_11_ a. taufik mulyono

15

Click here to load reader

Upload: melinda-wardani

Post on 13-Aug-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

manajemen konstruksi

TRANSCRIPT

Page 1: _11_ a. Taufik Mulyono

Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel yang Mempengaruhi Pemberlakuan…….(A. Taufik Mulyono)72

PERSEPSI PAKAR: VERIFIKASI VARIABEL YANG MEMPENGARUHIPEMBERLAKUAN STANDAR MUTU PERKERASAN JALAN

(Expert Perception : Variable Verification Infuencing The Implementationof Road Pavement Quality Standard)

Agus Taufik Mulyono 1)

1) Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan FT-UGM dan PenelitiPusat Studi Transportasi dan Logistik (PUSTRAL)-UGM, E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Implementation of quality standard for road pavement deals with many constraints and improper application onsite, such as (1) lack of qualified resource (human resource, equipment, material and cost) used in quality controlsystems; and (ii) lack of socialisation by institutions related for all stakeholders. The objective of the research is todescribe perceptions of road pavement experts and practitioners regarding variables affecting implementation of qualitystandard throughout stages of input, process, output, outcome and impact. This research verified 140 variables affectingimplementation of quality standard for road pavement by judgment of 392 experts and practitoners determined bypurposive sampling from 28 provinces in Indonesia. Descriptive statistics was employed to analyse verified dominantvariables perceived by those experts and practitioners affecting the implementation of quality standard. Of 392 expertsand practioners, only 240 or 61.2% gave their opinions. Findings of the research show that 14 aspects and 50 variablesare very dominant. These variables account for 36% of verified variables affecting the implementation of qualitystandard. The dominant aspects include (i) human resource, (ii) utilisation of testing equipment, (iii) utilisation of testingmaterial, and (iv) socialisation. The human resource aspect is affected by level of competency, education, experience andnumber of training in pavement engineering. The utilisation of testing equipment is influenced by availability ofequipment, equipment guideline, reliability and readiness of equipment. The utilisation of testing material is affected bysampling method, quality and availability of materials. The socialisation is influenced by competency of instructures,institutional networking commitment, variation of socialisation materials and method of socialisation.

Keywords: implementation, quality standard, expert, affecting variable, road pavement.

PENGANTAR

Pemberlakuan standar mutu perkerasan jalanmerupakan kegiatan yang dilakukan untukmemantau, mengawasi, menilai proses implementasistandar mutu dari awal hingga akhir pekerjaanperkerasan agar hasil akhir sesuai standar mutu yangdisyaratkan (Mulyono, 2006). Pemberlakuan standarmutu perkerasan jalan menghadapi banyak kendaladan penyimpangan yang bersumber pada lemahnyasistem monitoring dan evaluasi terhadap prosespemberlakuannya. Beberapa kendala yang dihadapiadalah: (i) kekurangan kualitas SDM; (ii)keterbatasan utilisasi alat uji mutu; (iii) substansi danmetode standar mutu yang sulit dipahami; (iv)lemahnya koordinasi antara pelaksana dan pengawasmutu; dan (v) penggunaan material/bahan konstruksijalan yang kurang bermutu. Selain itu Mulyono(2007) juga menyimpulkan bahwa penyimpanganmutu perkerasan jalan yang sering terjadi padapekerjaan peningkatan maupun pemeliharaan jalanadalah: (i) mutu material kurang tepat; (ii) metodepengujian kurang tepat; dan (iii) prosedur

pelaksanaan dan pengawasan lapangan yang tidaktepat.

Di Indonesia, pemberlakuan standar mutuperkerasan jalan telah menjadi perhatian pemerintahsejak tahun 1991. Sebelum tahun 1985, standar mutuperkerasan produk luar negeri (AASHTO, ASTM,BSI) lebih banyak diterapkan dan diadopsi padapengendalian mutu perkerasan jalan karena belumtersedianya standar mutu nasional. Kendala yangdihadapi saat itu adalah beberapa substansi standarmutu perkerasan produk luar negeri sulitdiimplementasikan karena ketidaksesuaian materiallokal dan kondisi lingkungan terhadap negara asalpembuat standar serta keterbatasan sumber dayapendukungnya (Mustazir, 1999).

Pada transisi tahun 1985-1991, pemerintahpusat telah menyiapkan beberapa konsep standarmutu perkerasan jalan (kurang lebih 400 konsepstandar mutu) yang akan diberlakukan secaranasional untuk mendapatkan keseragaman mutuperkerasan jalan dan beberapa penyesuaiansubstansinya terhadap kondisi lingkungan danmaterial di Indonesia. Kondisi sekarang dipertegasdengan Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000

Page 2: _11_ a. Taufik Mulyono

Dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 7, Nomor 1, Januari 2007 : 72 – 86 73

tentang Standardisasi Nasional yang mendasaripemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI)yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional(BSN).

Kondisi sekarang dipertegas dengan PeraturanPemerintah No. 102 tahun 2000 tentangStandardisasi Nasional yang mendasaripemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI)yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional(BSN). Namun demikian, beberapa kendala yangdihadapi dalam penerapan standar mutu berlisensiSNI tersebut adalah: (i) sosialisasi dan distribusibelum dilakukan secara merata karena keterbatasansumber daya (SDM, peralatan, biaya, lembaga) yangada di tiap daerah, (ii) pemerintah pusat sebagaipembina mutu belum memiliki metode tepat untukmengevaluasi keberhasilan penerapan standar mutudi lapangan. Badan Pembina Konstruksi danInvestasi (Bapekin) Departemen Kimpraswil (2003)maupun Badan Pembina Konstruksi dan SumberDaya Manusia (BPKSDM) Departemen PekerjaanUmum (2005) telah membuat konsep untuk melihatpengaruh sistem manajemen mutu konstruksi jalanterhadap manajemen proyek pembangunan jalan.Konsep ini meneliti dampak beberapa faktor makroyang mempengaruhi sistem manajemen mutu jalanpada tahapan input-process-output pembangunanjalan. Selain itu Buttlar & Harrell (1998) jugamelakukan penelitian yang hampir sama. Mulyono(2006) dan Haryono (2005) menyatakan bahwaketidaksempurnaan implementasi standar mutudisebabkan kurangnya pemahaman terhadapvariabel-variabel yang berpengaruh langsungterhadap pemberlakuannya. Mulyono & Suraji(2005) telah memperkenalkan konsep monitoringdan evaluasi pemberlakuan standar mutu konstruksiperkerasan jalan yang berbasis pendekatan sistemik(input-process-output-outcome-impact), yang saat itubelum dilengkapi dengan pendalaman surveivariabel-variabel yang mempengaruhinya. Hal iniyang melatar belakangi perlunya penelitian verifikasivariabel-varaiabel pengaruh terhadap pemberlakuanstandar mutu melalui pendekatan persepsi pakar(expert opinion). Tujuan penelitian ini adalahmendeskripsikan persepsi para ahli bidangperkerasan jalan terhadap variabel-variabel yangmempengaruhi tahapan pemberlakuan standar mutuperkerasan jalan, sehingga dapat diidentifikasivariabel-variabel pengaruh yang dominan.

KAJIAN PUSTAKA

Scott dkk (2004) mengevaluasi standar mutukinerja perkerasan yang dikaitkan dengan kontrakberbasis kinerja (performance based contract). Fokus

penelitian Scott dkk (2004) adalah bagaimanapenerapan standar mutu harus menjadi masukandalam manajemen mutu pemeliharaan danpeningkatan jalan untuk mempertahankan danmeningkatkan life time perkerasan jalan. Namundemikian, penelitian ini belum mendeskripsikanvariabel-variabel yang mempengaruhi penerapanstandar mutu. Kegagalan mutu konstruksi jalan yangsering terjadi pada pelaksanaan perforamnce basedcontract lebih banyak disebabkan olehpenyimpangan standar mutu (specifications) dilapangan. The AASHTO Highway Subcommitteeuntuk konstruksi jalan telah mengembangkan suatuConstructability Best Practices Guide yangmenekankan bahwa jika rencana dan spesifikasi(standar mutu) tidak dapat dilaksanakan akanmengganggu proses konstruksi perkerasan jalan(Ford dkk, 2004). Penelitian Ford dkk (2004) belummembahas tentang permasalahan apa yangmengganggu penerapan standar mutu di lapangan.Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Buttlar &Harrell (1998) mengembangkan hasil akhir dankinerja yang terkait dengan spesifikasi (standarmutu) pelaksanaan perkerasan jalan raya di Amerika.Dalam hal ini, Buttlar & Harrell (1998)menyimpulkan bahwa pengembangan suatuspesifikasi (standar mutu) dengan kombinasi antarahasil akhir (end result specifications) dan kinerja(performance related specifications) akan sangatpraktis dalam merespon teknologi, material lokal danperalatan uji untuk penjaminan mutu (qualityassurance) pembangunan perkerasan jalan.Penelitian ini menggambarkan evolusipengembangan standar mutu (spesifikasi) darimethod related specifications (MRS), end resultrelated specification (ERS) dan performance relatedspecifications (PRS). Secara khusus, penelitianButtlar & Harrell (1998) ini belum menjelaskanbagaimana dan variabel apa yang mempengaruhiimplementasi standar mutu dari ketiga metodapeningkatan kualitas perkerasan jalan tersebut.

Bubshait & Al Atiq (1999) mengkajipermasalahan penerapan ISO 9000 pada industrikonstruksi di Arab Saudi. Pemberlakuan standar ISO9000 tersebut mengalami kesulitan. Kendala-kendalapenerapan standar tersebut, antara lain: (i) biayatinggi yang harus disediakan, khususnya biaya awal;(ii) ada resistensi untuk berubah pada berbagaitingkatan dari organisasi; (iii) kehilanganproduktifitas dari satuan kerja karena adanyakegiatan tambahan memahami sistem mutu yangbaru; (iv) adanya intervensi dari manajemen danketerbatasan kemampuan dari pihak pegawai; (v)lokasi proyek yang sangat jauh membuat kesulitanuntuk mengendalikan dan mengikuti dengan seksamaimplementasi penerapan standar; (vi) kesulitan

Page 3: _11_ a. Taufik Mulyono

Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel yang Mempengaruhi Pemberlakuan…….(A. Taufik Mulyono)74

komunikasi antara pekerja dan pimpinan karenaperbedaan bahasa; (vii) perbedaan budaya diantarapara pekerja. Hal tersebut menggambarkan bahwakualitas hasil pekerjaan pembangunan konstruksisangat dipengaruhi oleh variabel-variabelpemberlakuan standar mutu pada setiap tahapanpelaksanaannya.

Corhran (2002) dalam Mulyono (2006)menyatakan bahwa pekerjaan pengendalian produkdan evaluasi industri jasa diperlukan peranan kinerjasumber daya yang optimal dan komperhensif, yangmeliputi manusia, peralatan, bahan. Bapekin (2004)menyatakan implementasi sistem mutu konstruksijalan dipengaruhi oleh sejauh mana substansi standarmutu dipahami dan disiapkan di lapangan. Beberapafaktor yang menjadi kendala lapangan dalamimplementasi standar mutu di negara sedangberkembang (Kubal, 1996) adalah: (i) koordinasikelembagaan yang belum optimal; (ii) pendidikansumber daya manusia yang masih rendah; (iii) biayaperawatan peralatan uji yang masih rendah; dan (iv)ketidakjelasan manual. Peralatan uji pengendali mutuini merupakan bagian kecil dari lingkaran instrumenmanajemen proyek namun sangat menentukanindikator performance mutu konstruksi jalan (McCambridge & Tucker, 1998). Peranan alat uji mutudalam implementasi pembangunan jalan sangatmenentukan umur pelayanan jalan, artinya akurasidan kualitas alat uji harus benar – benar diperhatikan,sehingga perlu perawatan dan kalibrasi rutin (Jahren& Federle, 1999).

Bapekin (2003) telah melakukan penelitiantentang sistem penilaian mutu konstruksi jalan yangdalam aplikasinya menghadapi beberapa kendala: (i)keterbatasan alat uji; (ii) beberapa daerah sudahmemiliki peralatan uji tetapi akurasi ketelitiannyadiragukan karena belum pernah dikalibrasi; (iii)pengadaan alat uji masih terpusat di kota – kota besarsehingga menyulitkan distribusinya sampai di tingkatkabupaten; (iv) teknisi belum profesional; dan (v)independensi alat uji masih terfokus di badan litbanginstansi pemerintah pusat atau perguruan tinggi.

Plemmons & Bell (1995) menyatakan bahwatingkatan mutu produk ditetapkan berdasarkan hasiluji sampel dimana secara inherent terkait denganfaktor – faktor seperti ketepatan sampling,ketrampilan teknisi (operator/surveyor) dan presisialat uji, sehingga pengujian yang dilakukan harusmengikuti kaidah dan berbasis statistik. Presisi alatuji menurut Hartman dkk.(2001) dipengaruhi olehkeahlian teknisi alat, perawatan dan umur pelayananalat, pemahaman juknis alat dan pengendalianbatasan toleransi ketelitian alat. Beberapa variabelyang perlu dicermati dalam pengendalian sistemmutu infrastruktur, khususnya infrastruktur jalanadalah : (i) ketersediaan peralatan uji mutu (Bennett,

2003); (ii) kalibrasi komponen alat uji mutu untukmendapatkan presisi alat yang akurat (Fulup dkk.,2000); (iii) pengadaan komponen peralatan uji mutudan pemeliharaannya (Fulup dkk., 2000; (iv) manualalat uji mutu (Hartman dkk., 2001); (v) spesifikasidan kehandalan alat uji (Mulyono, 2006).

Proses penerapan monitoring dan evaluasistandar mutu perkerasan jalan dilakukan melaluikegiatan sosialisasi dan distribusi standar (Miller,1996). Selain sosialisasi standar, Porter (1998)melakukan penelitian terhadap strategi sumber dayamanusia untuk mencapai pengendalian mutu yangsukses dalam bentuk penyelenggaraan implementasistandar yang didukung oleh manajemen data yangterorganisir. Beberapa kendala yang dihadapi dalamproses pemberlakuan standar mutu di negarakepulauan atau sedang berkembang adalah: (i)distribusi penyampaian ke daerah sasaran tidak tepatatau terlambat sementara pembangunan sudahberjalan (Singh & Shoura, 1999); (ii) tidak didukungoleh manajemen data yang sistematis (Bapekin,2003; Weston & Whiddett, 1999); (iii) sosialisasidibatasi oleh biaya dan waktu (Bapekin, 2003).Selain manajemen data, aspek lain yang perludicermati adalah metode implementasi pemberlakuanstandar mutu untuk mencapai sasaran yang jelasterhadap pelaku, metode kerja lapangan dan hasilpengujian (Bergeron, 2001).

Keluaran penerapan standar mutu yangdilaksanakan di lapangan adalah tingkat pencapaianmutu dan sosialisasi standar sampai ke obyek tujuan(Smith, 1996). Beberapa kendala yang dihadapiuntuk mendapatkan tingkat pencapaian standar mutuyang benar adalah : (i) keterbatasan sumber daya(manusia, alat, bahan, dan biaya) sehingga seringtercapai volume proyek tetapi bukan mutu proyek(Kasi, 1995; Bennett, 2003); (ii) waktu yang tidakcukup dan biaya yang amat terbatas sehingga sulitmencapai pekerjaan yang memenuhi standar mutu(Bennett, 2003); (iii) pelaporan proyek yang tidaksesuai dengan fenomena lapangan (George, 1994).Beberapa tantangan yang dihadapi untukmendapatkan tingkat pencapaian sosialisasi standarmutu yang mencakup semua kepentinganstakeholder, adalah: (i) keterbatasan manusia untukbersikap responsivitas terhadap informasi yang barukecuali ada motivasi untuk maju dan memilikikompetensi yang tinggi (Brown, 2000 dalamRukmana, 2006); (ii) keterbatasan waktu dan biayajika dikaitkan wilayah yang luas seperti Indonesiasehingga kecakupan substansi tidak merata (Bapekin,2003; Deputi Bidang Kontruksi Meneg PU, 2000);dan (iii) teknologi informasi belum optimaldigunakan secara merata di wilayah Indonesiasehingga sosialisasi harus dilakukan dengan tatapmuka (Bapekin, 2003).

Page 4: _11_ a. Taufik Mulyono

Dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 7, Nomor 1, Januari 2007 : 72 – 86 75

METODE PENELITIAN

Penelitian diawali dengan ijin survai kepadaKepala Badan Pembina Konstruksi dan Sumber DayaManusia (BPK-SDM) Departemen Pekerjaan Umum(Februari 2006), dilanjutkan dengan kompilasi dataprimer dalam bentuk pengisian kuesioner yangditerima dari para pakar yang tersebar di 28 propinsidi Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan selama 2(dua) bulan dari Februari 2006 sampai dengan bulanMaret 2006. Bagan alir metodologi penelitian dapatdilihat dalam Gambar 1.

Desain SampelDesain sampel yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada teknik cluster sampling(Nazir, 2004 dan Mulyono, 2006) yang secaraberurutan meliputi: (i) populasi finit terdiri dari 31propinsi di Indonesia; (ii) memilih psu (primarysampling unit) secara purposive dari populasi finit;(iii) memilih unit elementer secara purposive daripsu yang terpilih; dan (iv) memilih jumlah dan jenispakar secara purposive dari tiap unit elementer.Pemilihan psu yang merepresentasikan beberapapropinsi yang memiliki proporsi kondisi jalan tidakmantap lebih dari 25% terhadap total panjang jalannasional dan propinsi dalam satuan wilayah propinsi,meliputi: Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu,Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Banten,Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali,Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, KalimantanTimur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,Sulawesi Selatan dan Papua. Pemilihan psu yangmerepresentasikan beberapa propinsi yang memilikiproporsi kondisi jalan mantap lebih dari 75%terhadap total panjang jalan nasional dan propinsidalam satuan wilayah propinsi, meliputi: SumateraUtara, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, NusaTenggara Timur, Sulawesi Tengah, SulawesiTenggara, Gorontalo, Maluku Utara dan Maluku.Selanjutnya ditetapkan unit elementer tiap psu,meliputi: (i) kantor perencanaan dan pengawasanteknik jembatan dan jalan nasional (P2JJ) dan badanlitbang jalan; (ii) kantor dinas pekerjaan umum; (iii)kantor konsultan teknik jalan; (iv) kantor kontraktorbidang jalan; dan (v) perguruan tinggi. Pakar bidangjalan (Morris & La Boube, 1995 dalam Mulyono,2006) disyaratkan memiliki pengalaman bekerjadalam bidang rekayasa teknik jalan minimal 10 tahunberpendidikan setara sarjana teknik sipil; minimal 5tahun berpendidikan setara magister teknik sipil;minimal 15 tahun berpendidikan setara diplomateknik sipil atau memiliki sertifikasi uji mutu dariorganisasi profesi. Persyaratan dan jumlah pakaryang mewakili unit elementer dalam tiap propinsimengacu metode penelitian Mulyono (2006), yang

memilih pakar secara purposive sampling. Jumlahsampel tiap psu pada unit elementer P2JJ dan Badanlitbang jalan sebanyak 3 (tiga) pakar; Dinas PUsebanyak 5 (lima) pakar; konsultan sebanyak 2 (dua)pakar; kontraktor sebanyak 2 (dua) pakar danperguruan tinggi sebanyak 2 (dua) pakar, sehinggajumlah desain sampel seluruhnya = 28 psu x 14sampel = 392 pakar.

Pola Pikir dan Instrumen PenelitianPenelitian ini mendeskripsikan persepsi pakar

tentang verifikasi variabel-variabel pengaruhterhadap pemberlakuan standar mutu perkerasanjalan berbasis pendekatan sistemik, yang terbagidalam sub sistem - sub system pemberlakuan: (i)input; (ii) process; (iii) output; (iv) outcome; dan (v)impact, yang mengikuti pola pikir Mulyono & Suraji(2005), yang disajikan dalam Gambar 2.Sebagaimana mengacu hasil penelitian Mulyono(2006), penelitian ini juga melakukan teknikpengumpulan data yang disesuaikan dengan sifat danjenis data yang bersifat kualitatif melalui wawancara(interview) dan atau menjawab tertulis terhadapkuesioner (formulir survai) yang ditujukan kepadapakar. Mulyono (2006) dalam penelitiannya telahmenguraikan faktor-faktor yang berpengaruhterhadap pemberlakuan standar mutu dalam tiap sub-sub sistemnya:a) input, meliputi aspek: (i) sumber daya manusia;

(ii) utilisasi alat uji; (iii) utilisasi bahan uji; dan(iv) tampilan format standar;

b) process, meliputi aspek: (i) sosialisasi standarmutu; (ii) distribusi standar mutu; (iii)implementasi standar mutu; (iv) manajemendata;

c) output, meliputi aspek: (i) tingkat pencapaianmutu; dan (ii) tingkat pencapaian sosialisasi;

d) outcome, meliputi aspek: (i) tingkat ke-kuatanstruktural; dan (ii) tingkat keku-atan fungsional;dan

e) impact, meliputi aspek: (i) tingkat kenyamananjalan, dan (ii) tingkat kemantapan jalan.

Selanjutnya dilakukan verifikasi variabel-variabelyang berpengaruh terhadap faktor-faktor dalamsubsistem pemberlakuan standar mutu. Variabel-variabel ini diperoleh dengan cara mengkaji hasilpenelitian dan studi literatur terkait.

Distribusi Formulir SurvaiFormulir survai didistribusikan melalui pos

kepada pakar bidang teknik jalan yang tersebar ditiap unit elementer yang berada di 28 propinsi,sebanyak 392 formulir. Selama 2 (dua) bulan prosespengisian, jumlah formulir terisi yang kembalisebanyak 240 formulir dengan identitas pakar sepertidalam Gambar 3 sampai dengan Gambar 5. Jenis dan

Page 5: _11_ a. Taufik Mulyono

Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel yang Mempengaruhi Pemberlakuan…….(A. Taufik Mulyono)76

jumlah pakar yang menjadi responden mengacu padahasil penelitian Mulyono (2006).

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Partisipasi PakarPartisipasi aktif pakar diindikasikan

kesediaannya untuk mengisi dan mengembalikanformulir survai. Tingkat partisipasi pakar sebesar61,2% dari jumlah pakar yang ditargetkan, hal inimenunjukkan bahwa akurasi jumlah sampel dapatdinilai mewakili populasi finit yang dilakukan secarapurposive sampling (Nazir, 2004 dan Gerardi dkk.,2005). Purposive sampling mengindikasikan bahwa

pakar yang dipilih sebagai sampel (responden) dinilaimampu memberikan jawaban yang tepat ataspertimbangan kepakaran dan pengalaman rekayasateknik jalan secara obyektif dan rasional. Dari 240pakar yang mengembalikan formulir survai,menunjukkan: (i) 47,1% berasal dari instansipemerintah selaku pembina dan penyedia jalan; (ii)27,5% berasal dari praktisi pelaksana dan pengawaspembangunan jalan; dan (iii) 25,4% berasal dariperguruan tinggi (lihat Gambar 3). Gambar 4 danGambar 5 menyajikan identitas pakar yangberpendidikan magister dan doktor teknik sipilsebanyak 70%; dan yang memiliki pengalaman kerjadibidang rekayasa teknik jalan di atas 10 tahunsebanyak 60%.

Gambar 1. Bagan Alir Kegiatan Penelitian

Page 6: _11_ a. Taufik Mulyono

Dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 7, Nomor 1, Januari 2007 : 72 – 86 77

Model Monitoring Pemberlakuan Standar Mutu

Aplikasi Model

Verifikasi Model

Subsistem(i)

pemberlakuanstandar mutu

input

Faktor (i)

Variabelpengaruh (i)

Subsistem(p)

pemberlakuanprocess

standar mutu

Faktor (p)

Subsistem(o)

pemberlakuanoutput

standar mutu

Faktor (o)

Subsistem(c)

pemberlakuanoutcome

standar mutu

Faktor (c)

Subsistem(m)

pemberlakuanimpact

standar mutu

Faktor (m)

Efisiensi pemberlakukan standar Keberlanjutan pemberlakukan standar

Efektifitas pemberlakuan standar

indikator (i)

parameter (i)

Variabelpengaruh (p)

indikator (p)

parameter (p)

Variabelpengaruh (o)

Variabelpengaruh (c)

Variabelpengaruh (m)

indikator (o) indikator (c) indikator (m)

parameter (o) parameter (c) parameter (m)

Efektifitas biaya pemberlakuan standar mutu

Gambar 2. Pemberlakuan Standar Mutu Berbasis Pendekatan Sistemik(Mulyono & Suraji, (2005)

PerguruanTinggi,25.4%

P2JJ danBalitbang,

20.8%Kontraktor,

12.9%

Konsultan,14.6%

Dinas PU,26.3%

Gambar 3. Identitas Pakar Berdasarkan Instansi

Doktor,26.0%

Magister,44.0%

Sarjana,25.0%

Diploma,5.0%

Gambar 4. Identitas Pakar Berdasarkan JenjangPendidikan

Page 7: _11_ a. Taufik Mulyono

Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel yang Mempengaruhi Pemberlakuan…….(A. Taufik Mulyono)78

0 - 5 tahun,15.0%

5 - 10 tahun,25.0%

10 - 15 tahun,45.0%

15 - 20 tahun,10.0%

> 20 tahun,5.0%

Gambar 5. Identitas Pakar Berdasarkan PengalamanKerja Bidang Teknik Jalan

Persepsi Pakar terhadap Verifikasi VariabelPengaruh dalam Subsistem-subsistemPemberlakuan Standar Mutu Perkerasan Jalan

Sumber daya manusia merupakan salah satufaktor yang amat menentukan kinerja penerapanstandar mutu di lapangan (Porter, 1998 danMulyono, 2006). Variabel penting yangmempengaruhi kinerja manusia dalammemberlakukan standar mutu perkerasan jalanadalah: (i) pendidikan formal (98,6%); (ii)profesionalisme (98,6%); (iii) pengalaman kerjasesuai profesi (96,3%); (iv) training sesuai profesi(96,3%); (v) kemampuan kompetensi (90,7%); (vi)pendidikan non formal (87,5%); dan (vii)pemutakhiran kompetensi (79,6%). Hal inimengindikasikan ada 4 (empat) variabel pentingyang dominan yang harus dipertimbangkan dalampemberlakuan standar mutu, yaitu: (i) kompetensi;(ii) tingkat pendidikan; (iii) pengalaman kerja; dan(iv) training profesi. Beberapa variabel lain yangdinilai kurang berpengaruh adalah gender (24,1%),umur (43,2%) dan potensi/bakat (60,2%) karenatidak memiliki parameter kuantitatif yang mudahdiukur (lihat Gambar 6).

Mulyono (2006) menyatakan keterbatasanutilisasi alat uji mutu sangat berpengaruh terhadappenurunan kualitas perkerasan jalan. Hal inimengindikasikan bahwa penggunaan alat uji mutuyang tidak tepat baik jumlah, jenis dan akurasipresisi komponennya akan berpengaruh terhadaphasil uji mutu yang dihasilkan. Variabel penting yangmempengaruhi utilisasi alat uji mutu adalah: (i)ketersediaan alat uji (99,5%); (ii) spesifikasi alat ujisesuai RKS (98,6%); (iii) kemampuan teknisi(98,6%); (iv) pemeliharaan alat uji (98,6%); (v)kalibrasi alat uji (97,2%); (vi) kehandalan alat uji(97,2%); (vii) manual alat uji (96,8%); (viii) sukucadang alat uji (87,0%); dan (ix) independensipengujian (83,8%). Hal ini mengindikasikan ada 4

(empat) variabel penting yang dominan yangmempengaruhi pemberlakuan standar mutu, yaitu: (i)ketersediaan alat uji; (ii) kehandalan alat uji; (iii)kesiapan penggunaan alat uji; dan (iv) kemudahanjuknis alat uji. Beberapa variabel lain yang dinilaikurang berpengaruh adalah umur alat (38,0%); biayapengadaan (43,0%) dan proses pengadaan (47,0%),karena umur alat yang tua tidak berarti utilisasinyamenurun, sangat tergantung frekuensi pemeliharaandan perawatan komponen alatnya (lihat Gambar 7).

Biatna dkk. (2004) menyatakan bahwaketepatan metode sampling sangat berpengaruhterhadap hasil kualitas material, meliputi: (i) ukuransampling; (ii) teknik sampling; dan (iii) frekuensisampling. Hasil penelitian (lihat Gambar 8) verifikasivariabel pengaruh terhadap utilisasi bahan ujimenunjukkan bahwa variabel penting yang dominanmeliputi: (i) kualitas bahan uji 97,2%; (ii)ketersediaan bahan uji 94,9%; (iii) ketepatan metodesampling sebesar rata-rata 90,4%. Ketersediaanbahan uji dapat berasal dari bahan lokal ataudidatangkan dari daerah lain. Beberapa variabel yangkurang dominan adalah: (i) proses pengadaan bahanuji (68,3%); (ii) volume bahan uji (63,4%); (iii) biayapengujian bahan (38,0%); dan (iv) biayapengambilan sampling (33,0%). Variabel yangkurang dominan ini dinilai tidak dapatmerepresentasikan populasi sasaran maupun jumlahsampel (Biatna dkk., 2004).

Implementasi standar mutu memerlukandeskripsi substansi dalam manual standar yang jelas,singkat dan tepat (Haryono, 2005). Selain ituWeston&Whiddett (1999) menyatakan implementasistandar mutu lebih dipengaruhi oleh bahasa yangdigunakan dan kualifikasi standar. Hasil verifikasiterhadap pakar (lihat Gambar 9) menunjukkanbeberapa variabel dominan yang mempengaruhikualifikasi standar mutu adalah: (i) performansistandar (87,5%); (ii) tingkatan standar (86,6%); (iii)pengakuan standar (87,0%); (iv) keaslian standar(78,2%); dan (v) kualifikasi standar (94,9%). Selainitu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabellain yang dominan mempengaruhi tampilan formatstandar mutu adalah: (i) deskripsi substansi standar(97,2%); (ii) manual standar (96,3%); (iii) bahanstandar (93,5%); dan (iv) ukuran buku standar(89,8%). Hal tersebut mengindikasikan bahwakeberhasilan implementasi standar mutu dipengaruhimudah tidaknya ukuran buku standar dibawa secarapraktis di lapangan serta sejauhmana substansistandar mutu dapat dideskripsikan dalam bahasakomunikasi yang mudah dipahami olehpenggunanya.

Hasil penelitian Mulyono (2006) terhadap 251pakar bidang teknik jalan yag tersebar di 28 propinsi,menunjukkan 25,0% responden (pakar) menyatakan

Page 8: _11_ a. Taufik Mulyono

Dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 7, Nomor 1, Januari 2007 : 72 – 86 79

bahwa kesulitan mengenal standar mutu perkerasanjalan disebabkan kurangnya sosialisasi yangdilakukan oleh instansi pembina. Hasil verifikasiterhadap pakar, menunjukkan bahwa variabelpengaruh yang dominan dengan proporsi lebih 80%pakar menyatakan setuju, adalah: (i) materisosialisasi; (ii) kompetensi instruktur; (iii) partisipasistakeholder; (iv) kerjasama kelembagaan; (v)training; (vi) cakupan diseminasi; (vii) lokasipenyelenggaraan; (viii) waktu penyelenggaraan; (ix)legalisasi; dan (x) resposifitas peserta (lihat Gambar10). Hal tersebut mengindikasikan ada 4 (empat)variabel penting yang dominan yang mempengaruhisosialisasi standar mutu, yaitu: (i) kompetensiinstruktur sosialisasi; (ii) komitmen kerjasamakelembagaan; (iii) kualitas materi sosialisasi; dan (iv)keragaman cara sosialisasi.

Sebagaimana sosialisasi standar mutu,Mulyono (2006) menyatakan bahwa distribusistandar mutu sangat dipengaruhi sulitnya pengadaandan lamanya distribusi buku standar mutu sampai keinstansi terkait terutama di wilayah kepulauan yangmenyebar. Hasil verifikasi terhadap pakarmenunjukkan bahwa variabel pengaruh yangdominan dengan proporsi lebih dari 80% pakarmenyatakan setuju, adalah: (i) waktupenyelenggaraan; (ii) kerjasama kelembagaan; (iii)partisipasi stakeholder; (iv) proses birokrasi; (v)ketersediaan cetak materi; (vi) kecepatan distribusi;(vii) transportasi distribusi; dan (viii) lokasipendistribusian (lihat Gambar 11). Hal inimengindikasikan bahwa ada 4 (empat) variabeldominan yang mempengaruhi distribusi standarmutu, yaitu: (i) ketepatan waktu; (ii) partisipasistakeholder; (iii) ketersediaan buku standar; dan (iv)kecepatan distribusi.

Hasil verifikasi menunjukkan ada 10 (sepuluh)variabel penting yang mempengaruhi implementasistandar mutu, yaitu: (i) pemahaman implementasi(99,5%); (ii) tuntutan spesifikasi teknis (98,6%); (iii)akuisisi data (97,7%); (iv) obyek implementasi(96,8%); (v) penyimpangan implementasi standar(96,3%; (vi) batasan toleransi (95,4%); (vii)pengakuan hasil uji mutu (94,0%); (viii)kompleksitas pelaksanaan (94,9%); (ix) durasiimplementasi (89,8%); dan (x) modifikasi standar98,9% (lihat Gambar 12). Hal ini mengindikasikanada 4 (empat) variabel pengaruh yang dominan yangharus diperhatikan dalam proses implementasistandar mutu, yaitu: (i) ketepatan implementasi; (ii)kesesuaian spesifikasi teknis; (iii) pengakuan hasilimplementasi; dan (iv) jangka waktu implementasi.

Bapekin (2004) menyatakan tidak semuastandar mutu mudah dipahami dalamimplementasinya karena adanya kesulitanmengorganisir dan menganalisis data yang dihasilkan

dari pengujian mutu atau standar mutu tertentumemerlukan informasi data yang sulit diakses darisumbernya, sehingga manajemen data merupakansalah satu faktor penting yang harus diperhitungkandalam pemberlakuan standar mutu. Hasil verifikasivariabel pengaruh terhada manajemen datamenunjukkan ada 8 (delapan) variabel penting, yaitu:(i) kompleksitas; (ii) akurasi; (iii) akses (iv) sumberdata; (v) pengendalian; (vi) pengolahan; (vii)pengarsipan; dan (viii) pengorganisasian (lihatGambar 13). Hal ini yang mengindikasikan ada 4(empat) variabel pengaruh yang dominan yang harusdipertimbangkan dalam manajemen data, adalah (i)kemudahan kompilasi data; (ii) kecanggihanpengolahan data; (iii)kehandalan sistem basis data;dan (iv) akses penggunaan data.

Hasil verifikasi variabel pengaruh terhadaptingkat pencapaian mutu perkerasan jalan,menunjukkan ada 5 (lima) variabel penting yangberpengaruh, yaitu: (i) ketepatan mutu sesuaistandar; (ii) ketepatan implementasi standar; (iii)ketepatan uji mutu; (iv) ketepatan sasaran; dan (v)ketepatan administrasi. Hal ini memperkuat hasilpenelitian Mulyono (2006) yang menyatakan bahwaada 3 (tiga) tepat yang diperlukan untuk mencapaikesempurnaan manajemen jalan, yaitu (i) tepat mutu;(ii) tepat waktu dan (iii) tepat volume (lihat Gambar14).

Kegagalan mutu perkerasan jalan nasionalsebagaimana pernah disampaikan olehSjahdanulirwan (2006) dan Mulyono & Riyanto(2006) disebabkan ketidakseragaman penggunaanstandar mutu di lapangan dan kurangnya sosialisasiimplementasinya. Hasil verifikasi variabel pengaruhterhadap tingkat pencapaian sosialisasi standar mutudi lapangan, menunjukkan ada 6 (enam) variabelpenting yang berpengaruh, yaitu: (i) ketepatanjadwal; (ii) keseragaman penggunaan standar; (iii)kelancaran sosialsisasi; (iv) kelengkapan substansistandar; (v) penyebaran informasi standar; dan (vi)pemnatapan hubungan institusi (lihat Gambar 15).

Outcome pemberlakuan standar mutu adalahtingkat kekuatan struktural dan fungsionalperkerasan jalan (Mulyono & Riyanto, 2006;Mulyono & Suraji, 2005; Bapekin, 2004), yangdiindikasikan dengan performansi permukaanperkerasan dan kondisi beban lalulintas. Hasilverifikasi variabel pengaruh terhadap tingkatkekuatan struktural di lapangan, menunjukkan ada 5(lima) variabel penting yang berpengaruh, yaitu: (i)daya dukung perkerasan; (ii) drainase permukaan;(iii) stabilitas perkerasan; (iv) repetisi bebanlalulintas; dan (v) kerusakan struktural dini (lihatGambar 16). Variabel lain yang tidak direspon olehpakar adalah overloading kendaraan dan daya gunaperkerasan, karena performansi kekuatan struktural

Page 9: _11_ a. Taufik Mulyono

Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel yang Mempengaruhi Pemberlakuan…….(A. Taufik Mulyono)80

sangat dipengaruhi kualitas implementasi standarmutu perkerasan yang tepat sebagaimana pernahdikemukakan oleh Sjahdanulirwan (2006) danMulyono (2006). Hasil verifikasi terhadap tingkatkekuatan fungsional perkerasan jalan, menunjukkanada 5 (lima) variabel penting yang sangat diresponoleh pakar, adalah: kondisi permukaan pada hasilpeningkatan dan pemeliharaan jalan (lihat Gambar17).

Impact pemberlakuan standar mutu adalahtingkat kemantapan dan kenyamanan perkerasanjalan (Mulyono & Riyanto, 2006; Bina Marga,2004), yang diindikasikan dengan kondisi kerusakanperkerasan. Hasil verifikasi variabel pengaruhterhadap tingkat kemantapan perkerasan jalanadalah: (i) rutting; (ii) deformasi; dan (iii) pothole(lihat Gambar 18). Hasil verifikasi variabel pengaruhterhadap tingkat kenyamanan perkerasan jalanadalah: (i) kondisi kerataan permukaan; (ii) kondisikekesatan permukaan; dan (iii) kemiringan melintangpermukaan (lihat Gambar 19).

KESIMPULAN

Hasil penelitian verifikasi variabel-variabelpengaruh pemberlakuan standar mutu terhadap 240pakar yang tersebar di 28 propinsi, dapatdisimpulkan adanya indikasi variabel-variabelpengaruh yang dominan pada tiap aspekpemberlakuannya, sebagai berikut:a) sub-sistem input pemberlakuan, meliputi:

1) aspek sumber daya manusia: (i) tingkatkompetensi; (ii) jenjang pendidikan; (iii)pengalaman kerja; dan (iv) jumlah training;

2) aspek utilisasi alat uji: (i) ketersediaan alat; (ii)kehandalan alat; (iii) kesiapan alat; (iv)kemudahan juknis alat;

3) aspek utilisasi bahan uji: (i) kualitas bahan; (ii)ketersediaan bahan; dan (iii) metode sampling;

4) aspek tampilan format standar: (i) kualitasstandar; (ii) kelengkapan substansi; (iii) bahasayang digunakan; dan (iv) ukuran buku standar;

b) sub-sistem process pemberlakuan, meliputi:1) aspek sosialisasi standar: (i) kompetensi

instruktur; (ii) kerjasama kelembagaan; (iii)kualitas materi; dan (iv) metode sosialisasi;

2) aspek distribusi standar: (i) ketepatan lokasi;(ii) partisipasi stakeholder; (iii) ketersediaanbuku standar; dan (iv) kecepatan distribusi;

3) aspek manajeman data: (i) kemudahankompilasi; (ii) kecanggihan pengolahan; (iii)keandalan sistem basis data; dan (iv)aksesibilitas sumber data;

4) aspek implementasi standar: (i) ketepatanimplementasi; (ii) kesesuaian spesifikasi

teknis; (iii) pengakuan hasil implementasi; dan(iv) jangka waktu implementasi.

c) sub-sistem output pemberlakuan, meliputi:1) aspek tingkat pencapaian mutu: (i) ketepatan

mutu; (ii) ketepatan waktu; dan (iii) ketepatanvolume uji;

2) aspek tingkat pencapaian sosialisasi: (i)dukungan institusi; (ii) jadwal sosialisasi; dan(iii) keseragaman penggunaan standar;

d) sub-sistem outcome pemberlakuan, meliputi:1) aspek tingkat kekuatan struktural: (i) daya

dukung perkerasan; (ii) kondisi bebanlalulintas; dan (iii) drainase permukaan;

2) aspek tingkat kekuatan fungsional: (i)ketepatan pemeliharaan; (ii) faktor regional;dan (iii) performansi permukaan jalan;

e) sub-sistem impact pemberlakuan, meliputi:1) aspek tingkat kemantapan jalan: (i) kondisi

rutting; (ii) kondisi deformasi; (iii) kondisipothole;

2) aspek tingkat kenyamanan jalan; (i) kondisikerataan permukaan; (ii) kondisi kekesatanpermukaan; dan (iii) kemiringan melintangpermukaan.

SARANHasil penelitian ini perlu didetailkan dengan

penelitian pendapat pakar terhadap tingkatkepentingan variabel pengaruh pemberlakuan standarmutu dengan metode analisis faktor untuk melihatpengelompokkan variabel yang memilikisifat/karakteristik yang hampir sama.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000. Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 102 Tahun 2000 tentangStandardisasi Nasional. Tambahan LembaranNegara Nomor 4020, Jakarta.

Bapekin, 2003. Pedoman Evaluasi KinerjaPembinaan Konstruksi dan Investasi. BadanPembinaan Kontruksi and Investasi, Dep.Kimpraswil Jakarta.

Bapekin, 2004. Penilaian Manfaat Kontruksi BidangJalan dan Jembatan. Depkimpraswil, Jakarta.

BPKSDM, 2005. Monitoring Sistem MutuKonstruksi. Departemen Pekerjaan Umum,Jakarta.

Bennet, F., L., 2003. The Management ofConstruction: A Project Life Cycle Approach.Butterworth-Heinemann, UK.

Bergeron, H., E., 2001. A Perspective on the Need toGive an Introduction to EngineeringManagement to All Engineering Students.Journal of Leadership and Management in

Page 10: _11_ a. Taufik Mulyono

Dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 7, Nomor 1, Januari 2007 : 72 – 86 81

Engineering, Volume 1 Number 1 : 26-29,American Society of Civil Engineers (ASCE).

Biatna D., Denny dan Dhandy, 2004. Studi StandarTeknik Sampling dan Ukuran Sampel dalamPenelitian. Jurnal Standardisasi Vol. 6 No. 2,Juli 2004, Hal. 41-45, ISSN 1441-0822,http://www.bsn.or.

Bubshait, A., A., and Al-Atiq, T., H., 1999. ISO9000 Quality Standards in Construction.Journal of Management in Engineering,Volume 15 Number 6 : 41-46, AmericanSociety of Civil Engineers (ASCE).

Buttlar and Harrel, 1998. The Future of EngineeredQuality. Journal of Management inEngineering, Volume 12 Number 5 : 45-52,American Society of Civil Engineers (ASCE).

Deputi Bidang Konstruksi, 2000. PerumusanKebijakan Pengembangan StandarPelaksanaan Pekerjaan di Bidang Konstruksi.Kantor Menteri Negara Pekerjaan Umum,Jakarta.

Ford, David N. dkk., 2004. ManagingConcstructibility Reviews to Reduce HighwayProject durations. Journal of ConstructionEngineering and Management, AmericanSociety of Civil Engineers (ASCE).

Fulup, I., A., Bogardi, I., and Csicsely, M., 2000.Use of Friction and Texture in PavementPerformance Modeling. Journal ofTransportation Engineering Volume 126Number 3: 243-248, American Society of CivilEngineers (ASCE).

George, R., J., 1994. Total Construction ProjectManagement. McGraw-Hill, New York.

Gerardi, D., Mc Lean, R. & Postlewaite, A., 2005.Aggregation of Expert Opinions. NationalScience Fondation, Philadelphia.

Hartman, A., M., Gilchrist, M., D., and Walsh, G.,2001. Effect of Mixture Compaction onIndirect Tensile Stiffness and Fatigue. Journalof Transportation Engineering, Volume 127Number 5: 370-378, American Society of CivilEngineers (ASCE).

Haryono, T., 2005. SNI on Line dan Dampaknyaterhadap Permintaan Standar. JurnalStandardisasi, Volume 7 No.2: 45-49, ISSN1441-0822, Badan Standardisasi Nasional(BSN), Jakarta.

Jahren, C., T., and Federle, M., O., 1999.Implementation of Quality Improvement forTransportation Administration. Journal ofManagement in Engineering, Volume 15Number 6 : 56-65, American Society of CivilEngineers (ASCE).

Kasi, Muthiah, 1995. TQM on a TransportationProject, Journal of Management in

Engineering. Volume 11 Number 3 : 21-23,American Society of Civil Engineers (ASCE).

Kubal, Michael, T., 1996. The Future of EngineeredQuality. Journal of Management inEngineering, Volume 12 Number 5 : 45-52,American Society of Civil Engineers (ASCE)

McCambridge, J., A., and Tucker, M., L., 1998.TQM Implementation in State Departments ofTransportation: View From the Firing Line,Journal of Management in EngineeringVolume 14 Number 1 : 49-57, AmericanSociety of Civil Engineers (ASCE).

Miller, Eugene, A., 1996. What is The Standard ofCare?. Journal of Management in Engineering,Volume 12 Number 6 : 40-46, AmericanSociety of Civil Engineers (ASCE).

Mulyono, A.T., 2006. Kinerja Pemberlakuan StandarMutu Perkerasan pada Peningkatan danPemeliharaan Jalan Nasional – Propinsi. MediaKomunikasi Teknik Sipil, Vol. 15 No. 1, EdisiXXXVII Februari 2007, Hal. 80-87,ISSN:0854-1809, BMPTSI, Semarang.

Mulyono, A.T., 2006. Pemantauan PemberlakuanStandar Mutu Perkerasan Jalan Nasional danPropinsi Berbasis Pendekatan Sistemik.Naskah Diskusi-Workshop: Jalan PanturaJawa: Problem dan Solusi, Proyek IndukPantura Jawa, Ditjen Bina Marga, Semarang.

Mulyono, A.T., & Riyanto, B., 2005. Telaah Teknisterhadap Kinerja Mutu Perkerasan JalanNasional dan Propinsi. Forum TeknikISSN:0216-7565, Volume: 29 Nomor:2, Hal:79-90, FT-UGM, Yogyakarta.

Mulyono, A.T., & Suraji, A., 2005. PemodelanMonitoring dan Evaluasi PemberlakuanStandar Mutu Jalan Raya. ProsidingPeringatan 25 Tahun Pendidikan MRK diIndonesia, ISBN:079-99910-0-5, ITB,Bandung.

Mustazir, 1999. Sebuah Gagasan dalamMemformulasikan Pemberian Ijin AtasLewatnya Lalu Lintas Superberat di JalurUtama. Jalan dan Transportasi Nomor094/1999/Tahun XX: hal 45-51, PT. PolaAneka, Jakarta.

Nazir, M., 2004. Metode Penelitian. GhaliaIndonesia, Jakarta.

Plemmons J., K., and Bell, L., C., 1995. MeasuringEffectiveness of Materials ManagementProcess. Journal of Management inEngineering, Volume 11 Number 6 : 26-32,American Society of Civil Engineers (ASCE).

Porter, J., C., 1998. Human Resources Strategies forSuccessful Consulting Engineering Firms.Journal of Management in Engineering

Page 11: _11_ a. Taufik Mulyono

Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel yang Mempengaruhi Pemberlakuan…….(A. Taufik Mulyono)82

Volume 14 Number 4 : 65-68, AmericanSociety of Civil Engineers (ASCE).

Rukmana, DW., 2006. Strategic Partnering forEducational Management. PT Alfabeta,Jakarta

Scott, Richard dkk., 2004. Adapting PavementEvaluation Methodology to The PerformanceBased Contract of The Fredericton-MonctonHighway Project (A Public-PrivatePartnership. Annual Conference of theTransportation Association of Canada,Quebec.

Singh, A., and Shoura, M., M., 1999. Assessment ofOrganizational Change for Public Construction

Organizations. Journal of Management inEngineering, Volume 15 Number 4 : 59-70,American Society of Civil Engineers (ASCE).

Sjahdalunirwan, 2006. Hasil Audit Departemen PU:Konstruksi Jalan Nasional Buruk. InvestorDailyIndonesia,http:/www.investorindonesia.com.

Smith, N. J., 1996. Engineering ProjectManagement. 4 th – edition, BlackwellScience, London.

Weston, L., and Whiddett, R., 1999. FactorsAffecting the Adoption of IS Standards. r. [email protected]

98.6%87.5%

96.3% 96.3%90.7%

60.2%

79.6%

24.1%

51.4%

98.6%

12.5%3.7% 3.7%

9.3%

39.8%

20.4%

75.9%

48.6%

1.4%1.4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

pend

idik

an fo

rmal

pend

idik

an n

onfo

rmal

peng

alam

an k

erja

sesu

ai p

rofe

si

train

ing

sesu

aipr

ofes

i

kem

ampu

anko

mpe

tens

i

pote

nsi/b

akat

unt

ukbe

rpre

stas

i

pem

utak

hira

nko

mpe

tens

i

gend

er

Kem

atan

gan

kepr

ibad

ian

prof

esio

nalis

me

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 6. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap SumberDaya Manusia dalam Pemberlakuan Standar Mutu

99.5% 97.2% 98.6%

58.8%

97.2%

52.3%

96.8%

83.8%

98.6%

56.0%

87.0%98.6%

0.5% 2.8%

41.2%

2.8%

47.7%

3.2%

16.2%

1.4%

44.0%

13.0%1.4%1.4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

kete

rsed

iaan

ala

tuj

i

kalib

rasi

ala

t uji

spes

ifikas

i ala

t uji

sesu

ai R

KS

pros

es p

enga

daan

alat

uji

keha

ndal

an a

lat u

ji

jang

ka w

aktu

pem

akai

an

man

ual/ju

knis

ala

tuj

i

inde

pend

ensi

peng

ujia

n

kem

ampu

ante

knis

i/ope

rato

r

biay

a pe

ngad

aan

alat

uji

suku

cad

ang

alat

uji

pem

elih

araa

n al

atuj

i

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 7. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap UtilisasiAlat Uji dalam Pemberlakuan Standar Mutu

Page 12: _11_ a. Taufik Mulyono

Dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 7, Nomor 1, Januari 2007 : 72 – 86 83

94.9% 97.2%

63.4% 68.3%

94.4% 90.7% 89.8% 88.9% 88.9%

59.3%50.5%

80.6%

5.1% 2.8%

36.6% 31.7%

5.6% 9.3% 10.2% 11.1% 11.1%

40.7%49.5%

19.4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

kete

rsed

iaan

bah

anuj

i

kual

itas

baha

n uj

i

kuan

titas

/vol

ume

baha

n uj

i

pros

es p

enga

daan

baha

n uj

i

sam

plin

g pe

nguj

ian

peng

ambi

lan

sam

plin

g

loka

si p

enga

mbi

lan

sam

plin

g

ukur

an s

ampl

ing

freku

ensi

sam

plin

g

biay

a pe

nguj

ian

baha

n

biay

a pe

ngam

bila

nsa

mpl

ing

kete

rsed

iaan

bah

anlo

kal

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 8. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap UtilisasiBahan Uji dalam Pemberlakuan Standar Mutu

93.5% 97.2%87.5% 86.6%

96.3%87.0% 89.8%

78.2%

94.9%

49.1%

6.5% 2.8%12.5% 13.4%

3.7%13.0% 10.2%

21.8%

5.1%

50.9%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

baha

sa y

ang

digu

naka

n

desk

ripsi

subs

tans

i sta

ndar

perfo

rman

sist

anda

r

tingk

atan

sta

ndar

man

ual s

tand

ar

peng

akua

nst

anda

r

ukur

an s

tand

ar

keas

lian

stan

dar

kual

ifika

si s

tand

ar

biay

a ke

pem

ilika

nst

anda

r

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 9. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap TampilanFormat Standar dalam Pemberlakuan Standar Mutu

56.0%61.1%

81.0%

96.3% 92.6%

62.0%

93.1% 96.3% 94.0%

67.6%

81.5%

97.2%

80.1%90.3% 93.1%

44.0% 38.9%

19.0%

3.7% 7.4%

38.0%

6.9% 3.7% 6.0%

32.4%

18.5%

2.8%

19.9%9.7% 6.9%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

publ

ikas

i mas

sa

sem

inar

wor

ksho

p/se

milo

ka

train

ing/

pela

tihan

parti

sipa

si s

take

hold

er

biay

a so

sial

isas

i

caku

pan

dise

min

asi

kerja

sam

a ke

lem

baga

an

kom

pete

nsi in

stru

ktur

sosi

alis

asi

jum

lah

inst

rukt

urso

sial

isas

i

loka

si p

enye

leng

gara

anso

sial

isas

i

mat

eri s

osia

lisas

i

wak

tu p

enye

leng

gara

anso

sial

isas

i

lega

lisas

i sos

ialis

asi

resp

onsi

fitas

pes

erta

sosi

alis

asi.

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

TidakYa

Gambar 10. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap SosialisasiStandar mutu dalam Pemberlakuan Standar Mutu

Page 13: _11_ a. Taufik Mulyono

Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel yang Mempengaruhi Pemberlakuan…….(A. Taufik Mulyono)84

87.0%

64.8%

93.5%86.6%

95.4% 94.4%

80.1%91.7% 89.4%

13.0%

35.2%

6.5%13.4%

4.6% 5.6%

19.9%8.3% 10.6%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

trans

porta

sidi

strib

usi

biay

a di

strib

usi

kece

pata

ndi

strib

usi

loka

sipe

ndis

tribu

sian

kerja

sam

ake

lem

baga

an

parti

sipa

sist

akeh

olde

r

wak

tupe

nyel

engg

araa

ndi

strib

usi

kete

rsed

iaan

cet

akm

ater

i

pros

es b

irokr

asi

dist

ribus

i

Ppro

pors

i per

seps

i pak

arTidak

Ya

Gambar 11. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap DistribusiStandar dalam Pemberlakuan Standar Mutu

99.5% 94.9% 96.3%

67.6%

89.8%96.8% 97.7% 94.0% 95.4% 98.6%

88.9%

0.5%5.1% 3.7%

32.4%

10.2%3.2% 2.3% 6.0% 4.6% 1.4%

11.1%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

pem

aham

anim

plem

enta

si s

tand

ar

kom

plek

sita

spe

laks

anaa

n

peny

impa

ngan

subs

tans

i sta

ndar

yg. d

iimpl

emen

tasi

kan

biay

a im

plem

enta

sist

anda

r

dura

si im

plem

enta

sies

tánd

ar

obye

k im

plem

enta

sist

ánda

r

akui

sisi

dat

a

peng

akua

n ha

sil

peng

ujia

n

bata

san

tole

rans

iim

plem

enta

si s

td

tunt

utan

spe

sifik

asi

tekn

is

mod

ifikas

i std

. thd

.fa

ktor

regi

onal

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 12. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap ImplementasiStandar dalam Pemberlakuan Standar Mutu

94.9% 98.6% 98.6% 96.3% 96.8% 96.3% 94.2% 97.7% 97.7% 96.8%

5.1% 1.4% 1.4% 3.7% 3.2% 3.7% 5.1% 2.3% 2.3% 3.2%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

met

ode

kom

pila

sida

ta

kom

plek

sita

s da

ta

akur

asi/k

ualifi

kasi

data

peng

arsi

pan

data

peng

enda

lian

data

peng

orga

nisa

sian

data

peng

aman

an d

ata

akse

sibi

litas

data

sum

ber

peng

adaa

n da

ta

met

ode

peng

olah

an d

ata

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 13. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap Manajemen Datadalam Pemberlakuan Standar Mutu

Page 14: _11_ a. Taufik Mulyono

Dinamika TEKNIK SIPIL, Volume 7, Nomor 1, Januari 2007 : 72 – 86 85

98.1% 98.6% 94.0%

65.4%

89.8%81.5%

61.1%

76.9%

1.9% 1.4% 6.0%

34.6%

10.2%18.5%

38.9%

23.1%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

kete

pata

nim

plem

enta

sist

anda

r

kete

pata

n m

utu

sesu

ai s

tand

ar

kete

pata

n w

aktu

uji m

utu

kete

pata

n bi

aya

uji m

utu

kete

pata

ntu

juan

/sas

aran

kete

pata

nad

min

istra

si

kete

pata

n hu

kum

kete

pata

n vo

lum

epe

nguj

ian

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 14. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap Tingkat PencapaianMutu dalam Pemberlakuan Standar Mutu

81.5%95.8% 95.8% 94.0% 96.8%

81.7%

99.2% 93.5%

18.5%4.2% 4.2% 6.0% 3.2%

18.3%

0.8% 6.5%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

keha

ndal

anor

gani

sasi

inte

rnal

kela

ncar

anso

sial

isas

i

kele

ngka

pan

subs

tans

ist

anda

r

peny

ebar

anin

form

asi s

tand

ar

kese

raga

man

peng

guna

anst

anda

r mut

u

peni

ngka

tan

kual

itas

SDM

peng

enda

li mut

u

kete

pata

n ja

dwal

sosi

alis

asi

pem

anta

pan

hubu

ngan

inst

itusi

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 15. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap Tingkat PencapaianSosialisasi dalam Pemberlakuan Standar Mutu

74.1%

99.1% 98.1% 97.7%

75.9%

93.5% 98.6%

25.9%

0.9% 1.9% 2.3%

24.1%

6.5% 1.4%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

daya gunaperkerasan

daya dukungperkerasan

stabilitasperkerasan

repetisibeban

lalulintas

overloadingkendaraan

kerusakanstruktural dini

drainasepermukaan

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 16. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap Tingkat KekuatanStruktural Perkerasan dalam Pemberlakuan Standar Mutu

Page 15: _11_ a. Taufik Mulyono

Persepsi Pakar : Verifikasi Variabel yang Mempengaruhi Pemberlakuan…….(A. Taufik Mulyono)86

99.1% 100.0% 97.3% 98.2% 97.4%

0.0% 2.6%1.8%2.7%0.9%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

kondisi permukaanhasil pembangunan

jalan baru

kondisi permukaanhasil peningkatan

jalan

faktor regional kondisi permukaanhasil pemeliharaan

rutin

kondisi permukaanhasil pemeliharaan

berkala

Prop

orsi

per

seps

i pak

arTidak

Ya

Gambar 17. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap Tingkat KekuatanFungsional Perkerasan dalam Pemberlakuan Standar Mutu

97.7% 97.2% 98.1% 98.6% 95.4%90.3%

97.2%

9.7% 2.8%4.6%1.4%1.9%2.8%2.3%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

retak permukaan(cracking)

bekas alur rodakend. (rut t ing)

lubang permukaan(potholes)

penurunanpermukaan

(deformation)

pelepasan but iranperm.(ravelling)

patching permukaan kerit ing(corrugat ion)

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 18. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap Tingkat KemantapanJalan dalam Pemberlakuan Standar Mutu

99.5% 98.1% 97.7% 93.1% 94.4% 94.4%

0.5%6.9% 5.6% 5.6%

2.3%1.9%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

kera

taan

perm

ukaa

n

keke

sata

npe

rmuk

aan

kem

iring

anm

elin

tang

perm

ukaa

n

kem

iring

anm

eman

jang

perm

ukaa

n

kelic

inan

perm

ukaa

n

keam

anan

berk

enda

raan

Prop

orsi

per

seps

i pak

ar

Tidak

Ya

Gambar 19. Hasil Verifikasi Variabel Pengaruh terhadap Tingkat KenyamananJalan dalam Pemberlakuan Standar Mutu