10.-yehuda-laksana-aji-105130101111101-no4vol3

Upload: ninarahim

Post on 07-Jul-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 10.-Yehuda-Laksana-Aji-105130101111101-No4Vol3

    1/7

    Pengaruh Terapi Ekstrak Daun Putri Malu (Mimosa pudica, Linn.) Terhadap Aktifitas Enzim

    Superoksida Dismutase (SOD) dan Gambaran Histopatalogi Paru pada Tikus

    (Rattus norvegicus ) Model Asma

    Therapeutic Effect of Mimosa pudica, Linn. Extract toward Superoxide Dismutase (SOD)

    Enzyme Activity and Lung Histopathology

    on Asthma Rats (Rattus norvegicus )

    Yehuda Laksana Aji, Aulanni’am, Dyah Kinasih WuragilProgram Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan,

    Universitas [email protected], [email protected]

    ABSTRAK

    Asma adalah penyakit yang diakibatkan inflamasi kronis pada saluran pernafasan. Angka prevalensi asma pada hewan kesayangan seperti anjing dan kucing sangatlah tinggi. Asma pada

    hewan dapat diperparah dengan adanya  plaque pada gigi karena infeksi bakteri Gram-negatif. Putrimalu ( Mimosa pudica, Linn.) memiliki kandungan flavonoid tinggi yang dapat digunakan sebagai

    antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh terapi ekstrak daun putri maluterhadap aktivitas enzim Superoksida Dismutase (SOD) dan gambaran histopatologi paru pada tikus( Rattus norvegicus) model asma. Tikus dibagi dalam 4 kelompok tikus yaitu kelompok A (kontrol),kelompok B (Asma/Positif), kelompok C (Tikus asma dengan terapi dosis 500 mg/kg BB), kelompokD (Tikus asma dengan terapi dosis 1000 mg/kg BB). Aktivitas enzim Superoksida Dismutase diukur

    menggunakan tekhnik ELISA. Sedangkan gambaran histopatologi bronkiolus paru diamati secarakualitatif menggunakan mikroskop BX51. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun putri

    malu dapat meningkatkan aktivitas enzim SOD secara signifikan (p

  • 8/18/2019 10.-Yehuda-Laksana-Aji-105130101111101-No4Vol3

    2/7

    PENDAHULUAN

    Asma adalah penyakit atau kelainan yangdiakibatkan inflamasi kronis pada saluran pernafasan dan memiliki dampak terhadapsaluran pernafasan menjadi sensitif serta aliranudara menjadi terbatas (Anonymous, 2007).Gejala asma berhubungan dengan responinflamasi. Inflamasi saluran pernapasan padaasma merupakan proses yang sangat komplek,melibatkan faktor genetik, antigen, berbagai selinflamasi, interaksi antar sel dan mediator yangmembentuk proses inflamasi kronik danremodeling jaringan (Sundaru, 2002).

    Kejadian asma pada hewan kecil atau  petanimal di Indonesia masih kurang diberitakanoleh media massa. Penelitian yang dilakukan di

    Barcelona, diketahui dari 26 ekor kucing(dipilih secara acak), 18 ekor menunjukkan

    gejala asma. Hal tersebut menegaskan bahwaasma merupakan penyakit yang serius danmemiliki nilai prevalensi yang cukup tinggi pada hewan (Anonymous, 2011).

    Sel-sel inflamasi dan sel struktural yang

    teraktivasi akibat inflamasi pada asma akanmenghasilkan oksidan reaktif dan nitrogen

    reaktif sebagai respon terhadap beberaparangsangan (Caramori and Papi, 2004). Reactive Oxygen Species ( ROS ) yang dapat

    menyebabkan reaksi berantai dan menghasilkansenyawa radikal bebas baru dalam jumlah besar

    yang bersifat toksik. Hal ini disebabkan adanyalipopolisakarida  (LPS) yang menginduksi produksi dan pelepasan sel-sel radang padakondisi asma (Beumer et al.,  2003). Radikal bebas yang semakin reaktif dan antioksidan

    dalam tubuh tidak seimbang menyebabkankondisi stres oksidatif, hal ini ditandai denganinaktivasi enzim antioksidan, diantaranyaenzim  superoksida dismutase  (SOD).Perubahan struktur saluran pernapasan, seperti

    infiltrasi sel inflamatori pada saluran pernapasan juga mempengaruhi inaktivasienzim SOD (Caramori and Papi, 2004;Comhair et al., 2005).

    Pada kondisi asma, inflamasi akanmenyebabkan hipertrofi kelenjar mukus danhiperplasia sel goblet serta peningkatan eksudatinflamatori sehingga terjadi penghambatan dan peningkatan tekanan saluran napas yangakibatnya akan menutup jalur napas (Saetta andTurato, 2001). Hipersekresi mukus juga akanmengurangi gerakan silia, mempengaruhi lamainflamasi, dan menyebabkan kerusakan struktur

    serta fungsi epitel organ saluran pernafasan(Donno et al., 2000).

    Menurut Surjanto dkk (1998), obat asmasintetis dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu reliever   dan controller .  Relieveradalah obat untuk menghilangkan gejala asmayaitu obstruksi saluran nafas, sedangkancontroller adalah obat yang digunakan untukmengendalikan asma persisten. Obat-obatansintetis memiliki efek samping bagi penggunanya, seperti pada agonis beta-2 yaitugangguan kardiovaskuler, peningkatan tekanandarah, tremor, palpitasi, takikardi dan sakitkepala.

     Mimosa pudica, Linn. atau biasa disebut putri malu, merupakan golongan tanamanherbal dan memiliki kandungan kimia yang

     baik bagi kesehatan. Ekstrak herba daun putrimalu mempunyai khasiat sebagai transquilizer ,

    ekspektoran, deuretik, antitusif, antipiretik, danantiinflamasi (Jayani, 2007).  Flavonoid adalahgolongan senyawa yang di ketahui mempunyai berbagai khasiat, seperti anti radang,memperlancar pengeluaran air seni, anti virus,

    anti jamur, anti bakteri, antihipertensi, mampumenjaga dan meningkatkan kerja pembuluh

    darah kapiler (Juliet, 2007).Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini

    dilakukan untuk mengkaji pengaruh terapi

    ekstrak daun putri malu ( Mimosa pudica, Linn.)terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase 

    (SOD) dan gambaran histopatologi paru padatikus ( Rattus norvegicus) model asma.

    MATERI DAN METODE

     Perlakuan Hewan Coba 

    Hewan model yang digunakan adalah tikus( Rattus norvegicus) betina strain Wistar yangdiperoleh dari Laboratorium BiomolUniversitas Brawijaya, memiliki umur 2-3

     bulan dengan berat badan berkisar antara 150-250 gram. Hewan coba dibagi menjadi 4kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompokasma, kelompok asma dengan terapi ekstrakdaun putri malu dosis 500 mg/kg BB dan 1000mg/kg BB. Penggunaan hewan coba sudahmendapatkan sertifikat laik etik No 208-KEP-UB dari komisi etik penelitian UniversitasBrawijaya.

    Tata Laksana Pembuatan Tikus Model Asma 

    Pembuatan tikus asma dilakukan denganinjeksi ovalbumin dan lipopolisakarida bakteri

  • 8/18/2019 10.-Yehuda-Laksana-Aji-105130101111101-No4Vol3

    3/7

     Phorphyromonas gingivalis PG LPS 1435/1450(Utomo, 2006). Perlakuan pada tikus dilakukan pada hari ke 0 dengan injeksi ovalbumin (OVAI) (Sigma-Aldrich) 10 μg/ml secaraintraperitoneal dalam AlOH3  dalam PBS( phosphate buffer saline) dan injeksi ovalbumin(OVA II) dilakukan pada hari ke-14.Pemaparan ovalbumin (OVA III) secara aerosoldilakukan pada hari ke-21 menggunakantabung transparan yang dihubungkan denganOmron CompAir Compressor Nebulizer .Injeksi lipopolisakarida (LPS) intrasulkulerdilakukan dengan dosis 1 μg/ml pada sulkusgingiva molar rahang atas kiri tikus (Stephanie

    et al ., 2002). Injeksi LPS intrasulkulerdilakukan berturut-turut pada hari ke 10 dan 11(Utomo, 2006).

    Tata Laksana Pemberian Terapi Ekstrak Daun

     Putri Malu 

    Putri malu yang digunakan adalah Mimoca pudisa, Linn., diperoleh darisekitar kampusUniversitas Brawijaya. Putri malu kemudian

    dideterminasi kandungan bioaktifnya melaluiuji Liquid Chromatografi Mass Spectofotometri 

    (LCMS) oleh Laboratorium Kimia Polinema.Dosis terapi yang diberikan masing-masing 500mg/kg BB dan 1000 mg/kg BB daun putri malu

    kering yang diekstraksi dengan air. Terapiekstrak daun putri malu diberikan setiap hari

    selama 2 minggu berturut-turut (Ramadani,2013).

     Pengukuran Aktivitas Superoksida Dismutase(SOD)

    Pengukuran aktivitas SOD menggunakanSuperoxide Dismutase Assay Kit (Bio Vision,Cat Number K335-100, USA) dan denganrumus berikut :

     Pengamatan Histopatologi Paru

    Pembuatan preparat organ paru

    menggunakan pewarnaan Hematoksilin –  Eosin(HE). Pengamatan preparat organ parudilakukan menggunakan mikroskop cahaya(Olympus BX51) dengan perbesaran 200 X.Bagian yang diamati adalah perubahan struktur

    otot polos bronkiolus paru untuk melihatkeparahan asma akibat paparanlipopolisakarida.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Enzim SOD merupakan enzim antioksidandidalam tubuh yang berfungsi sebagai scavenger radikal bebas. Pengaruh pemberianekstrak daun  Mimosa pudica, Linn.  terhadapaktivitas enzim SOD ditunjukkan pada Tabel 1.Tabel 1 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata aktivitas enzim SOD yang signifikan antar perlakuan (p

  • 8/18/2019 10.-Yehuda-Laksana-Aji-105130101111101-No4Vol3

    4/7

    menjadi inaktif (Bowler dan Crapo, 2002;Kinnula dan Crapo, 2003). Produk ROS danRNS berupa Hidrogen peroksida (H2O2),Radikal Hidroksil (

    .OH), Radikal Superoksida

    (.O2

    -) dan Nitrit Oksida (

    . NO). Tingginya

     jumlah radikal bebas mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas enzim antioksidan sepertienzim Superoxide Dismutase (SOD) yang berfungsi sebagai  scavenger radikal bebas.Enzim antioksidan tersebut tidak mampumenetralisir adanya radikal bebas di dalamtubuh sehingga terjadi ketidakseimbanganantara radikal bebas dan antioksidan yangmengakibatkan terjadinya stres oksidatif.

    Pemberian terapi ekstrak daun putri maludengan dosis 500 mg/kg BB dan 1000 mg/kgBB pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi

     peningkatan aktivitas enzim SOD sebesar7,48% dan 34,87% terhadap tikus asma.

    Peningkatan aktivitas SOD dikarenakan adanyaantioksidan didalam ekstrak daun putri malu.Hal ini dibuktikan dengan uji LCMS bahwa putri malu memiliki kandungan bioaktif berupaflavonoid yang tinggi. Hal ini sesuai dengan

     penilitian Anggrainingsih (2013) dan Zafar(2011), bahwa daun putri malu memiliki

    aktivitas antioksidan yang tinggi sehinggamampu menurunkan stres oksidatif dalamtubuh ditandai dengan peningkatan aktivitas

    enzim SOD. Hasil terbaik ditunjukkan padatikus asma yang diterapi dengan dosis 1000

    mg/Kg BB ekstrak daun putri malu, dimanaaktivitas enzim SOD mendekati normal, namunLD50  putri malu adalah 2000 mg/kg BBsehingga memungkinkan untuk ditingkatkandosis pemberian terapi di bawah LD50 (Jenova,

    2009).Antioksidan merupakan senyawa yang

    mampu menghambat reaksi oksidasi ataumenetralkan radikal bebas di dalam tubuh(Widjaya, 2003). Antioksidan eksogen

    diperlukan oleh penderita asma karena terjadikondisi stress oksidatif yang meningkat didalam tubuh. Flavonoid merupakan antioksidanyang banyak ditemukan pada ekstrak daun putrimalu. Flavonoid berfungsi untuk menggantikan peran antioksidan endogen dalam tubuh dimanaakan mengikat radikal bebas seperti padaGambar 1. Flavonoid mampu mendonasikanatom hidrogen (H) dari gugus hidroksil (OH)kepada radikal bebas (R 

    .) sehingga radikal

     bebas berubah menjadi radikal fenoksilflavonoid (FIO

    .). Radikal fenoksil flavonoid

    yang pertama terbentuk akan diserang kembalioleh radikal bebas (R 

    .) sehingga membentuk

    radikal fenoksil flavonoid yang kedua (FIO.)(Aulanni’am, 2012). Radikal fenoksil flavonoidmemiliki ikatan rangkap terkonjugasi sehinggadapat menyeimbangkan strukturnya dengancara delokalisasi elektron sehinggamenghilangkan efek radikal bebas (Sofia,2013). Efek radikal bebas yang hilang akandiikuti dengan penurunan stress oksidatif dalamtubuh. Penurunan tingkat stress oksidatif akanmeningkatkan aktivitas enzim SOD.

    Gambar1  Reaksi Pengikatan Radikal Bebasoleh Flavonoid (Aulanni’am, 2012).

    Otot polos merupakan penyusun pada bronkiolus paru dimana otot polos berfungsiuntuk mengkontrol diameter bronkiolus dengancara berkontraksi dan relaksasi. Kerusakanyang terjadi pada otot polos bronkiolus tikus

     putih ( Rattus norvegicus) akibat paparanovalbumin dan lipopolisakarida (LPS) dapatdiketahui melalui pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE).Hasil pewarnaan ini menunjukkan

    adanya perbedaan gambaran histologis pada sel penyusun bronkiolus paru yaitu antara tikuskontrol, tikus asma, tikus terapi putri malu 500mg/kg BB dan tikus terapi putri malu 1000mg/kg BB (Gambar 2).

    Gambar 2 menunjukkan perbandingankondisi otot polos bronkiolus normal, sakit dan

    terapi dengan ekstrak daun putri malu.Hasil

    luas potongan melintang otot polos bronkiolus pada kelompok tikus kontrol atau sehatdidapatkan (Gambar 2A) sebesar 2,640 µmsedangkan pada otot polos tikus asma sebesar

    3,785 µm (Gambar 2B). Terjadi peningkatanukuran otot polos terhadap otot polos

     bronkiolus tikus normal. Hal ini membuktikan bahwa pemaparan OVA dan LPS pada tikusmodel asma mampu menyebabkan inflamasisaluran pernafasan sehingga merubah strukturhistologi atau remodeling saluran pernafasan

    (Palmans, 2002; Utomo, 2006).Proses inflamasi saluran pernafasan

    diawali oleh terbentuknya sel Th2 pada tikus

  • 8/18/2019 10.-Yehuda-Laksana-Aji-105130101111101-No4Vol3

    5/7

    asma. Sel Th2 akan menginduksi sel B untuk produksi imunoglobulin E (IgE) yang berperansebagai pengikat antigen dalam tubuh. MenurutRifa’i (2011) IgE dalam sirkulasi darah akanmeberikan sinyal kepada sel mast untukteraktivasi. IgE kemudian akan berikatandengan sel mast pada reseptor Fc€RI pada selmast. Kompleks sel mast IgE akan memicuterjadinya produksi sitokin pro inflamasi yangakan menyebabkan terjadinya inflamasi padasaluran pernafasan. Hasil pengamatan Gambar2B diketahui bahwa terjadi hipertropi otot polosakibat adanya enzim proteolitik yang dihasilkanoleh sitokin pro inflamasi.

    Sitokin pro inflamasi akan merangsangsekresi asetilkolin dari saraf parasimpatis yangakan menyebabkan terjadinya hipertropi

    melalui interaksi dengan muscarinicasetilcholin receptors  (mAChRs) (Belmonte,

    2005). mAChRs merupakan reseptor yang

     berfungsi meregulasi sekresi asetilkolin.Asetilkolin akan berikatan dengan M3mAChRs pada otot polos saluran pernafasan,sehingga menyebabkan hipertropi. M3merupakan reseptor muskarinik yang berfungsiuntuk menginduksi kontraksi otot polos saluran pernafasan.

    Kelompok tikus asma dengan terapiekstrak daun putri malu dosis 500 mg/kg BB(Gambar 2C) juga masih menunjukkan adanyahipertropi otot polos bronkiolus paru, namunmulai terlihat adanya perbaikan kondisi otot polos. Hasil luas potongan melintang otot polos bronkiolus pada Gambar 2C sebesar 3,203 µm.Kelompok tikus dengan terapi ekstrak daun putri malu dengan dosis 1000 mg/kg BB(Gambar 2D) mengalami penurunan ukuran

    otot polos bronkiolus paru terhadap kelompoktikus asma.

    Gambar 2 Gambaran Histopatologi Bronkiolus Paru Perbesaran 200 X

    Keterangan:(A) Kelompok A (kontrol), (B) Kelompok B(Asma/Positif),(C)Kelompok C (terapi dosis 500 mg/kg BB), (D) Kelompok D (terapi

    dosis 1000 mg/kg BB).

    : Menunjuk pada Ukuran Ketebalan BSM ( BronchiolesSmooth Muscle)

  • 8/18/2019 10.-Yehuda-Laksana-Aji-105130101111101-No4Vol3

    6/7

    Hasil luas potongan melintang otot polos bronkiolus pada kelompok tikus Gambar 2 Dsebesar 2,952 µm. Penurunan ukuran otot polosterjadi karena ekstrak daun putri malu yangmemiliki kandungan bioaktif tinggi berperansebagai antiinflamasi pada jaringan berdasarkanhasil uji LCMS. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa senyawaflavonoid dari daun putri malu merupakansenyawa fenolik antiinflamasi, antioksidan, penangkap radikal bebas, antialergi dan bersifathepatoprotektif (Middleton et al ., 2000).Flavonoid akan memperbaiki otot polos yangmengalami hipertropi akibat inflamasi,sehingga terjadi penurunan ukuran otot polosseperti yang terlihat pada Gambar 2 C dan D.

    Berdasarkan penelitian Kashiwara dan

    Asano (2013), flavonoid yang diberikan padahewan model asma dapat menghambat aktivasi

    IL-5 sehingga jumlah eosinofil pada tubuh akan berkurang. Berkurangnya jumlah eosinofil didalam tubuh akan memberikan pengaruhterhadap jumlah enzim proteolitik pada kondisiasma. Jumlah enzim proteolitik akan berkurang

    sehingga hipertropi otot polos bronkiolus akan berkurang dan menyebabkan perbaikan

    gambaran histopatologi paru.Flavonoid diketahui juga dapat

    menghambat proliferasi sel T sehingga tidak

    menginduksi sel B untuk menghasilkan IgE.Tidak diproduksinya IgE, maka tidak terjadi

    degranulasi sel mast dan produksi enzim protease. Flavonoid juga dapat memblokirtranskripsi NF-Kb yang diinduksi oleh LPS,menghambat IL-12, dan ekspresi TNF-alfamelalui sel epitel dan sel dendritik. Hal tersebut

    akan meminimalisir sel-sel sitokin dan kemokinyang mencapai permukaan lumen melalui epitelsaluran penafasan sehingga menghindarikerusakan sel epitel dan mencegah terjadinyarespon inflamasi (Kim and Jobin, 2004).

    KESIMPULAN

    Terapi ekstrak daun putri malu ( Mimosa pudica, Linn) pada tikus model asma dapatmeningkatkan aktivitas enzim SOD danmemperbaiki otot polos bronkiolus paru. 

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Terimakasih kepada seluruh stafLaboratorium Biokimia dan LaboratoriumFisiologi Hewan Fakultas MIPA, UniversitasBrawijaya atas dukungan, bantuan, dankerjasama yang luar biasa untuk penyelesaian penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous. 2007. In: Global Initiative For Asthma. Bethesda: National Institutesof Health;.p. 50-9.

    Anonymous. 2011.  Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. DepartemenKesehatan : Jakarta.

    Aulanni'am, R. Anna, and N.L. Rahmah. 2012.The Potency of Sargassumduplicatum Bory Extract onInflammatory Bowel Disease Therapyin  Rattus norvegicus, Journal of LifeSciences 6, pp. 144-154

    Beumer, C., W. Marty, R. Willem, R. Danielle,B. Ruud and S. Willem. 2003. Calf Intestinal Alkaline Phosphatase, A Novel Therapeutic Drug For

     Lipopolysaccharide (Lps)- Mediated Diseases, Atteanuates Lps Toxicity In

     Mice And Piglets, The Journal OfPharmacology And ExperimentalTherapeutics, 307(2):737-744.

    Bowler, R.P. and J.D. Crapo. 2002. OxidativeStress in Airways. Am. J. Respir. Crit.

    Care Med. 166: S38-S43.Caramori, G. and A. Papi. 2004. Oxidants and

     Asthma. Thorax 59 (2): 170-173.Comhair, S. A., Xuw, S. Ghosh, F. B.

    Thunnissen, A. Almasan, W. J.

    Calhoun, A. J. Janocha, L. Zheng, S.L. Hazen and S. C. Erzurum. 2005b.

    Superoxide Dismutase Inactivation in Pathophysiology of Asthmatic Airway Remodeling and Reactivity. Am. J.Pathol. 166: 663 – 674.

    Donno, M. D., D. Bittesnich, A. Chetta, D.

    Olivieri, and M. T. Lopez-Vidriero.2000. The effect of inflammation onmucociliary clearance in asthma.Chest; 118: 1142-9.

    Eisenbarth, S.C., Piggott, J.W. Huleatt, I.

    Visintin, C.A. Herrick, & K.Bottomly. 2002. Lipopolysaccharide-enhanced, Toll-like Receptor 4 – dependent T Helper Cell Type 2 Responses to Inhaled Antigen. J. Exp.Med. 196 (12): 1645-1651.

    Jayani, Y. 2007.  Morfologi, Anatomi, Dan Fisiologi Mimosa Pudica, TanamanObat Indonesia. http://toiusd. bmultiply.com/journal/item/279/Morf ologi_Anatomi_dan_Fisiologi_Mimosa_pudica_L. Diakses tanggal 29maret 2013.

  • 8/18/2019 10.-Yehuda-Laksana-Aji-105130101111101-No4Vol3

    7/7

    Jenova, R. 2009. Uji Toksisitas Akut yang Diukur dengan Penentuan LD50 Ekstrak Herba Putrimalu (Mimosa pudica) Trhadap Mncit Balb/C.Fakultas kedokteran, UniversitasDiponegoro, Semarang.

    Kashiwabara, M. S. and K. Kasano. 2013.Inhibitory Action of Quercentin onEosinophil Activation in Vitr o. Evid Based Complement Alternative Med,doi :10.11155/2013/12705.

    Kinnula, V. L. and J.D. Crapo. 2003.Superoxide Dismutases in the Lungand Human Lung Diseases. Am JRespir Crit Care Med Vol 167. pp1600 – 1619.

    Middleton. 2000. The Effects of Plant

    Flavonoids on Mammalian Cells:Implications for Inflammation, Heart

    Disease, and Cancer . Pharmacol Rev52:673 – 751, Vol. 52, No. 4

    Palmas, E., N.J. Vanacer., R.A. Auwels andJ.C. Kips. 2002. Effect of age onAllergen induced Structural Air way

    Changes in  Brown Norway Rats. Am J Respir Crit Care Med Vol

    165:1280-1284Rifa’i, M. 2011.  Alergy and Hipersensisitif.

    Diktat Konsep Alergi dan

    Hipersensitif. Fakultas MIPA,Universitas Brawijaya.

    Saetta, M. and G. Turato. 2001.  Airway Pathology in Asthma. Eur Respir J(18): Suppl. 34: 18s – 23s.

    Sofia, V, Aulanni’am dan C.  Mahdi. 2013.Studi Pemberian Ekstrak Rumput

    Laut Coklat (Sargassum Prismaticum) Terhadap KadarMalondialdehida dan GambaranHistologi Jaringan Ginjalpada Tikus( Rattus Norvegicus) Diabetes Melitus

    Tipe 1. Kimia Student Journal1(1);119-125.

    Stephanie, C., Eisenbarth., A. Damani.,Piggott., W. James., Huleatt., I.Visintin , C. A. Herrick., and K.Bottomly. 2002.  Lipopolysaccharide- Enhanced, Toll-Like Receptor 4 – 

     Dependent T Helper Cell Type 2 Responses To Inhaled Antigen. YaleUniversity School of Medicine, NewHaven, CT 06520

    Sundaru, H. 2002.  Respons Imun Pada Asma Bronkial. Dalam: Naskah Lengkap Pit Ipd . Alwi F, Setiati S, Kasjmir YI,

    Bawazier LA, Syam AF, Mansjoer A,Suprahoita, eds. Jakarta: PusatInformasi dan Penerbitan Bagian IPDFKUI. p. 1-6.

    Utomo, H. 2006.  Management Of Oral Focal Infection In Patients With AsthmaticSymptoms. Dent. J. (Maj. Ked. Gigi)39(3) :120 – 125.

    Widjaya, C. H. 2003. Peran antioksidanterhadap Kesehatan Tubuh. HealthyChoice, Edisi IV.

    Yoon, K. K., Y.O. Sun, G.J. Seong, W.P.Heung, Y.L. Soo, Y.C. Eun, B.Boram, S.L. Hyun, H.O. Min, S.K.You, H.K. Jong, S.G. Yong, H.C.Sang, U.M. Kyung, Y.K. You, and ZZhu. 2007. Airway Exposure Levels of

     Lipopolysaccharide Determine Type 1versus Type 2 Experimental Asthma.

    The Journal of Immunology 178:5375-5382.

    Zafar, Z., M.S. Talkad, and M. Sinha. 2011.Antioxidant Activity of five SelectiveMedical Plants.  African Journal of

    Scientific Research 2(1): 127-147.