuk sajianmakanan, diit yang baik itu tidak ada manfa-atnyajika penderita tidak mematuhi dan tidakmemakan sajian itu.l
Diit yang dapat diterima penderitabiasanya disesuaikan dengan diit penderitasehari-hari di rumah, sesuai kesenangannya.Karena itu ada beberapa faktor yang perlumendapat perhatian dalam penyelenggaranpengaturan makanan bagi penderita di rumahsakit, karena mempengaruhi penyembuhanpenyakit, yaitu faktor psikologis, sosialbudaya, kebiasaan makan, keadaan jasmani,keadaan gizi penderita, pengetahuan tentanggizi dan penyakitnya, serta cita rasa makanan.1,7,8
Masalah dalam penelitian ini adalahsejauh manakah ketepatan dan kepatuhan
VoL I Th.2003
konsumsi diit DM rawat inap di RSIJ BrayatMinulya Surakarta ? Penelitian ini bertujuanmenganalisa ketepatan dan kepatuhankonsumsi diit DM penderita rawat inap diRSU Brayat Minulya Surakarta.
Hipotesis penelitian ini adalah ada
hubturgan antara cita rasa makanan dengankepatuhan konsumsi diit, ada hubungan antarakebiasaan makan dengan kepatuhan konsumsidiit, dan ada hubungan antara pengetahuanpenderita tentang penyakit DM dengankepatuhan konsumsi diit.
METODEPenelitian ini merupakan penelitian
analitik dengan pendekatan cross sectional.Lokasi Penelitian adalah RSU Brayat MinulyaSurakarta. Populasi studi adalah semuapenderita rawat inap yang menerima diit DMselama 2 bulan, mulai 7 Maret 1998 sampaidengan '7 Mei 1998, sebanyak 41 orang.Sampel adalah penderita rawat inap yangmenerima diit DM pada periode waktu 7
Miuet 1998 sampai 7 Mei 1998, sejumlah2Tkasus. Sedikitnya jumlah kasus disebabkanketerbatasan jumlah pasien rawat inap yangmendapat diit DM. Sampel dipilih secarapurposive berdasarkan kriteria : (1) Pasiendengan penyakit DM yang mendapatmakanan secara enternal, (2) Keadaan pasien
sadar, (3) Usia pasien berkisar antara 30 tahunsampai 70 tahun, (4) Konsistensi makananlunak sampai biasa, (5) Pasien wanita tidakdalam keadaan hamil.
Bahan dan alat yang digunakan dalampenelitian discsuaikan dengan data yangdiperlukan yaitu : daftar pertanyaan, catatanrata-rata sisa makanan selama tiga hari, dancatatan medik.
Data primer yang dikumpulkan adalahidentitas pasien, ukuran antropometri, porsimakanan, sisa makanan selama tiga hari untukmenilai kepatuhan penderita, dan penilaianterhadap cita rasa makanan, data penilaianterhadap kebiasaan makan pasien, datapenilaian pengetahuan penderita tentangpenyakit DM. Data Sekunder diperoleh dari
Ketepatan dan Kepatuhan Kansumsi Diit Diabetes Mellitus
catatan medik, yaitu jumlah energi diit DM,polulasi pasien penerima diit DM,
Pengumulan data dilakukan dengancara : (1) Wawancara dengan penderita ataukeluarga penderita, (2) Pengamatan danpencatatan : berat badan penderita, tinggibadan penderita, jumlah energi diit DM yangdiberikan dokter, porsi makanan sebelumdimakan dihitung dalam 100 % sisa makananselama tiga hari, ruta-rata sisa makananselama tiga hari.
Pengolahan data dilakukan dengancara mencatat data yang telah diperoleh dandilakukan pengklasifikasian, pemberian kodedata yang ada secara manual. Data ketepatandiit DM dinilai dengan cara mencocokkanantara jumlah energi dalam diit yangdiberikan dokter dengan diit yang dihitungberdasarkan status gizi penderita.. Apabilaselisih jumlah energi diit yang diberikandokter dengan diit DM yang dihitungberdasarkan status gizi penderita berkisarantara + 10% dari diit DM berdasarkan statusgizi penderita, diit tersebut dikatakan tepat.Tetapi bila selisihnya lebih dari 10% dari diitDM yang dihitung berdasarkan status gizipenderita, diit yang diberikan dokterdikatakan tidak tepat.
Data kepatuhan konsumsi diitpenderita dinilai dari banyaknya rata-rata sisa
makanan selama tiga hari yang dinyatakandalam persen. Data penilaian penderitatentang cita rasa makanan dihitung berda-sarkan skor dari daftar pertanyaan mengenaicita rasa makanan. Skor maksimal untukpenampilan makanan adalah 5. Skor maksi-mal untuk rasa makanan dikategorikanmenjadi dua yaitu enak dan tidak enak.
Kebiasaan makan penderita dikate-gorikan menjadi dua yaitu sesuai dan tidaksesuai. Pengkategorian tersebut berdasarkanskor yang diperoleh dari daftar pertanyaan
tentang kebiasaan makan penderita. Skormaksimal adalah 10.
Pengetahuan penderita tentang DMdinilai dari pemahaman penderita tentangpenyakit DM, pemahaman tentang kadar gula
3t
Jeanatte Mila HC, Muhammad Sulchan
darah yang lebih dari normal, pemahamantentang diit yang harus dijalani dan jumlahenergi yang dibutuhkan sehari-hari, pemaha-man tentang pembatasan jenis makanan yangboleh dikonsumsi sehari-hari.
Data diolah dengan program komputerSPSS. Untuk menganalisa hubungan antaravariabel digunakan uji korelasi Spearman
dengan tingkat signifikansi o = 0,05. Datadisajikan dalam bentuk tabel-tabel untukmelihat hubungan antara (1) Cita rasa
makanan dengan rata-rata sisa makananselama 3 hari, (2) Kebiasaan makan denganrata-rata sisa makanan selama 3 hari, (3)Pengetahuan tentang penyakit DM denganruta-rata sisa makanan selama 3 iiari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
l. Destribusi Ketepatan Diit DMTabel l.l DestribusiKetepatan Diit DM
Diit DM x Yo
Tepat
Tidka teoat3
24
11,1
88,9
JUMLAH 27 100
Dari tabel 1.1. dapat dilihat sebagianbesar diit yang diberikan dokter tidak tepat,yaitu sebanyak 88,90 dari 27 responden.Ketidaktepatan dapat disebabkan saat
menentukan diit tidak dihitung berdasarkanstatus gizi penderita, tetapi hanya berdasarkanperkiraan dan pengalaman dokter, sesuaipenampilan penderita, t^a*put kurus,s edangatau tampak gemuk.' Pemberian diitkandungan energi yang kurang dari kebutuhansebanyak 51,9 yo, dan yang kandungan energilebih dari kebutuhan sebenarnya sebanyak37,0 o/o.
Energi diperoleh dari karbohidrat,protein, dan lemak. Bila kandungan energidalam makanan kurang, kandungan karbohi-dratnya juga kurang, sehingga kebutuhantubuh akan karbohidrat tidak tercukupi. Halini dapat menyebabkan komplikasi akut yaitu
32
J Kesehal Masy Indones
reaksi hipoglikemia. Hal ini dapat mempe-ngaruhi proses penyembuhan penyakit karenaselama sakit penderita kehilangan nitrogensehingga keseimbangan nitrogen menjadinegatif. Metabolisme basal juga meningkatselam sakit, penderita memerlukan cukupkalori untuk mempertahankan berat badannya,sehingga dapat timbul kanungkinan terjadidefisiensi gizi selama sakit bila kandunganenergi dalam makanannya kurang. Hal itudapat menghambat proses penyembuhanpenyakit, sebab dengan gizi yang baik akanmempercepat penyembuhan penyakit danmencegah timbulnya penyakit kembali. l'7'e
Jumlah energi yang melebihi kebu-tuhan pasien, berlentangan dengan rekomen-dasi pemberian diit DIvl, yaitu energi (kalori)dibatasi pada pasien diabetes yang obese,tidak boleh melampaui kecukupan kalori bagipasien diabetes dengan berat badan normal. l0
2. Distribusi Kepatuhan Konsumsi DiitPenderita
Tabel2.l. Distribusi Kepatuhan dan Rata-rata SisaMakanan
Kepatauhan Sisa Makanan x Yo
Patuh
Kurang Patuh
Tidak Patuh
0,00%-33,33%33,34%-66,67%66,66 %-100 %
22
5
0
81,5
18,5
0
JUMLAH 27 100
Dari tabel 2.1. dapat dilihat sebagianbesar penderita (81,5%) mematuhi diit yangdiberikan yang diukur melalui banyaknya sisamakanan, yang berkisar dari 0,000 sampaidengan 50,16 oh.Rata-rata penderita menyisa-kan makanan sebanyak 15,24Yo. Kepatuhantersebut dipengaruhi oleh cita rasa makananyang menarik, kebiasaan makan penderitayang sesuai dengan cara makan dirumahsakit,s erta tingkat pengetahuan yang baiktentang penyakit yang diderita.
Bila penderita mematuhi diit makakebutuhan energi yang meningkat selamasakit dapat dipenuhi. Dengan demikianpenderita tidak kekurangan gizi, sehingga
vol 1 Th.2403
mempercepat proses penyembuhan danmemperpendek hari rawat.e
3. Distribusi Penilaian PenderitaTerhadap Cita Rasa Makanan
Tabel 3.1. Distribusi Penilaian Penderita TerhadapCita Rasa Makanan
Dari tabel 3.1. dapat dilihat sebagianbesar penderita (8l,Syo) mempunyai penilaianyang baik cita rasa makanan. Tetapi ada Iorang (3,7%) yang menilai oita rasa makanan
kurang. Hal ini disebabkan karena porsimakanan yang tidak sesuai selera. Hal inidisebabkan karena porsi makanan yang tidaksesuai seleranya, konsistensi makanan yangterlalu lunak, dan rasa makanan yang terlalutawar menurut penderita tersebut. Cita rasa
makanan meliputi unsur penampilan makanandan rasa makanan. ll
Hasil penelitikan mendapatkan bahwahampir semua responden menyatakanpenampilan makanan menarik. Hanya I orangyang menyatakan penampilan makanankurang menarik karena porsi makanan yangdisajikan terlalu banyak. Penampilanmakanan ditunjang oleh beberapa hal,pembahasannya dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Distribusi Penilaian Terhadap FaktorPenunj ang Penampilan Makanan
Dari tabelsebagian besarpenilaian yang
3.2 dapat dilihat bahwaresponden memberikanpositif (baik) terhadap
Ketepatan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Diabetes Mellilus
penampilan makanan, dan semua respondenmenyatakan bahwa menu makanan yangdisajikan bervariasi. Dari tabel tersebut jugadidapatkan sebanyak 13 orang (48,15%)selalu menyisakan makanan yang disajikan.Hal ini mungkin berhubungan dengan hasilyang menunjukkan ada 24 orang yangmenyatakan bahwa porsi yang disajikan selaluterlalu banyak sehingga kurang sesuai seleramereka.
Tabel 3.3. Distribusi Penilaian Terhadap FaktorPenunjang Rasa Makanan
N
0Faktor
Penilaian
+
, % I1
2
3
4
5
0
7
Io
Rasa masing-masing makanan
Aroma makanan (menarik)
Suhu makanan (sesuai)
Bumbu garam (sesuai)
Bumbu gula (sesuai)
Kematangan makanan
Keempukan daging
Tekstur sayuran
Pemaduan bumbu-bumbu lain
18
24
21
14
13
ZI
24
25
19
66,6788,89I I,tO51,8548,15100,0
88,8992,5970,37
o
3
o
13
14
0I
2
8
JJ,JJ1 1,'t 1
22,22
48,15
51,85
0'1.l,11
7,41
29,63
Dari tabel 3.3 dapat dilihat bahwasebagian besar responden memberikanpenilaian yang positif (baik) terhadap faktor-faktor yang menunjang rasa makanan,sehingga rasa makanan secara keseluruhandapat dikatakan enak. Namun masih ada 14
orang (15,85%) yang memberi penilaiankurang terhadap bumbu gula, dan 13 orang(48,15%) yang memberi penilaian kurangterhadap bumbu garam. Hal ini bisa dipahamikarena dalam diit DM kandungan gulanyadibatasi, dan pada beberapa pasien kandungangaram dalam makanannya juga dibatasikarena ada penyakit lain yang menyertainya.
Pada penilaian mengenai perpaduan
bumbu yang lain didapatkan hasil 19 orang(70,37%) yang memberi penilaian positif(serasi), dan 8 (29,63%) orang memberipenilaian negatif (kurang serasi). Hal inimungkin disebabkan karena pengaruh bumbugula dan garam yang tidak sesuai, dan kondisifisik pasien dalam keadaan sakit, sehinggamempengaruhi penerimaan makanan.
Cita Rasa Makanan v o/o
Baik
Sedang
Kurano
22
4
1
81,514,8
3,7
JUMLAH 27 100
N
0Faktor
Penilaian
+5' olo T Yo
1..
2
3
4
5
b
Wama makaRan
Kesesuaian menu dengan selena
Makanan selalu habis
Keseuaian porsi dengan selemKonsistensi makanan
Variasi menu makanan
2620
14
3
21
27
96,3074,07
51,8511,11
77,78100
,|
7
13
24
6
0
3,7025,93
48,15
88,8922,220rm
33
Jeanatte Mila HC, Muhammad Sulchan
Tabel 3.4. Dishibusi Ketidaksesuaian Bumbu Dalam
Makanan
Bumbu r Yo
Garam Terlalu asin
Tawar
4
I14,81
33,34
Gula Terlalu manis
Tawar
4
10
14,81
37,04
Diit DM sangat membatasi kandungangula dalam makanan sehingga dapat dipahamibila 10 orang Q7,A4%) responden menyata-kan makanan terasa tdwar, tetapi ada 4 orang(14,81%) yang menyatakan makanan terlalumanis dan 4 orang (11,81%) menyatakanmakanan terlalu asin. Fial ini mungkindisebabkan responden tersebut menjalankandiit ketat dan benar-benar sedikit riaiammengkonsumsi gula dan gnrsnt dalam
makanannya sehari-hari, sehingga sudah
terbiasa dengan rasa makanan yang tawar.
4. Distribusi Kebiasaan Makan Penderita
Tabel 4.1. Distribusi Kebiasaan Makan Penderita
Dari tabel4.l diketahui sebagian besar
kebiasaan makan penderita sesuai dengan cara
makan saat dirawat dirumah sakit. Sesuai atau
tidaknya kebiasaan makan penderita sehari-
hari dengan saat dirawat di rumah sakit dapat
dinilai dari pemyataan. dalam daftar tentangkebiasaan makan penderita.
Tabel 4.2. Distribusi Penilaian Kebiasaan MakanPenderita
J Kesehat Masy lndones
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwasebagian kebiasaan makan penderita sehari-hari sesuai ddengan cara makan saat dirawatdi rumah sakit, terutama kesesuaian makananpokok, frekuensi makan sehari-hari, dan
konsumsi makanan selingan di antara
makanan po|<ok. Hal ini berakibat sebagianbesar responden, yaitu 21 orang (77,78%)
menyatakan selera makan mereka tidakberkurang saat dirawat di rumah sakit.
Sebanyak 16 orang (59,26%) menyatakanbahwa perbedaan cara makan di rumah sakitberpengaruh terhadap daya terima mereka.
Dari 2l orang (77,78%) 20 orangselera makannya tidak berkurang, 20 orang
{74,08%) selera makannya yang berpengaruhdan I orang (3,70%) selera makannyabertambah. Hal tersebut bisa dipengaruhi olehpenampilan makanan yang menarik serta rasa
yang enak sehingga meningkatkan selera
makan penderita.Dari tabel tersebut terlihat pula bahwa
meskipun 66,670 responden menyatakanwaktu makan sehari-hari selalu sama, tetapihanya 33,33yo responden yang menyatakanbahwa makan yang ditetapkan di rumah sakitsama dengan waktu makan sehari-hari. Hal inimungkin juga merupakan salah satu faktoryang mempengaruhi daya terima terhadap
makanan yang disajikan saat di rumah sakit,
tetapi secara keseluruhan tidak mengurangiselera makan mereka, karena hanya masalah
waktu yang berbeda.
5. Distribusi Pengetahuan PenderitaTentang Penyakit DM
Sebanyak 20 orang responden (74,1%)
memiliki penetahuan yang baik. Pengetahuanpenderita dinilai dari tingkat pendidikan,pemahaman tentang penyakit DM, pema-
haman tentang kadar gula darah yang lebihdari normal, pemahaman tentang diit yang
harus dijalani dan jumlah energi yang
dibutuhkan sehari-hari, pemahaman tentangkomplikasi yang mungkin terjadi, serta
Kebiasaan makan s o/o
Sesuai
Tidak sesuai
23
4
85,214,8
JUMI.AH 27 100
N
0Faktor
Penilaian
+
E Yo , oh
1
2
3
4
567II10
Meneapkan diit DM
Makanan pkok nasi
Makanan pkok RS sesuaiPosi makanan sesuaiFrekuensi makan sehari-hariKonsumsi rnkanan selingan
Wahu rnkan sehari-hari tenatur
Waktu makan di RS sesuaiPebedaan cara makan
Selera makan saat dirawatherkrrram
1ti
24
2512
252418
9
16
6
59,2b88,8992,5944,M92,5988,8966,6733,3359,2622,22
11
3
2't5
2
3
9
18
11
21
40,74
11,11
7,41
55,567,41
't 1,1 1
33,33
66,6740,74
7718
34
i'ol. I Th. 2003
pemahaman tentang pernbatasan .jenismakanan yang bisa dikonsunisi"
Tabel 5.1. Distribusi Tingkat Fe,ndidikan Penderita
Tingkatpengetahuan
T
Tinggi
{Smu-PT)
Rendah
SD.SMF
Lotto x Ta
Baik
Cukup
Kuranq
13
1
1
48,1 5
3,703,70
7
+
1
25,93
14,81
3,70
Dari 2A responden {74,1%) yangtingkat pengetahuannya baik, 13 orang(48,15% dari 27 responden) tingkatpendidikannya tinggi, sudah menjalankan diitDM dalarn kehidupaniiya sehari-hari, sertasudah banyak mendapat informasi rnenegnaisegala sesuatu ydng berkaitan denganpenyakit DM. Dua 2 orang yang tingkatpengetahunnya kurang, karena respondentersebut tingkat pendidikannya rendah(Sekolah Dasar), sebelumnya memang tidakmenerapkan diit DM dalam kehidupannyasehari-hari, serta inforilasi yang diperolehmengenai DM kurang.
B. Hasil Analisis tlu'bungan AntanVariabel
Tabel 6.1. Hasil Analisis Hubunsan Antar Variabel
No Hubunoan 0
1
2
J
Cita rasa makanan dengan
rata-rata sisa nnkananKebiasaan makan dengan rata.
rala sisa makananPengetahuan tenlang penyakit
DM dengan nata-rata sisamakanan
-0,676
.0,808
-0,588
0,000
0,000
0,001
l. Hubungan Antana Cita Ftasa MakananDengan Rata-Rata Sisa Makanan
Dari hasil analisis statistik denganmenggunakan uji korelasi Spe'arman
didapatkan hubungan berlawanan arah yangbermakna antara cita rasa makanan denganrata-rata sisa makanan. (r:-0,676 ; p: 0,000).
Berarti semakin baik penilaianterhadap cita rasa makanan, semaik sedikitrata-rata sisa makanan. Hal tersebutdisebabkan karena cita rasa yang baik,
ketepalan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Dtabt'tt,.y ,\lellins
penampilan serta rasa makanannya baik pula,sehingga meningkatkan selera penderita untukmenghabiskan makanannya. Dengan demi-kian sisa makanannya juga sedikit. Sisamakanan yang sedikit itu menunjukkan bahwapenderita mematuhi diit yang diberikan.
2. Hubungan Antara PengetahuanPenderita Tentang Penyakit IIMDengan Rata-Rata Sisa Makanan
Dari hasil analisis statistik denganmenggunakan uji korelasi Spearman didapathubungan berlawanan arah yang bermaknaantara kebiasaan makan penderita denganrata-rata sisa makanan. (r:-0,808; p: 0,000).Berarti semakin sesuai kebiasaan makanpenderita dengan cara pemberian makan cli
rumah sakit, semakin sedikit rata-rata sisa
makanan.Bila diit yang diberikan di run.rah sakit
sesuai dengan kebiasaan penderita sehari-haridan sesuai kesenangannya, maka kemring-kinan besar diit tersebut dapat diterima olehpenderita. Dengan diterimanya diit tersebut,tentu penderita bersedia dan berseleramemakan makanan yang disajikan, sehinggamakanan yang tersisa semakin sedikit.Sedikitnya sisa makanan menunjukkan bahwapenderita mematuhi diit yang diberikan.
3. Hubungan Pengetahuan PenderitaTentang Penyakit DM Dengan Rata-Itata Sisa Makanan
Dari hasil analisis statistik denganmenggunakan uji korelasi Spearman didapathubungan berlawanan arah yang t'rermakna
antara Pengetahuan penderita tentang DIr4 dan
rata-rata sisa makanan. (r:-0,588; p:0.001).Berarti semakin baik pengetahuarr penderitatentang penyakit DM, semaikn sedikit rata-rata sisa makanan. Semakin baik pengetahuanpenderita, semaikn banyak inforfhasi yangdiperoleh menegnai segala sesllatu yang
berkaitan dengan penyakitnya. Dengandemikian penderita semaikn mengerti clan
menyadari pentingnya diit yang harusdijalani, mau memakan makanan yang
35
2.
3.
4.
Jeanaue Mila HC, Muhammad Sulchan
disajikan, dan makanan yang tersisa semakinsedikit. Sisa makanan yang sedikitmenunjukkan bahwa penderita mematuhi diityang diberikan.
KESIMPULAN DAN SARANDari hasil dan pembahasan disimpulkan:l. Sebagian besar (88,89%) jumlah energi
dalam diit DM yang diberikan doktertidak tepat, sedangkan diit yang tepat
sebanyak ll,l,oh.Sebagian besar (81,5%) penderitamematuhi diit, sedangkan sebanyakl8,5yo penderita kurang patuh, dan tidakada penderita yang tidak mematuhi diityang diberikanSebagian besar (81,5%) penderita
memberikan penilaian baik terhadap citarasa makanan yang disajikan, 14,8 %memberi penilaian sedang, dan 3,7 Yo
memberi penilaian kurang.Hampir semua penderita (96,3%)
memberi penialian bahwa penampilanmakanan yang disajikan menarik, dan 3,7
% menilai penampilan makanan tidakmenarik.Sebagian besar penderita (92,6%) menilairasa makanan yang disajikan enak, dan
7,4yo menilai rasa makanan tidak enak.
Sebanyak 85,2 % penderita kebiasaan
makan sehari-hari sesuai dengan carapemberian makan di rumah sakit,sedangkan penderita yang kebiasanmakannya sehari-hari tidak sesuai
sebanyak 14,8 o/o.
Sebanyak 74,1 oh penderita mempunyaipengetahuan yang baik, 18,5 o/o
mempunyai pengetahuan cukup, dan 7,4
% mempunyai pengetahuan kurangtentang penyakit DM.Secara statistik terdapat hubunganberlawanan arah yang bermakna antara
cita rasa makanan dengan rata-rata sisa
makanan, yang berarti semain baik citarasa makanan, semakin sedikit sisa
makanan, dengan demikian penderitasemakin patuh.
J Kesehat Masy Indones
9. Secara statistik terdapat hubunganberlawanan arah yang bermakna antarakebiasaan makan penderita dengan rata'rata sisa makanan, yang berarti semakinsesuai kebiasaan makan penderita sehari-hari dengan cara pemberian makan dirumah sakit, semakin sedikit sisa
makanan, dengan demikian penderitasemakin patuh.
10. Secara statistik terdapat hubunganberlawanan arah yang bermakna antarapengetahuan penderita tentang penyakitDM dengan ruta-rata sisa makanan, yangberarti semakin baik pengetahuanpenderita tentang penyakit DM, semakinsedikit sisa makanan, dengan demikianpenderita semakin patuh.
Selanj utnya disarankan :
l. Dalam menentukan diit pasien, doktermenghitung secara seksama berapakebutuhan energi yang diperlukan,sehingga diit tersebut benar-benarmencukupi kebutuhan gizi pasien.
Dalam menyusun diit sebaiknya cita rasa
makanan dan kebiasaan makan pasien
harus benar-benar diperhatikan, makananyang disajikan cukup enak, sehinggapasien mematuhi diit yang diberikan danmau menghabiskan makanannya.Memberi indformasi yang jelas dan
lengkap mengenai penyakit yang dideritasehingga penderita benar-benar mema-hami penyakitnya, gejalanya, komplikasiDM dn cara pencegahannya, serta hal-halyang harus diperhatikan dalam menjagakesehatan.Memberi motivasi pada penderita untukmenghabiskan makanan yang diberikanuntuk mempercepat proses penyembuhan.
Dalam memberikan informasi dan
motivasi mengenai diit diabetes hendak-
nya makanan yang dianjurkan adalahyang terjangkau harganya oleh pasien,
serta mudatr didapat dan mencukupikebutuhan tubuh akan gizi
)
5.
6.3.
7.
4.
5.
36
YoL I Th.2003
DAFTAR PUSTAKA1. Sjahmien Moehyi, Pengaturan Makanan
dan Diit Untuk Penyembuhan Penyakit.Jakarta : PT Gramedia, 1995: 4-10,15-23,9s-106
2. Boediwarsono. Mengenal dan MemahamiSeluk Beluk Diabetes Mellitus. InfoProdia, edisi perdana ; 1997 Juni: 5-9
3. Askandar ljokroprawiro, Hidup Sehat
dan Bahagia Bersama Diabetes. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997: l-29.4. Setiawan Dalimantha. Ramuan
Tradisional Untuk Pengobatan DiabetesMellitus. Jakarta: PT. Penebar Swadaya,
1996;4-27.5. Slamet Suyono. Diet Pada Diabetes.
Dalam: H.M. Sjaifoellah Noer, SrawonoWaspadji,eds. Ilmu Penyakit Dalam JilidI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1996
63 1-5.
6. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.Direktorat Rumah Sakit Khusus dan
Swasta. Buku Pedoman Tehnis PelayananGizi Rawat Inap & Rawat Jalan Di
Kelepatan dan Kepatuhan Konsumsi Diit Diabetes Mellitus
Rumah Sakit III. Jakarta: DepartemenKesehatan, I99l:2-6.Staf Pengajar Ilmu Kesehatan AnakFakultas Kedokteran UniversitasIndonesia. Buku Kuliah llmu Kesehatan
Anak I. Jakarta: Indonesia, 1991 336-7.Suhardjo, Berabagai Cara PendidikanGizi. Jakarta: Bumi Askara, 1996: 2l-7.Direktorat Jendral Pelayanan Medik.Direktorat RS Khusus dan Swasta. BukuPedoman Pengelolaan Pelayanan GiziRumah Sakit I. Jakarta: DepartemenKesehatan l99l: I -17 % ll5.
10. Beck Mary E. Nutrition And Dietetics ForNurses. Alih Bahasa Andry Hartono.Kristiani, eds. Jakarta : Yayasan Essentia
Medica, 1995 :269-76.ll.Direktorat Rumah Sakit Khusus Dan
Swasta. Buku Pedoman Tehnis
Penyediaan, Pengolahan Dan PenyaluronDi Rumah Sakit II. Jakarta : DepartemenKesehatan Republik lndonesia, l99l :
106.
7.
8.
9.
37