(2).docx · web viewwho’s a monk in ironic way. the stereotyping form as part of marginalization...

38
REPRESENTASI AKTOR BUDDHIST DALAM PEMBERITAAN KONFLIK ROHINGYA DI MYANMAR ( Suatu Analisis Wacana Berita BBC News Asia Berjudul Anti-muslim monk stokes burmese religious tensions) Zon Vanel Program Studi Public Relations Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Abstract This research explains about media, conflict, and Buddhism with a discourse approach on Rohingnya’s news conflict discourse in Myanmar, since this research talk about the representation of the Buddhist peoples. This research is a content analysis research and the data source is news discourse of the BBC News Asia with all its whole issues which blooms around. The data collecting techniques, such as: documentation, choose purposively the news that will be analyse, in-depth interview, and documents study was being used to complete the evidences. At the data analysis phase, all data that had already chosen in groups then will be analysed with discourse analysing techniques, such: description phase, interpretation, and explanation phase. The theory triangulation was used as data validation. BBC News Asia’s discourse; the Rakhine Buddhist peoples were represented as the way they are with more non neutral preferable language. The editor showed the interviews from different groups (related with the conflict which happened) to give the balance story in the news. The editors also labelized the Buddhist actor who’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: media, conflict, Budhism, discourse

Upload: phamnga

Post on 12-Mar-2018

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

REPRESENTASI AKTOR BUDDHIST DALAM PEMBERITAAN

KONFLIK ROHINGYA DI MYANMAR

( Suatu Analisis Wacana Berita BBC News Asia Berjudul Anti-muslim monk

stokes burmese religious tensions)

Zon Vanel

Program Studi Public Relations Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

AbstractThis research explains about media, conflict, and Buddhism with a

discourse approach on Rohingnya’s news conflict discourse in Myanmar, since this research talk about the representation of the Buddhist peoples.

This research is a content analysis research and the data source is news discourse of the BBC News Asia with all its whole issues which blooms around. The data collecting techniques, such as: documentation, choose purposively the news that will be analyse, in-depth interview, and documents study was being used to complete the evidences. At the data analysis phase, all data that had already chosen in groups then will be analysed with discourse analysing techniques, such: description phase, interpretation, and explanation phase. The theory triangulation was used as data validation.

BBC News Asia’s discourse; the Rakhine Buddhist peoples were represented as the way they are with more non neutral preferable language. The editor showed the interviews from different groups (related with the conflict which happened) to give the balance story in the news. The editors also labelized the Buddhist actor who’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor.Keywords: media, conflict, Budhism, discourse

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidupnya selalu berkelompok.

Pada kesehariannya manusia selalu berkomunikasi dengan satu sama lain

menggunakan bahasa. Bentuk bahasa ini sendiri pun bisa berupa bahasa verbal

dan non verbal. Bahasa merupakan satuan sistem lambang bunyi ujaran yang

dipergunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa bukan

hanya merupakan sekedar lambang atau tanda saja tetapi didalamnya terdapat

Page 2: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

pesan yang berisi informasi. Manakala manusia berkomunikasi satu sama lain

dengan menggunakan sistem lambang atau tanda tersebut, maka terjadilah

pertukaran informasi.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, informasi merupakan komoditi

yang paling berharga bagi semua pihak dalam kehidupan sehari-hari.

Berkembangnya teknologi di bidang komunikasi membuat dunia semakin sempit,

sehingga informasi apapun mudah diperoleh pada saat diperlukan. Media seolah

menjadi jembatan untuk mengetahui segala informasi yang dicari dan diperlukan

bagi manusia.

Media sebenarnya seperti dua sisi mata uang, bisa positif dan negatif,

tergantung bagaimana kita mempergunakannya. Media internet merupakan salah

satu bentuk sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang kita inginkan. Di

satu sisi, internet bersifat positif yaitu dengan memberikan banyak informasi

kepada pemakainya. Tetapi di sisi yang lain, internet dapat menimbulkan banyak

konflik. Misalnya adalah melalui pemberitaan yang menimbulkan salah

pengertian bagi para pembacanya.

Salah satu konflik yang diakibatkan karena pemberitaan di media adalah

konflik antara suku Rohingnya yang beragama Islam dengan penduduk lokal yang

mayoritas beragama Buddha di Myanmar. Konflik ini di blow up media sebegitu

besarnya sehingga tidak hanya menjadi isu nasional di negara Myanmar, tetapi

juga menjadi isu internasional. Konflik yang berawal dari konflik individu

menjadi konflik dua golongan besar. Dari pemberitaan-pemberitaan media tentang

konflik tersebut, bahasa menjadi sorotan yang utama. Hal ini dikarenakan

pemberitaan media berusaha merepresentasikan realitas termasuk ideologi dengan

menggunakan bahasa, sehingga realitas yang sebenarnya menjadi terdistorsi.

Berdasarkan hal tersebut, bahasa dalam konteks penelitian ini dimaknai sebagai

sesuatu yang tidak netral, tetapi sudah terpengaruh oleh ideologi yang membawa

muatan kekuasaan tertentu. Dalam hal ini, bahasa yang dipergunakan dalam

wacana pemberitaan media selalu dihubungkan dengan praktik sosial. Hal tersebut

sejalan dengan pemikiran Wangs, yang mengatakan bahwa bahasa merupakan

Page 3: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

suatu praktik sosial. Melalui bahasa, seseorang atau kelompok ditampilkan atau

didefinisikan.1

Dalam media massa khususnya surat kabar, keberadaan bahasa tidak lagi

hanya sebagai alat untuk menggambarkan sebuah realitas, tetapi dapat

menentukan gambaran (makna citra) mengenai suatu realitas—realitas media—

yang akan muncul di benak khalayak.2 Selanjutnya DeFleur mengatakan media

memiliki berbagai cara mempengaruhi bahasa dan makna: mengembangkan kata-

kata baru beserta makna asosiatifnya; memperluas makna; dari istilah-istilah yang

ada; mengganti makna lama sebuah istilah dan makna baru; menetapkan konvensi

makna yang telah ada dalam suatu sistem bahasa.

Oleh karena persoalan makna tersebut, maka penggunaan bahasa

berpengaruh terhadap konstruksi realitas, lebih-lebih atas hasilnya, dalam hal ini

makna atau citra. Hal tersebut disebabkan karena bahasa mengandung makna.

Penggunaan bahasa tertentu dapat berimplikasi pada bentuk konstruksi realitas

dan makna yang dikandungnya. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas ikut

menentukan struktur konstruksi realitas dan makna yang muncul darinya. Dari

perspektif tersebut, bahkan bukan hanya mampu mencerminkan realitas,

melainkan juga dapat menciptakan realitas.3

Sebagai salah satu media massa, surat kabar dapat menjadi sarana satu

kelompok untuk mengukuhkan posisinya dan merendahkan kelompok lain. Surat

kabar, melalui wacana beritanya dapat menentukan sesuatu apakah buruk ataukah

baik di mata khalayak. Proses pemarginalan melalui wacana berlangsung sangat

wajar, apa adanya, dan dapat dihayati oleh bersama. Khalayak dalam hal ini

pembaca, tidak merasa dibodohi atau dimanipulasi oleh adanya wacana berita di

surat kabar yang memarginalkan kelompok tertentu.

Pemosisian aktor dalam wacana berita juga dapat dikaitkan dengan

ideologi, karena pada dasarnya pemosisian satu kelompok dapat membuat

1Wangs T.M. “Structure of News, Structure of Discourse: Reppraising Discourse Analysis its Implications for News Studies”, Makalah pada Konferensi Association of Education for Journalism and Mass Communiction, Agustus 1994. (http://www.msu.edu).2Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeah, Theories of Mass Communication, 5th Edition (New York-London: Longman, 1989), h.265-269.3Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, (Jakarta: Granit, 2004), h.13.

Page 4: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

kelompok lain memiliki posisi lebih tinggi dan kelompok lain menjadi objek atau

sarana pemarginalan. Pemosisian tersebut umumnya dilatari oleh pengaruh

ideologi. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti hal ini.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah representasi

aktor Buddhis pada berita tentang konflik Rohingya di Myanmar pada bbc news

asia berjudul anti-muslim monk stokes burmese religious tensions ?

Kajian Teori

1. Tinjauan Media Sebagai Sarana Pemberitaan

Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian

media massa sendiri alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber

kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar,

film, radio dan televisi. Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti

tengah atau perantara.4 Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti

kelompok atau kumpulan. Dengan demikian, pengertian media massa adalah

perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama

lain.5

Menurut Djafar H. Assegaf,6 media massa memiliki lima ciri: Komunikasi

yang terjadi dalam media massa bersifat searah di mana komunikan tidak dapat

memberikan tanggapan secara langsung kepada komunikatornya yang biasa

disebut dengan  tanggapan yang tertunda (delay feedback). Media massa

menyajikan rangkaian atau aneka pilihan materi yang luas, bervariasi. Ini

menunjukka bahwa pesan yang ada dalam media massa berisi rangkaian dan

aneka pilihan materi yang luas bagi khalayak atau para komunikannya. Media

massa dapat menjangkau sejumlah besar khalayak. Komunikan dalam media

massa berjumlah besar dan menyebar di mana-mana, serta tidak pernah bertemu

4H Hafied Cangara, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.5http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa/ 6Djafar H. Assegaf, 1991. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 5: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

dan berhubungan secara personal. Media massa menyajikan materi yang dapat

mencapai tingkat intelek rata-rata.  Pesan yang disajikan dengan bahasa yang

umum sehingga dapat dipahami oleh seluruh lapisan intelektual baik komunikan

dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Media massa diselenggrakan oleh

lembaga masyarakat atau organisasi yang terstruktur. Penyelenggara atau

pengelola media massa adalah lembaga masyarakat/ organisasi yang teratur dan

peka terhadap permasalahan kemasyarakatan.

2. Teori Konflik

Dalam teori jurnalistik ditegaskan, news is conflict. Berita adalah konflik

atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan dimensi

pertentangan. Konflik atau pertentangan merupakan sumber berita yang tidak

pernah kering dan tidak akan pernah habis. Berita konflik, berita tentang

pertentangan dua pihak atau lebih, menimbulkan dua sisi reaksi dan akibat yang

berlawanan. Ada pihak yang setuju (pro), ada juga pihak yang tidak setuju

(kontra). Ada atau tidak ada pemihakan, konflik akan jalan terus. Sebab konflik

akan senantiasa menyatu (imanen) dengan dinamika kehidupan. Dalam teori

konflik dikatakan, konflik tidak mungkin bisa dihilangkan dalam masyarakat

penganut paham demokrasi. Konflik hanya bisa diredam, dikendalikan, dan

dikelola secara konstruktif.7

Konflik-konflik kultural dan aneka krisis tersebut menyebabkan banyak

ketakutan, kecemasan, dan kebingungan; perasaan semakin datar dan dingin

membeku; tidak perduli terhadap orang lain dan diri sendiri. Sebagai eksesnya,

timbullah gejala apatisme dan kepasifan ekstrem, yang sering dikompensasikan

dalam bentuk-bentuk pemberontakan. Konflik budaya terjadi dalam bentuk-

bentuk pemberontakan. Konflik budaya terjadi dalam bentuk konflik batin dalam

individu sebagai akibat individu mengejar nilai-nilai kontradiktif dengan standar

normatif yang bertentangan satu sama lain; konflik individu dengan masyarakat

7Kartini Kartono, 2007. Patologi Sosial. Jilid I. Jakarta: Rajawali Press. Hal. 288-290

Page 6: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

karena kepentingan yang berbeda; dan konflik antara nilai-nilai dan tingkah laku

dua kelompok sosial atau lebih.8

3. Konstruksi Realitas dan Pemaknaan

Teori Konstruksi Sosial atas realitas pada dasarnya didasarkan pada asumsi

bahwa realitas tidaklah objektif, tetapi dikonstruksikan melalui proses interaksi

dalam kelompok, komunitas dan budaya.Ada berbagai cara untuk memahami

objek. Bahasa merupakan alat labelling yang kita gunakan untuk membedakan

objek di sekitar kita. Bagaimana kita memahami objek dan bagaimana kita

bereaksi terhadapnya tergantung realitas sosial, rencana-rencana yang dilakukan

melalui interaksi.9

Selanjutnya Berger melihat bahwa realitas bersifat plural, dimana orang

yang memiliki pengalaman, pendidikan dan latar belakang yang berbeda-beda

tentu akan menafsirkan realitas sosial dengan konstruksinya masing-masing.

Realitas yang bersifat dinamis, sebuah peristiwa sebagai sebuah produk dari

sebuah konstruksi sosial selalu terjadi dalam sebuah dialektika sosial. Sebagai

hasil konstruksi sosial, realitas merupakan realitas subjektif dan objektif. Realitas

subjektif menyangkut makna interpretasi dan hasil relasi antara individu dengan

objek, dimana pengalaman (frame of reference and field of reference)sangat

menentukan. Realitas juga memiliki dimensi objektif, terkait dengan sesuatu yang

dialami, yang berada di luar diri kita dan bersifat eksternal.10 Karena itu dalam

konteks memaknai sebuah realitas, Berger mengatakan bahwa pemaknaan

merupakan sebuah timbal balik (interaksi) yang terus menerus antara ‘apa yang

saya maknai’ dengan ‘apa yang mereka maknai’. “There is on going

8 Ibid. Hal.2309 Stephen W Littlejohn, Theories of Human Communication, (London: Sage Publication, 2001), h. 218.10 Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media Massa, (Yogyakarta: LkiS, 2002), h.15-17. Dalam penjelasannya, pandangan Berger ini berada antara strukturalisme dan fenomenologi. Teori konstruksi sosial bisa disebut berada antara teori teori fakta sosial dan definisi sosial. Dalam teori fakta sosial struktur sosial yang eksis lah yang penting. Manusia adalah produk dari masyarakat. Tindakan dan persepsi manusia ditentukan oleh struktur yang ada di dalam masyarakat. Institusionalisasi, norma, struktur, dan lembaga sosial menentukan individu manusia. Manusia digambarkan sebagai entitas yang otonom, melakukan pemaknaan dan membentuk masyarakat. Manusia yang membentuk realitas, menyusun institusi dan norma yang ada.

Page 7: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

correspondence between my meaning and their meaning in the world (and) that

we share a common sense about its reality.11

Dalam konteks teks berita, tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah media

massa adalah sebuah institusi dengan sistem terbuka yang di dalamnya terdiri dari

elemen-elemen yang saling terkait untuk mencapai satu tujuan. Sebagai open

system, maka institusi media dipengaruhi oleh beberapa dimensi; politik,

ekonomi, sosial, dan budaya media. Karena itu apa yang ditampilkan oleh media

senantiasa ada dalam bayang-bayang kekuatan tersebut. Kepentingan media

seringkali mengesampingkan aspek normatif. Tampilan media merupakan realitas

lebih lanjut yang telah melalui berbagai proses konstruksi. Menurut Ibnu Hamad,

berdasarkan penelitiannya, proses konstruksi realitas oleh pelaku dalam media

massa dimulai dengan adanya realitas pertama berupa keadaan, benda, pikiran,

orang, peristiwa, dan sebagainya. Sistem komunikasi adalah faktor yang

mempengaruhi pelaku dalam membuat wacana. Dinamika internal dan eksternal

pelaku akan sangat mempengaruhi proses konstruksi. Pengaruh itu bisa saja

datang dari diri pribadi si pembuat dalam bentuk kepentingan, ideologi, dan

sebagainya, dan bisa juga secara eksternal dari khalayak. Inilah yang oleh Hamad

dikatakan sebagai pembentukan wacana.12 Maka apa yang ditampilkan oleh media

pada dasarnya bukan sesuatu yang netral, tetapi dipengaruhi oleh aspek tersebut.

3. Analisis Wacana

Analisis wacana pada dasarnya berpandangan bahwa teks, terutama yang

tercermin lewat bahasa bukanlah sesuatu yang netral, tetapi mengandung

misinterpretasi dan ideology tertentu. Dalam pandangan Foucault, bahasa

berkembang dan melahirkan makna di bawah kondisi-kondisi material dan sejarah

yang spesifik. Foucault melihat bagaimana makna, melalui beroperasinya

kekuasaan dan praktik social untuk sementara waktu distabilkan atau diregulasi

dalam sebuah wacana. Bagi Foucault, wacana menyatukan bahasa dan praktik.

Istilah wacana mengacu pada produksi pengetahuan melalui bahasa yang

11Baran J. Stanley & Denis K. Davis, Mass Communications Theory; Foundations, Ferment, and Future, (Canada: Thompson-Wadsworth, 2003), h.246.12Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, (Jakarta: Granit, 2004), h.5.

Page 8: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

memberikan makna pada benda-benda materiil dan praktik social, yang meskipun

berada di luar bahasa mereka ditampakkan kepada kita melalui bahasa. Wacana

meregulasi, pada suatu kondisi social dan kultural tertentu,buakan hanya yang

bisa diucapkan, tapi juga siapa yang boleh mengucapkan, kapan, dan dimana.13

Sementara bagi Sara Mills, wacana media bukanlah sarana yang netral, tetapi

cenderung menampilkan actor tertentu sebagai subjek yang mendefiniskan

peristiwa atau kelompok tertentu. Posisi menentukan semua bangunan unsur teks,

artinya pihak yang memiliki posisi tinggi untuk mendefinisikan realitas akan

menampilkan peristiwa atau kelompok lain ke dalam bentuk struktur wacana

tertentu yang akan hadir kepada khalayak, dan semua tercermin lewat bahasa yang

digunakan.14

Kaitannya dengan bahasa media, Roger Fawler pun menegaskan bahwa

bahasa tidaklah netral, tetapi sudah dikonstruksikan. Dalam pemberitaan, seorang

jurnalis tentu memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai sebuah fakta.

Kemudian fakta tersebut dituangkan ke media dengan bahasa. Maka di situlah

terjadi proses konstruksi. Apapun peristiwa yang dirangkum tidak merefleksikan

peristiwa melainkan hanya seperangkat atau sekumpulan proses seleksi. “…News

is socially constructed. What event are reported is not reflection of the intrinsic

importance of those events, but reveals the operation of a complex and artificial

set of criteria selection.”15

Analisis wacana dalam ilmu komunikasi tidak dapat dilepaskan dari

perbincangan tentang pengaruh teori wacana terhadap teori komunikasi.16 Salah

satu teori discourse yang sangat relevan dengan teori komunikasi adalah berasal

dari James P. Gee (2005:26). Gee membedakan discourse ke dalam dua jenis:

Pertama, “discourse” yang melihat bagaimana bahasa digunakan pada tempatnya

(on site) untuk memerankan kegiatan, pandangan, dan identitas atas dasar-dasar

linguistik. Kedua, “discourse” yang merangkaikan unsur linguistik pada 13Chris Barker, Cultural Studies,edisi terjemahan, (Yogyakarta: Bentang, 2005), h. 57-62.14Op.Cit., Eriyanto, h. 201.15Roger Fawler, Language in the News; Discourse and Analysis in the Press, (London: Roudledge, 1999), h.1-2.16Ibnu Hamad dalam artikelnya tentang Perkembangan Analisis Wacana dalam Ilmu Komunikasi, Sebuah Telaah Ringkas, disampaikan dalam Workshop Discourse Analysis di Universitas Indonesia, (download).

Page 9: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

“discourse” bersama-sama unsur non-linguistik (non-language “stuff”) untuk

memerankan kegiatan, pandangan, dan identitas. Bentuk non-language “stuff” ini

dapat berupa kepentingan ideologi, politik, ekonomi, dan sebagainya. Komponen

non-language “stuff” itu juga membedakan cara beraksi, berinteraksi,

berperasaan, kepercayaan, penilaian satu komunikator dari komunikator lainnya

dalam mengenali atau mengakui diri sendiri dan orang lain.

Secara umum terdapat tiga tingkatan analisis dalam wacana.17Pertama,

analisis mikro, yaitu analisis pada teks semata, yang dikaji terutama pada unsur

bahasa yang dipakai. Kedua, analisis makro, yakni analisis struktur sosial,

ekonomi, politik, dan sosial budaya masyarakat, untuk menggambarkan kekuatan-

kekuatan dominan yang ada dalam masyarakat menentukan wacana yang

dikembangkan dan disebarkan kepada khalayak (termasuk keberadaan institusi

media di tengah masyarakat). Ketiga, analisis meso, yakni analisis pada diri

individu sebagai penghasil atau produksi teks, termasuk analisis pada sisi

khalayak sebagai konsumen teks. Tidak semua model menerapkan ketiga

tingakatn tersebut (yang menerapkan ketiganya adalah analisis model Fairclough

dan Van Dijk).

Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian content analysis karena berupaya

menjelaskan representasi hasil konstruksi media terhadap umat Buddhis dalam

kasus konflik Rohingnya, dan berusaha menggali makna dibalik apa yang tersurat.

Karena yang menjadi fokus analisis dalam penelitian ini adalah teks media.

Dengan menggunakan teks sebagai bahan analisis maka teknik yang digunakan

dalam penelitian ini dikategorikan sebagai teknik analisis isi. Analisis isi

digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi dalam bentuk

lambang.18

Bahan yang dijadikan objek penelitian ini adalah berita mengenai konflik

Rohingnya yang dimuat oleh media online BBC News Asia pada 24 Januari 2014.

17Op. Cit., Eriyanto, h. 344-34518Jalaluddin Rakhmat. 1991. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Hal.89.

Page 10: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

Pemilihan berita ini sendiri untuk dijadikan objek penelitian dikarenakan berita ini

memuat seluruh kejadian kekerasan yang melibatkan umat Buddhis Rakhine dan

Muslim Rohingnya di Myanmar atau Burma.

Peneliti berupaya mengungkapkan makna latent dari sebuah berita dengan

model analisis wacana/ diskursus. Pendekatan wacana yang dipergunakan adalah

pendekatan wacana yang dikembangkan oleh Theo Van Leeuwen, yaitu: (a)

proses pengeluaran (exclusion), dan (b) proses pemasukan (inclusion).19 Eksklusi

atau proses pengeluaran yang menitikberatkan pada kelompok atau actor yang

dikeluarkan dalam suatu teks berita, serta strategi wacana apa yang dipergunakan

untuk itu. Inklusi adalah strategi wacana untuk menampilkan sesuatu, seseorang

ataukelompok ke dalam sebuah teks.

Sajian dan Analisis Data

1. Analisis Judul Berita

Strategi wacana yang dipergunakan oleh BBC News pada judul “Anti-

Muslim Monk Stokes Burmese Religious Tensions” adalah strategi wacana

kategorisasi. Menurut Van Leeuwen, suatu kategori yang ditonjolkan dalam

sebuah pemberitaan sering kali menjadi informasi yang berharga untuk

mengetahui lebih dalam ideologi media yang bersangkutan.20 Oleh karena kategori

tersebut menunjukkan representasi bahwa suatu tindakan tertentu menjadi ciri

khas atau atribut yang selalu hadir sesuai dengan kategori yang bersangkutan.

Kategorisasi ini sendiri dapat dilihat dari kata “Anti-Muslim Monk”, maka dapat

dengan jelas diketahui bahwa isi berita akan seputar dari sepak terjang Anti-

Muslim Monk tersebut.

2. Analisis Lead Wacana Berita

19Theo Van Leeuwen “The Representation of Social Actors”, dalam Carmen Rosa Caldas-Coulthard dan Malcolm Coulthard (ed.), Text and Practices: Freadings in Critical Discourse Analysis. London and New York: Routledge, 1996. Hal. 32-69.20Theo Van Leeuwen, “The Representation of Social Actors”, dalam Carmen Rosa Caldas-Coulthard dan Malcolm Coutlhard (ed.), Text and Practices: Freading in Critical Discourse Analysis, (London and New York, Routledge, 1996), h. 32-69; Theo Van Leeuwen, “Generic Strategies in Press Journalism”, (Australian Review of Applied Linguistics, Vol.10, No.2, 1987), h.199-220.

Page 11: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

Strategi wacana yang dipergunakan pada Lead wacana berita 2 BBC News

ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi wacana yang menampilkan

aktor dalam pemberitaan dengan apa adanya. Kaitannya dengan berita kekerasan

di Myanmar adalah bahwa umat Muslim sebagai korban kekerasan, dimana di

dalam teks ditampilkan umat Muslim mengalami nasib yang tragis di Sagaing,

Myanmar. Pemberitaan juga dibuat berimbang dengan menampilkan identitas

pelaku kekerasan yaitu mobilisasi yang dilakukan oleh umat Buddhist di

Myanmar. Lead yang dimaksud adalah sebagai berikut:

“This week, religious violence has once again flared in Myanmar, formerly known as Burma. Hundreds of Muslim homes have been burnt to the ground in Sagaing region after being attacked by Buddhist mobs.”

3. Analisis Isi Wacana Berita

Secara umum, strategi wacana yang digunakan pada wacana berita 2 BBC

News ialah strategi wacana nominasi, yaitu suatu strategi wacana yang

menampilkan aktor dengan apa adanya. Hal ini bisa dilihat dalam nukilan berikut

ini:

In just over a year, more than 200 people, mostly Muslims, have been killed and many more displaced as unrest has spread from Rakhine state in the west to towns across the country.From Rakhine state in the west, to more central towns like Meiktila and Okkan, the link is being made between heightened religious tensions and the preaching and activities of monks and 969.The outbreaks of violence usually have a depressing symmetry.Now in these times of change, his message is widely disseminated through social media and DVDs.

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Umat Muslim sebagai korban dari

kekerasan yang terjadi di beberapa daerah di Myanmar atau Burma.

Strategi wacana yang lain yang dipergunakan dalam wacana berita 2 BBC

News adalah determinasi. Dalam pemberitaan sering kali aktor atau peristiwa

disebutkan secara tidak jelas (anonim). Anonimitas dapat terjadi karena wartawan

belum mendapatkan bukti yang cukup untuk menuliskannya, sehingga lebih aman

untuk menuliskannya secara anonim. Bisa juga karena ada ketakutan struktural

kalau kategori yang jelas dari seorang aktor social tersebut disebut di dalam teks.

Page 12: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

Apa pun alasannya, dengan membentuk anonimitas ini terdapat kesan yang

berbeda ketika diterima oleh khalayak, seperti kutipan di bawah ini:

Many are blaming a controversial monk and the nationalist organisation he helps lead for the rising tensions.In a classroom at one of Mandalay's most famous monasteries, a teacher is at work."Muslims are only well behaved when they are weak, "he said. "When they become strong, they are like a wolf or a jackal; in large packs they hunt down other animals."Supporters of 969 argue it is a purely defensive organisation, created to protect Buddhist culture and identity."But when their [Muslim] master plan has been revealed we can no longer stay quiet."It is certainly an argument Myanmar’s generals have made before.The men told me that in the event of a Buddhist attack, they expect no protection from the (Buddhist-dominated) police or the army.Some Muslims cling to the hope that there exists a silent majority of moderate Buddhists appalled by recent events, secretly rooting for them. "Most of the Buddhists, they are just onlookers "a retired Muslim doctor tells me with a shrug. "A few might pass a heartfelt regard and say they're sorry, but that doesn't come above the surface."

Nukilan tersebut di atas tidak merujuk pada arti yang spesifik seperti

dalam kata “their [Muslim]”, kata tersebut bermakna jamak. Hal tersebut

mengesankan bahwa orang Muslim di sini berarti semua orang yang beragama

Islam. Demikian juga pada kata “Myanmar’s generals”, hal ini mengesankan

bahwa ada banyak jenderal di Myanmar yan tentunya tidak bias disebutkan satu

per satu.

Strategi wacana yang selanjutnya dipergunakan di sini ialah strategi

wacana indeterminasi. Sejalan dengan pemahaman akan determinasi dalam

sebuah wacana, maka ketika sebuah teks menyebutkan nama yang jelas, arti yang

ditunjukannya menjadi lebih spesifik. Tidak ada efek generalisasi seperti dalam

strategi determinasi. Teks-teks tersebut seperti pada nukilan berikut:

Shin Wirathu is taking a class of young monks at Masoeyin through the five precepts or pillars of the Buddhist faith.This morning, he is lecturing on the importance of avoiding sexual misconduct."Yes, venerable monk," the young men chant in unison, as Wirathu softly delivers his advice on the need to avoid temptation.

Page 13: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

Wirathu said he put them up as a reminder to Buddhists that the country is under attack from Muslim "invaders".Wirathu believes there is a Muslim "master plan" underway to turn Myanmar into an Islamic state.If he is right, it is a long-term project. Latest estimates suggest that of Myanmar’s 60 million people, 90% are Buddhist and about 5% Muslim.Over the past 50 years, we have shopped at Muslim shops and then they became richer and wealthier than us and can buy and marry our girls," Wirathu said. "In this way, they have destroyed and penetrated not only our nation but also our religion."Wirathu's solution lies in a controversial nationalist organisation called 969. It calls on Buddhists to shop, sell property and marry within their own religion. Listening to the rhetoric of Wirathu and 969's leaders, there is no doubt it is squarely aimed at Muslims."In the past, there was no discrimination based on religion and race. We all stayed together in a brotherly way," Wirathu said.Ten years ago, under the military junta, Wirathu was jailed for his anti-Muslim views…………Far from being condemned, Wirathu now has backing from the very top.In June, as his infamy reached its peak, Wirathu appeared on the front cover of Time magazine labelled "The face of Buddhist terror".The Time issue was banned and a statement released with the president lauding Wirathu as a "son of Lord Buddha".There is no shortage of theories inside Myanmar as to why Wirathu is now flavour of the month."We are also wondering about this," Kaylar Sa, a monk jailed for his part in the Saffron revolution of 2007, told me as he chain-smoked his way through a pack of Red Ruby cigarettes.He pointed out that the government has acted decisively and violently to end monk-led demonstrations against an army-backed copper mine last year, and yet now was unwilling to tackle them over hate speech."At the moment, we firmly believe that the 969 movement is unnecessary," he said. "If this movement continues to be taken seriously, it could become an obstacle to democratic reform."Smar Nyi Nyi, a veteran of the 1988 student uprising and one of the elders at the mosque, took me to one side. He expressed views that many Burmese share, that shadowy elements within the establishment are stoking the unrest. "Everybody is talking about the violence between Buddhists and Muslims," he said. "Nobody is interested in the dam on the Irrawaddy River. No one is interested in the gas pipeline. If somebody is controlling things, he is a smart man!"

Page 14: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

For Wirathu, each fresh outbreak of religious conflict reinforces his view that Myanmar is part of a global war on militant Islam and that he is being badly misunderstood."We don't use drones - we haven't killed [Osama] Bin Laden or Saddam Hussein or the Taliban," he told me. "We are just preaching and posting on the internet and Facebook for the safety and security of our nation.If we are all protecting our own nation who's the bad guy - Wirathu or Barack Obama?"

Nukilan teks-teks di atas jelas menunjuk pada seseorang secara spesifik,

seperti: Shin Wirathu, Kaylar Sa dan Smar Nyi Nyi, dimana ketiga orang tersebut

memberikan pendapat mereka yang berbeda-beda tentang konflik yang terjadi di

beberapa daerah di Myanmar atau Burma. Disamping itu juga terdapat labelisasi

yaitu “the face of Buddhist terror” dan “son of Lord Buddha”.

Strategi wacana yang selanjutnya dipergunakan dalam wacana berita 2

BBC News adalah identifikasi. Strategi wacana nominasi-identifikasi berkaitan

dengan pendefinisian suatu kelompok, peristiwa, atau tindakan tertentu. Strategi

ini menyerupai strategi wacana kategorisasi. Perbedaannya terletak pada

identifikasi, proses pendefinisian yang dilakukan dengan memberi anak kalimat

sebagai penjelas atau keterangan dari preposisi pertama. Seperti pada kutipan

berikut ini:

When the class is over, he shows me outside. On the wall of the monastery courtyard are graphic posters of the Buddhist victims of recent religious and ethnic violence in Rakhine state in western Myanmar.They are unpleasant viewing. The pictures from October last year show dead children with their heads cut open and the bodies of women with their internal organs spilling out of their torsos.Small, brightly-coloured stickers have been distributed to clearly brand businesses as Buddhist-owned.

Identifikasi dari teks-teks tersebut di atas sering kali dapat menjadi

penilaian ke arah mana peristiwa tersebut dibawa. Seperti pada kutipan teks yang

kedua, “……dead children with their heads cut open…” seolah memberikan

gambaran bahwa korban dari kekerasan tersebut tidak hanya orang tua atau

dewasa saja tetapi juga anak-anak, dan diperlakukan dengan sangat sadis.

Pemakaian identifikasi memang bersifat sangat subjektif.

Page 15: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

Strategi wacana abstraksi adalah strategi yang juga dipergunakan dalam

wacana berita ini. Menurut Van Leeuwen penyebutan dalam bentuk abstraksi

sering kali bukan disebabkan oleh ketidaktahuan redaksi mengenai informasi yang

pasti, melainkan sering kali lebih sebagai strategi wacana redaksi untuk

menampilkan sesuatu. Seperti pada nukilan di bawah ini:

A small flashpoint, often a crime or perceived insult, perpetrated by a Muslim against a Buddhist, triggers a disproportionate wave of reprisals against the entire Muslim community.

Kata “a small flashpoint, often a crime or perceived…..” dipakai untuk

menggambarkan bahwa konflik dan kekerasan yang terjadi antara Muslim dengan

Buddhist sudah tidak terhitung jumlahnya, dan itu merupakan hal yang sangat

buruk.

Selain itu dalam wacana berita 2 BBC News ini juga menggunakan

startegi wacana asimilasi. Hal ini tercermin dalam kutipan berikut ini:

A short drive from Wirathu's monastery, Muslim volunteers guard Joon Mosque, the biggest in Mandalay, each night.

Strategi wacana asimilasi-individualisasi adalah sebuah strategi wacana

yang berkaitan dengan pertanyaan, apakah aktor sosial yang diberitakan

ditunjukkan dengan jelas kategorinya ataukah tidak. Kutipan di atas pada teks

“Muslim volunteers…” menunjukkan suatu komunitas atau kelompok di mana

seseorang tersebut berada, disitulah terjadi strategi wacana yang disebut asimilasi.

Strategi wacana yang lain adalah strategi wacana individualisasi, strategi

ini masih berhubungan dengan strategi wacana asimilasi. Strategi wacana

individualisasi ini terlihat pada nukilan berikut ini:

Burmese monks were outraged and Myanmar's President Thein Sein quickly leapt to Wirathu's defence.

Teks tersebut di atas merupakan strategi wacana individualisasi karena

kategorinya terlihat dengan jelas yaitu “Myanmar's President Thein Sein”.

Penegasan bahwa yang melindungi Wirathu adalah Thein Sein dan beliau adalah

presiden Myanmar.

Page 16: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

Uraian di atas dapat dirangkum dalam penampang beikut ini:

NO STRATEGI WACANA MATERI MAKNA BAGI

INKLUSI EKSKLUSI BUDDHIST MUSLIM1. Kategorisasi

(Judul)Anti-Muslim Monk Stokes Burmese Religious Tensions

Merasa ada pendukung

Penolakan dan kekerasan

2. Nominasi (Lead)

This week, religious violence has once again flared in Myanmar, formerly known as Burma. Hundreds of Muslim homes have been burnt to the ground in Sagaing region after being attacked by Buddhist mobs.

Pelaku kekerasan Korban kekerasan

3. Nominasi (Isi)

In just over a year, more than 200 people, mostly Muslims, have been killed and many more displaced as unrest has spread from Rakhine state in the west to towns across the country.

Korban kekerasan komunal

4. Determinasi (Isi)

Many are blaming a controversial monk and the nationalist organisation he helps lead for the rising tensions.

Penyulut munculnya kekerasan

Penyulut munculnya kekerasan

5. Determinasi (Isi)

In a classroom at one of Mandalay's most famous monasteries, a teacher is at work.

6. Indeterminasi (Isi)

Shin Wirathu is taking a class of young monks at Masoeyin through the five precepts or pillars of the Buddhist faith.

Seorang Buddhist Master

Seorang provokator kekerasan

7. Indeterminasi (Isi)

This morning, he is lecturing on the importance of avoiding sexual misconduct.

8. Indeterminasi (Isi)

"Yes, venerable monk," the young men chant in unison, as Wirathu softly delivers his advice on the need to avoid temptation.

9. Identifikasi (Isi)

When the class is over, he shows me outside. On the wall of the monastery courtyard are graphic posters of the Buddhist victims of recent religious and ethnic violence in Rakhine state in western Myanmar.

Korban kekerasan

10. Identifikasi They are unpleasant Korban kekerasan

Page 17: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

(Isi) viewing. The pictures from October last year show dead children with their heads cut open and the bodies of women with their internal organs spilling out of their torsos.

11. Indeterminasi (Isi)

Wirathu said he put them up as a reminder to Buddhists that the country is under attack from Muslim "invaders".

Muslim invaders

12. Determinasi (Isi)

"Muslims are only well behaved when they are weak, "he said. "When they become strong, they are like a wolf or a jackal; in large packs they hunt down other animals."

Diberitakan apa adanya

Diibaratkan sebagai serigala

13. Indeterminasi (Isi)

Wirathu believes there is a Muslim "master plan" underway to turn Myanmar into an Islamic state.

Diberitakan apa adanya

Muslim memiliki “master plan”

14. Indeterminasi (Isi)

If he is right, it is a long-term project. Latest estimates suggest that of Myanmar’s 60 million people, 90% are Buddhist and about 5% muslim.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

15. Indeterminasi (Isi)

Over the past 50 years, we have shopped at Muslim shops and then they became richer and wealthier than us and can buy and marry our girls," Wirathu said. "In this way, they have destroyed and penetrated not only our nation but also our religion."

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

16. Indeterminasi (Isi)

Wirathu's solution lies in a controversial nationalist organisation called 969. It calls on Buddhists to shop, sell property and marry within their own religion.

Seorang nasionalis

17. Identifikasi (Isi)

Small, brightly-coloured stickers have been distributed to clearly brand businesses as Buddhist-owned.

Diberitakan apa adanya

18. Determinasi (Isi)

Supporters of 969 argue it is a purely defensive organisation, created to protect Buddhist culture and identity.

Pembelaan pada identitas dan budaya Buddhist

19. Indetermina Listening to the rhetoric Retorika dari

Page 18: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

si (Isi) of Wirathu and 969's leaders, there is no doubt it is squarely aimed at Muslims.

gerakan memang ditujukan untuk umat Muslim

20. Indeterminasi (Isi)

"In the past, there was no discrimination based on religion and race. We all stayed together in a brotherly way," Wirathu said.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

21. Determinasi (Isi)

"But when their [Muslim] master plan has been revealed we can no longer stay quiet."

Diberitakan apa adanya

Munculnya kekerasan

22. Nominasi (Isi)

From Rakhine state in the west, to more central towns like Meiktila and Okkan, the link is being made between heightened religious tensions and the preaching and activities of monks and 969.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

23. Nominasi (Isi)

The outbreaks of violence usually have a depressing symmetry.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

24. Abstraksi (Isi)

A small flashpoint, often a crime or perceived insult, perpetrated by a Muslim against a Buddhist, triggers a disproportionate wave of reprisals against the entire Muslim community.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

25. Indeterminasi (Isi)

Ten years ago, under the military junta, Wirathu was jailed for his anti-Muslim views.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

26. Nominasi (Isi)

Now in these times of change, his message is widely disseminated through social media and DVDs.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

27. Indeterminasi (Isi)

Far from being condemned, Wirathu now has backing from the very top.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

28. Indeterminasi (Isi)

In June, as his infamy reached its peak, Wirathu appeared on the front cover of Time magazine labelled "The face of Buddhist terror".

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

29. Individualisasi (Isi)

Burmese monks were outraged and Myanmar's President Thein Sein quickly leapt to Wirathu's defence.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

30. Indeterminasi (Isi)

The Time issue was banned and a statement released with the president lauding Wirathu

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

Page 19: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

as a "son of Lord Buddha".

31. Indeterminasi (Isi)

There is no shortage of theories inside Myanmar as to why Wirathu is now flavour of the month.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

32. Nominasi (Isi)

Now in these times of change, his message is widely disseminated through social media and DVDs.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

33. Determinasi (Isi)

It is certainly an argument Myanmar’s generals have made before.

Diberitakan apa adanya

Diberitakan apa adanya

34. Indeterminasi (Isi)

"We are also wondering about this," Kaylar Sa, a monk jailed for his part in the Saffron revolution of 2007, told me as he chain-smoked his way through a pack of Red Ruby cigarettes.

Seorang bikkhu yang dipenjara karena ikut revolusi saffron

35. Indeterminasi (Isi)

He pointed out that the government has acted decisively and violently to end monk-led demonstrations against an army-backed copper mine last year, and yet now was unwilling to tackle them over hate speech.

Rekayasa pemerintah

36. Indeterminasi (Isi)

"At the moment, we firmly believe that the 969 movement is unnecessary," he said. "If this movement continues to be taken seriously, it could become an obstacle to democratic reform."

Apakah perlu gerakan 969

Apakah ini bagian dari demokrasi

37. Asimilasi (Isi)

A short drive from Wirathu's monastery, Muslim volunteers guard Joon Mosque, the biggest in Mandalay, each night.

38. Determinasi (Isi)

The men told me that in the event of a Buddhist attack, they expect no protection from the (Buddhist-dominated) police or the army.

Diberitakan apa adanya

39. Indeterminasi (Isi)

Smar Nyi Nyi, a veteran of the 1988 student uprising and one of the elders at the mosque, took me to one side. He expressed views that many Burmese share, that shadowy elements within the establishment are stoking the unrest.

Diberitakan apa adanya

Seorang veteran Muslim pada pergerakan mahasiswa tahun 1988

Page 20: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

40. Indeterminasi (Isi)

"Everybody is talking about the violence between Buddhists and Muslims," he said. "Nobody is interested in the dam on the Irrawaddy River. No one is interested in the gas pipeline. If somebody is controlling things, he is a smart man!"

Masih ada hal lain yang harus diperhatikan daripada bicara tentang kekerasan antara Buddhist dan Muslim

41. Determinasi (Isi)

Some Muslims cling to the hope that there exists a silent majority of moderate Buddhists appalled by recent events, secretly rooting for them.

Masih ada umat Buddhist moderat yang secara rahasia memeberi simpati

Beberapa umat Muslim bergantung pada harapan akan masih adanya umat Buddhist yang bersimpati pada mereka

42. Determinasi (Isi)

"Most of the Buddhists, they are just onlookers "a retired Muslim doctor tells me with a shrug. "A few might pass a heartfelt regard and say they're sorry, but that doesn't come above the surface."

Tidak berani terang-terangan

43. Indeterminasi (Isi)

For Wirathu, each fresh outbreak of religious conflict reinforces his view that Myanmar is part of a global war on militant Islam and that he is being badly misunderstood.

Diberitakan apa adanya

Persepsi yang salah

44. Indeterminasi (Isi)

"We don't use drones - we haven't killed [Osama] Bin Laden or Saddam Hussein or the Taliban," he told me.

45. Indeterminasi (Isi)

"We are just preaching and posting on the internet and Facebook for the safety and security of our nation.

Peranan penting media

Media menjadi alat provokasi

46. Indeterminasi (Isi)

If we are all protecting our own nation who's the bad guy - Wirathu or Barack Obama?"

4. Representasi Aktor Buddhist Dalam Wacana Berita

Sebagai surat kabar yang mengusung kebebasan dan keterbukaan, redaksi

surat kabar BBC News merepresentasikan umat Buddhis dengan

menempatkannya apa adanya. Hal tersebut tergambar dari bahasa yang

Page 21: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

dipergunakan cenderung netral. Seperti yang tertuang dalam teks-teks di bawah

ini:

This week, religious violence has once again flared in Myanmar, formerly known as Burma. Hundreds of Muslim homes have been burnt to the ground in Sagaing region after being attacked by Buddhist mobs.In just over a year, more than 200 people, mostly Muslims, have

been killed and many more displaced as unrest has spread from Rakhine state in the west to towns across the country.From Rakhine state in the west, to more central towns like Meiktila

and Okkan, the link is being made between heightened religious tensions and the preaching and activities of monks and 969.

Konflik yang terus terjadi antara umat Buddhis dan umat Muslim

Rohingnya menyebabkan banyak orang terbunuh, banyak rumah yang terbakar,

pengungsi dimana-mana, dan ketegangan yang terus meningkat dikarenakan

munculnya gerakan stiker 969. Hal ini semakin membuat banyak korban dari

pihak Muslim.

Pada data wacana berita yang dianalisis tidak ditemukan adanya praktik

misreinterpretasi, yaitu suatu praktik ketidakbenaran penggambaran, kesalahan

penggambaran seeorang, suatu kelompok, suatu pendapat, suatu gagasan tidak

ditampilkan sebagaimana mestinya, tetapi digambarkan secara buruk. Sebaliknya,

aktor sosial yang mewakili masing-masing kelompok diajak untuk berbicara.

Seperti kita lihat dari nukilan berikut ini:

Wirathu said he put them up as a reminder to Buddhists that the country is under attack from Muslim "invaders"."Muslims are only well behaved when they are weak, "he said. "When they become strong, they are like a wolf or a jackal; in large packs they hunt down other animals."Wirathu believes there is a Muslim "master plan" underway to turn Myanmar into an Islamic state.Over the past 50 years, we have shopped at Muslim shops and then they became richer and wealthier than us and can buy and marry our girls," Wirathu said. "In this way, they have destroyed and penetrated not only our nation but also our religion.""In the past, there was no discrimination based on religion and race. We all stayed together in a brotherly way," Wirathu said. "But when their [Muslim] master plan has been revealed we can no longer stay quiet."

Page 22: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

"We don't use drones - we haven't killed [Osama] Bin Laden or Saddam Hussein or the Taliban," he told me. "We are just preaching and posting on the internet and Facebook for the safety and security of our nation.”

Nukilan di atas menggambarkan pandangan dari seorang bikkhu tentang

umat Muslim. Memang sungguh disayangkan mengingat Buddhisme sendiri

mengajarkan tentang cinta kasih, welas asih dan perdamaian, tetapi malah

umatnya melakukan kekerasan terhadap sesama manusia. Shin Wirathu berpikir

bahwa umat Muslim yang datang ke Myanmar memiliki tujuan untuk merubah

Myanmar menjadi sebuah Negara Islam. Bahkan dalam sebuah statement-nya

yang lain Shin Wirathu mengatakan bahwa ia tidak ingin Myanmar berakhir

seperti Indonesia atau pun Afganishtan.21

Shin Wirathu beranggapan bahwa dia tidak menggunakan senjata untuk

kekerasan melainkan hanya menyebarkan dan mem-posting di internet dan

facebook untuk keselamatan dan keamanan negaranya. Dari hal ini kita bisa

melihat bagaimana peran media yang begitu besar sehingga sanggup

mempengaruhi khalayak. Shin Wirathu menngunakan media untuk melakukan

propaganda akan faham anti-Muslim, dan hasilnya sangat luar biasa karena

mobilisasi terus terjadi dan kekerasan terjadi dimana-mana. Media memang

memiliki salah satu peran yaitu sebagai tempat pertukaran ideologi dan tempat

penyebaran ideologi. Maka bagi mereka yang menelan mentah-mentah semua

kata media maka akan menjadi korban propaganda ini.

Selanjutnya BBC News juga mengajak berbicara salah satu aktor sosial

dari pihak Muslim, seperti dalam nukilan di bawah ini:

Smar Nyi Nyi, a veteran of the 1988 student uprising and one of the elders at the mosque, took me to one side. He expressed views that many Burmese share, that shadowy elements within the establishment are stoking the unrest. "Everybody is talking about the violence between Buddhists and Muslims," he said. "Nobody is interested in the dam on the Irrawaddy River. No one is interested in the gas pipeline. If somebody is controlling things, he is a smart man!"

21Lampiran berita BBC News

Page 23: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

Some Muslims cling to the hope that there exists a silent majority of moderate Buddhists appalled by recent events, secretly rooting for them. "Most of the Buddhists, they are just onlookers "a retired Muslim doctor tells me with a shrug. "A few might pass a heartfelt regard and say they're sorry, but that doesn't come above the surface."

Teks-teks di atas mengungkapkan bagaimana pendapat umat Muslim yang

sesungguhnya, dimana mereka berpikir bahwa sudah tidak ada lagi orang yang

berbicara tentang masalah-masalah sosial penting lainnya sebab semua orang

berbicara tentang kekerasan yang terjadi antara umat Buddis dan umat Muslim.

Umat Muslim sendiri juga berharap pada mayoritas Buddhis moderat yang secara

rahasia mendukung mereka. Disamping itu juga tentang ketidakberanian beberapa

umat Buddhis untuk mengatakan maaf secara terbuka, hanya berani sembunyi-

sembunyi. Dalam sebuah kelompok besar memang suara terbesarlah yang akan

muncul di permukaan, seperti halnya yang terjadi di Myanmar. Manakala

sebagian besar orang dengan beramai-ramai melakukan kekerasan, maka suara

mereka yang tidak setuju pun menjadi tidak diperhitungkan. Hal ini merupakan

bagian dari rangkaian tahapan konflik. Konflik yang semula merupakan konflik

individu berubah menajdi konflik antar agama manakala konflik tersebut sudah

terpolarisasi.

Aktor sosial yang diajak untuk berbicara lainnya adalah seorang bikkhu

yang menganggap bahwa sesungguhnya gerakan stiker 969 itu tidak perlu, karena

hanya akan menimbulkan kekerasan semata. Beliau mengatakan bahwa semua ini

hanyalah rekayasa pemerintah Junta militer yang ingin kekuasaannya kembali

lagi, sebab dahulu banyak bikkhu yang diperlakukan dengan kekerasan untuk

mengakhiri demonstrasi para bikkhu melawan penambangan timah yang

dibekingi oleh tentara. Shin Wirathu yang dulunya dipenjara kenapa sekarang

dibebaskan dan malah memiliki posisi di puncak dengan menyebarkan pidato-

pidato yang mengundang kebencian .Hal ini hanya akan menyebabkan

terhambatnya reformasi dalam demokrasi. Seperti kita lihat melalui teks-teks

berikut ini:

Page 24: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

"We are also wondering about this," Kaylar Sa, a monk jailed for his part in the Saffron revolution of 2007, told me as he chain-smoked his way through a pack of Red Ruby cigarettes. He pointed out that the government has acted decisively and violently to end monk-led demonstrations against an army-backed copper mine last year, and yet now was unwilling to tackle them over hate speech."At the moment, we firmly believe that the 969 movement is unnecessary," he said. "If this movement continues to be taken seriously, it could become an obstacle to democratic reform."

Adapun pelaku di dalam data wacana berita BBC News umumnya

direpresentasikan menggunakan strategi wacana eksklusi mengingat pelakunya

adalah massa. Namun demikian tidak mengesankan kalau pelaku dilindungi, tetapi

wartawan tidak dapat menelusuri keberadaannya mengingat kekerasan tersebut

sifatnya jamak. Akan tetapi aktor sosial coba di belakang gerakan stiker 969

tersebut dimunculkan, seperti yang sudah dikemukakan dalam nukilan di atas.

Terdapat upaya labelisasi di dalam wacana berita meskipun pelabelan

tersebut merujuk pada media lainnya. Labelisasi tersebut ditunjukkan pada teks

berikut: "The face of Buddhist terror". Labelisasi ini diberikan sehubungan

dengan terjang Shin Wirathu yang notabene adalah seorang bikkhu, yang dengan

sengaja menyebarkan dan mem-posting foto-foto serta hate speechdi internet dan

facebook, sehingga memancing reaksi massa untuk melakukan kekerasan terdahap

umat Muslim. Tentunya hal ini bertentangan dengan ajaran Buddha itu sendiri

yang selalu mengajarkan cinta damai. Labelisasi yang kedua dikemukakan oleh

presiden Myanmar, Thein Sein, yanag menyebut Shin Wirathu sebagai “son of

Lord Buddha”. Seseorang yang dengan sengaja menyebarkan propaganda yang

berisi kebencian bagaimana bisa disebut sebagai putra dari Buddha? Namun

labelisasi sendiri tidak terlepas dari siapa yang memberikannya dan bagaimana

masyarakat menerimanya. Tentunya hal ini dapat menyebabkan pro dan kontra

tentang layak tidaknya seseorang diberikan label seperti tersebut.

Dari sudut pandang pemarginalan yang lainnya, terdapat praktik stereotip.

Hal ini bisa kita lihat dengan munculnya banyak kata “Buddhist” dan “Muslim”.

Terdapat dua kelompok besar agama di sana yang sedang berkonflik dan itu yang

coba diangkat oleh BBC News. Meskipun pada awalnya konflik itu muncul

Page 25: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

sebenarnya bukan berasal dari dua stereotip tersebut, melainkan lebih pada konflik

individu yang memicu munculnya konflik yang lebih besar.

Penutup

Dalam wacana berita 2 BBC News bahasa yang dipergunakan untuk

merepresentasikan umat Buddhis adalah bahasa yang apa adanya. Redaksi

berusaha menampilkan hasil wawancara dari beberapa pihak yang berhubungan

dengan konflik yang terjadi untuk memberikan prinsip pemberitaan yang

berimbang. Redaksi juga memberikan labelisasi terhadap aktor sosial Buddhis

yang notabene adalah seorang bikkhu dengan model ironis. Bentuk stereotype

sebagai bagian dari pemarginalan adalah bentuk yang diusung oleh redaksi BBC

News.

Masih terdapat banyak hal yang menarik yang dapat digali dan belum

sepenuhnya diangkat dalam penelitian ini, terlebih lagi penelitian tentang media

dan konflik, sehingga masih dimungkinkan penelitian yang lebih baik lagi.

Penulis sadar masih banyak kekurangan dari penelitian ini, oleh sebab itu penulis

terbuka untuk masukan dan kritik membangun demi semakin berkembangnya

penelitian ke arah yang lebih baik lagi.

Daftar PustakaBaran J. Stanley & Denis K. Davis. (2003). Mass Communications Theory;

Foundations, Ferment, and Future. Canada: Thompson-Wadsworth.Chris Barker. (2005). Cultural Studies,edisi terjemahan. Yogyakarta: Bentang.Coulthard, Carmen Rosa Caldas dan Malcolm Coulthard (ed.). (1996). Text and

Practices: Reading in Critical Discourse Analysis. London and New York: Routledge.

Djafar H. Assegaf. (1991). Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.Eriyanto. (2002). Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media

Massa. Yogyakarta: LkiS.H. Hafied Cangara. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.HB. Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif; Dasar Teori dan

Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.Ibnu Hamad. (2004). Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta:

Granit.Jalaluddin Rakhmat. (1991). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung:

Rosdakarya.Kartini Kartono. (2007). Patologi Sosial. Jilid I. Jakarta: Rajawali Press.

Page 26: (2).docx · Web viewwho’s a monk in ironic way. The stereotyping form as part of marginalization was taken by the BBC News Asia’s editor. Keywords: …

Stephen W Littlejohn. (2001). Theories of Human Communication. London: Sage Publication.

Melvin De Fleur dan Sandra Ball-Rokeah. (1989). Theories of Mass Communication, 5th Edition, New York-London: Longman.

Roger Fawler. (1999). Language in the News; Discourse and Analysis in the Press. London: Roudledge.

Soehadi, dalam http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa / Wangs T. M. “Structure of News, Structure of Discourse: Reppraising Discourse

Analysis its Implications for News Studies”, Makalah pada Konferensi Association of Education for Journalism and Mass Communiction, Agustus 1994. (http://www.msu.edu).