03 ste final

Upload: hodril

Post on 06-Jul-2018

290 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    1/73

     

    Konsorsium Pengelolaan Suberdaya Alam BerkelanjutanSumatera Selatan

    Palembang, Maret 2009

    SURVEI SOSI L EKONOMI M SY R K T DES

    MU R MER NG D N DES KEP Y NG K BUP TEN

    MUSI B NYU SIN SUM TER SEL T N

    Merang REDD Pilot Project South Sumatera

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    2/73

     Deutsche Gesellschaft fürTechnische Zusamenarbeit(GTZ) GmbH -German TechnicalCooperation-

    Menara BCA, Grand Indonesia,Level 46,Jl. M.H. Thamrin No 1,Jakarta 10310IndonesiaT: ++ 62 – 21 – 2358 7111 Ext.121

    F: ++ 62 – 21 – 2358 7110M: ++ 62 – 811 – 1000 112E: [email protected]: www.gtz.de/indonesia

    Merang REDD Pilot Project (MRPP)

    Jl. Jend. Sudirman No.2837 KM 3.5P.O. BOX 1229 – Palembang 30129South SumateraIndonesiaT: ++ 62 – 711 – 353 185F: ++ 62 – 711 – 353 176E: [email protected]: www.merang-redd.org

    District Office:

    Kantor Dinas Kehutanan Kabupaten MusiBanyuasinJl. Kol. Wahid Udin No.254Sekayu 30711South SumateraT: ++ 62 – 714 – 321 202F: ++ 62 – 714 – 321 202

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    3/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project i

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Hutan Rawa Gambut Merang Kepayang (HRGMK) merupakan satu-satunya kawasan hutangambut alami dan relative utuh yang tersisa di Sumsel, kawasan ini mempunyai nilaikonservasi yang sangat tinggi, nilai biodiversity yang sangat besar dan terdapat habitatpenting bagi spesies endemik buaya senyulong (tomistoma schlegelli). Selain itu kawasan ini juga memiliki nilai kandungan karbon yang sangat besar, yaitu lebih dari 522 juta ton,dengan rincian 22 juta ton kandungan karbon vegetasi diatas gambut dan lebih dari 500 jutaton kandungan karbon dibawah gambut.(WI-IP, 2003). Secara administratif kawasan initermasuk dalam wilayah kecamatan Bayung Lencir provinsi Sumatera Selatan dengansebaran vegetasinya terletak antara 01°45’-02°03’ LS dan 103°51’-104 17 BT. Hutan RawaGambut Merang-Kepahiyang ini merupakan bagian dari Hutan Produksi (HP) Lalan.

    Pada kawasan HRGMK ini terdapat dua desa yang berakses langsung, yaitu desa MuaraMerang dan desa Kepayang dengan jumlah penduduk di kedua desa ini lebih dari 800 KK.Sebagian besar masyarakatnya bermata-pencaharian sebagai buruh perusahaanperkebunan sawit yang ada sekitar desa, dan sebagian lainnya ber-matapencahariansebagai petani, nelayan, pencari hasil hutan kayu/non-kayu dan lain-lain.

    Seiring dengan semakin terbukanya akses menuju kawasan ini, maka telah berimplikasipada semakin terancamanya kondisi kawasan HRGMK ini secara keseluruhan. Pada lahandarat ancaman dan tekanannya cukup serius diantaranya pembukaan lahan (okupasi) untukpertanian dan perkebunan rakyat (karet dan sawit), penebangan liar, konversi lahan menjadikonsesi perusahaan perkebunan dan perusahaan kehutanan (HTI). Sedangkan pada lahangambut tekanan dan ancaman terus terjadi dalam bentuk penebangan liar, pembuatankanal/parit sebagai akses mengeluarkan hasil tebangan kayu masyarakat baik lokal maupunpendatang dan dampak dari land clearing (LC) perusahaan HTI yang memperoleh izinkonsesi disekitar kawasan.

    Pada akhir tahun 2008, kawasan ini menjadi lokasi domonstrasi proyek pengurangan emisisebagai akibat dari Degradasi dan Deforestasi (Merang REDD Pilot Project). Proyek iniadalah proyek kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Federal Jerman

    dengan areal lokasi seluas 24.000 ha. Dalam proses kegiatan proyek ini akan melibatkanberbagai pihak terkait termasuk masyarakat lokal yang berada disekitar kawasan.

    Sebagai salah satu langkah awal didalam menentukan strategi implementasi, makadiperlukan survei sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan khususnya pada dua desayang berakses besar terhadap kawasan, yaitu desa Muara Merang dan desa Kepayang. Darihasil survei ini akan terlihat gambaran umum dua desa lokasi survey dan diketahui kondisisosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar, sehingga diharapkan dari data daninformasi ini dapat dijadikan bahan acuan dalam menyusun dan merumuskan programkegiatan kedepan.

    Tujuan survei ini adalah (1) menggali informasi tentang kondisi sosial ekonomi masyarakatdan lingkungan di desa Muara Merang dan desa Kepayang, (2) menyiapkan data dasar

    (base line) sosial ekonomi dan lingkungan desa Muara Merang dan Kepayang secara faktualyang dapat digunakan bagi pihak Merang REDD Pilot Project dalam menyusun strategikegiatan.

    Pelaksana kegiatan survei adalah Sustainable Natural Resource Management Consortium ofSouth Sumatra (SNRMC) dengan komposisi Tim Survei sebagai berikut :

    1. Masrun Zawawi (sejarah kependudukan) selaku Penanggung Jawab

    2. Prasetyo Widodo (sosial) selaku Anggota

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    4/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project ii

    3. Adiosyafri (ekonomi) selaku Koordinator Tim Survei

    4. Deddy Permana (lingkungan) selaku Anggota

    Lokasi survei adalah desa Muara Merang (dusun I, II dan III) dan desa kepayang (dusun I, IIdan III) dilaksanakan pada tanggal 1 – 8 februari 2009.

     Adapun metode pengumpulan data dalam survei ini dilakukan dengan cara menghimpundata sekunder yang ada seperti : Biodata Penduduk Desa, Data Keadaan Sekolah danDokumen Kegiatan Sosial Ekonomi yang pernah dilakukan di dua desa lokasi survei.Sedangkan untuk menghimpun data primer dilakukan wawancara kepada 91 responden didua desa lokasi survei dengan menggunakan dua jenis kuisioner, yaitu kuisioner tentangkondisi umum desa dan kuisioner tentang ekonomi rumah tangga. Kelompok respondentersebut adalah : Pemerintah Desa , Pembalok dan Eks Pembalok (60%), Buruh Perusahaan(20%), Petani (10%) dan Pedagang (10%). Selanjutnya untuk melengkapi data yang telahdihimpun melalui wawancara dilakukan diskusi kelompok terfokus (FGD) dan observasidesa.

    Temuan-temuan penting dalam kegiatan survei adalah sebagai berikut:

    Disisi kependudukan, terdapat sebanyak + 33 KK yang bermukim di sungai Buring dan +150 KK yang bermukim di sekitar Sawmill Sagita menolak untuk didata sebagai pendudukdesa; Keberadaan 3 pabrik sawmil tidak memberikan kontribusi kepada desa, dan justrupernah terjadi perselisihan antara masyarakat lokal dengan pihak sawmil terkait denganpengambilan limbah kayu sisa pabrik oleh masyarakat lokal; dan Terjadi kecemburuan sosialantara masyarakat lokal dengan penduduk pendatang terkait dengan pemanfaatkan hasilhutan kayu yang dominan dikuasai oleh para pendatang.

    Dari sisi pendidikan,  secara umum tingkat pendidikan masyarakat desa Muara Merangtergolong rendah, yaitu lebih dari 66% penduduk berpendidikan SD/sederajat, 2,4%berpendidikan SMP/sederajat, 0,5% tamat SMA/sederajat dan 0,17 % masyarakat yang

    berpendidikan Diploma dan Strata 1. Sedangkan untuk di desa Kepayang diketahui bahwalebih dari 72% penduduk berpendidikan SD/sederajat, 0,8% berpendidikan SMP/sederajatdan 0,2% berpendidikan SMA/sederajat.

    Dari sisi Kesehatan, masih terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan serta ter-abaikannyakesadaran masyarakat untuk hidup sehat merupakan problema kesehatan masyarakat didua lokasi survei. Dari fakta lapangan diketahui bahwa hampir 100% masyarakatmengandalkan air sungai untuk keperluan MCK, sedangkan untuk keperluan air minummereka menggunakan air sungai dan air hujan. Kondisi keterbatasan ini akan sangatdirasakan mana kala terjadi musim kemarau panjang, dimana air sungai terasa asin akibatpengaruh pasang air laut sehingga keberadaan sungai tidak dapat digunakan untukkebutuhan rumah tangga, pada saat kondisi seperti ini apabila dipaksakan menggunakan airsungai, maka berimplikasi pada banyaknya masyarakat yang terkena diare.

    Tingkat pendapatan masyarakat sebagai buruh perkebunan rendah , sistem kerja yangmereka lakukan adalah sistem kerja borongan dan kerja harian pada bidang pembibitan,penanaman, pembersihan lahan, pemupukan dan pemanenan. Tingkat pendapatan yangmereka peroleh tergolong rendah, yaitu sebesar Rp. 32.000,-/hari dengan waktu kerja setiapbulan selama 20-22 hari. Kalkulasi pendapatan masyarakat yang bekerja pada sektor inisetiap bulannya berkisar antara Rp. 650.000,- s.d. Rp.700.000,-. Pendapatan ini tergolongrendah bila dilihat dari jumlah rata-rata tanggungan keluarga per - KK yaitu sebanyak 4-5

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    5/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project iii

    orang sehingga dari hasil pendapatan ini hanya cukup bagi mereka untuk memenuhikebutuhan bahan pokok sehari-hari.

    Konflik pemanfaatan lahan antara masyarakat dusun III RT.08 Muara Merang denganPerusahaan HTI (PT. RHM), dari hasil wawancara yang dilakukan dengan penduduk RT.08 dusun III desa Muara Merang diperoleh informasi bahwa pada bulan Agustus tahun 2006sebanyak lebih dari 100 KK telah membuka kebun karet di daerah ini, setelah kebun karetmereka berumur lebih kurang 2 tahun terjadi konflik dengan PT. RHM, dimana pihakperusahaan PT. RHM mengambil-alih lahan perkebunan masyarakat dengan dalih bahwaareal perkebunan rakyat tersebut merupakan areal konsesi perusahaan. Sehingga mulaisaat itu akses masyarakat untuk menempati lahan perkebunan mulai tertutup dan terjadilahperselisihan antara masyarakat dengan PT. RHM. Sampai survey ini dilakukani konfliktersebut terselesaikan. 

     Ada kelompok kecil (Pemodal) yang sengaja mencari keuntungan dar i hasil hutankayu, dari hasil wawancara lapangan diperoleh informasi bahwa di desa Muara Merang dandi desa Kepayang masih terdapat sekelompok kecil masyarakat yang paling diuntungkandari hasil pemanfaatan kayu, mereka adalah pemilik pabrik sawmil dan para pemodal (Bos).

    Dari berbagai informasi yang dihimpun diketahui tentang sistem kerja antara pemodaldengan para penebang (Anak Kapak) sehingga para pemodal memperoleh keuntungan yangbesar dari hasil hutan kayu. Hasil keuntungan yang diperoleh para pemodal, yaitu : hasilkeuntungan dari perhitungan harga jual kebutuhan makan selama didalam hutan (ransum)yang dihitung 2 kali lipat dari harga pasaran dan keuntungan dari selisih harga kayu yangpemodal peroleh dari para penebang sebesar Rp. 100.000 – Rp. 500.000/kubik, tergantungdari jenis kayu yang penebang dapatkan. 

    Munculnya kebingungan bagi masyarakat, dimana pada lokasi wilayah desa mereka,pihak MRPP mensosialisaikan penyelamatan hutan alam, dan PT. RHM justrumembabat hutan alam, di dua desa lokasi survei terdapat kegiatan sektor swasta dengntujuan kontradiktif, di satu sisi ada kegiatan sektor swasta yang melakukan perlindungan danpenyelamatan hutan alam rawa gambut sebagai cadangan karbon, dan di sisi lain ada

    kegiatan sektor swasta yang menghabiskan hutan alam untuk kepentingan Hutan TanamanIndustri. Kedua kegiatan sektor swasta memiliki areal / lokasi yang berbatasan.

    Fakta di lapangan terjadi larangan yang tegas bagi masyarakat untuk memanfaatkan hasilhutan kayu waaupun dengan dalih apapun, sedangakan bagi pihak perusahaan HTI secarabebas membabat hutan alam sampai jutaan kubik untuk keperluan bahan baku kertas.Melihat fakta ini masyarakat lokal menjadi bingung karena bagi mereka fakta ini merupakanbentuk ketidak-adilan dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang ada.

    Masih ada sekelompok masyarakat di desa Muara Merang dan di desa Kepayangmasih tergantung pada hasil hutan kayu,  dari data lapangan (hasil FGD, wawancara danobservasi desa) di dua desa lokasi survei diketahui bahwa terdapat lebih kurang 33 KKpenduduk Buring desa Muara Merang dan 190 orang penduduk desa Kepayang masih

    menggantungkan penghasilannya pada hasil hutan kayu. Dalam aktifitasnya mereka inimencari kayu di hulu sungai merang, hulu sungai Beruhun, hulu sungai Buring dan hulusungai Kepayang. Waktu penebangan kayu biasanya dilakukan pada saat musim air pasang(Desember-Mei), kalender waktu ini dipilih oleh mereka untuk kepentingan memudahkanakses mengeluarkan hasil tebangan. 

    Terjadinya penyempi tan ruang kelola lahan masyarakat akibat dari banyaknya arealkonsesi perusahaan dan kegiatan pihak lainnya,  kehadiran perusahaan-perusahaanperekebunan, perusahaan kehutanan dan pihak-pihak lain yang mempunyai areal konsesi

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    6/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project iv

    dan mempunyai lokasi yang cukup luas menjadi problem tersendiri terutama terkait denganruang kelola lahan dan akses ekonomi masyarakat. Dari estimasi luasan wilayahadministratif desa Muara Merang dan Kepayang, yaitu lebih kurang 164.000 ha, sedangkanareal konsesi perusahaan perkebunan perusahaan kehutanan dan pihak lain terdapat lebihkurang 126.188 ha dengan rincian sebagai berikut : konsesi perusahaan perkebunan PT.Pinang Witmas Sejati seluas 14.988 ha, konsesi perusahaan perkebunan PT. Mentari Subur Abadi seluas 19.000 ha, konsesi perkebunan PT. Mega Hijau Bersama seluas 1200 ha ,konsesi perusahaan Kehutanan / HTI PT. Rimba Hutani Mas seluas 67.000 ha dan areallokasi Merang REDD Pilot Project seluas 24.000 ha. Artinya jika dilihat dari estimasi luas duadesa (Muara Merang dan Kepayang), maka hanya tinggal lebih kurang 37.812 ha lahan yangtersisa, itu pun ada satu perusahaan perkebunan PT. Gudang Garam yang luas konsesinyabelum terdeteksi. Sebagian besar lahan yang tersisa berstatus kawasan hutan (HP) dansebagian kecilnya berstatus Areal Penggunaan Lain (APL). 

    Telah terjadi Okopasi lahan dalam jumlah ratusan hektar oleh masyarakat di dusun III(Pancuran) desa Muara Merang, dari hasil wawancara dengan ketua RT. 05, 06 danbeberapa masyarakat lain diperoleh informasi bahwa jumlah KK yang bermukim di 4 RTdusun III ini tercatat sebanyak 148 KK dengan jumlah jiwa tidak kurang dari 400-an. Mata

    pencaharian utama masyarakat adalah sebagai petani karet dan sawit. Setiap KKmenguasai lahan paling sedikit 4 ha dan bahkan ada KK yang menguasai lahan mencapai25 ha. Lahan yang mereka garap berstatus hutan produksi (HP).

     Areal MRPP saat in i menjadi focus lokasi pengambilan kayu bagi masyarakat , dalamwilayah administratif di dua desa lokasi survei terdapat areal konsesi perusahaan-perusahaan perkebunan dan perusahaan kehutanan. Tingkat pengamanan pada arealkonsesi ini dilakukan secara ketat terutama yang berkaitan dengan aktifitas masyarakatmelakukan pengambilan hasil hutan kayu. Kondisi ini menyebabkan peluang-peluang parapembalok yang mencari hasil hutan kayu pada areal konsesi perusahaan semakin tertutup. Sebagai alternatif lain bagi para pembalok, yaitu memilih lokasi-lokasi yang potensi kayunyamasih tersedia di kawasan hutan yang belum dibebani hak atau pada areal yang dianggapaman dari pengawasan. Dari informasi yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa selama

    satu bulan terakhir (saat Tim Survei dilapangan) terdapat + 200 orang yag masuk areaMRPP melalui S. Buring untuk keperluan menebang kayu.

    Fakta ini juga diperkuat dari hasil wawancara terstruktur pada masyarakat di dua desa lokasisurvei, yaitu terdapat 45 responden dari 91 kepala keluarga yang diwawancarai menjawabbahwa areal MRPP saat ini masih cukup tersedia jenis- jenis kayu yang dapat dimanfaatkanoleh masyarakat dan menjadi salah satu lokasi bagi masyarakat mencari kayu.

    Dari survey ini didapat beberapa kesimpulan untuk desa Muara Merang dan DesaKepayang yaitu :

    Untuk Desa Muara Merang,

      Penduduk desa Muara Merang adalah heterogen, berasal dari berbagai desa di

    provinsi Sumatera Selatan yaitu daerah Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, MusiBanyuasin, Musi Rawas dan Palembang serta daerah lainnya yaitu Jawa, Jambi danMedan.

      Kelembagaan desa yang ada di desa Muara Merang belum berjalan sesuai denganfungsi dan perannya. 

      Sebagian besar masyarakat desa Muara Merang berpendidikan rendah.

      Sarana dan tenaga kesehatan masih terbatas serta perhatian akan hidup sehat masihsangat rendah.

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    7/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project v

      Untuk di dusun III (Pancoran) desa Muara Merang 100% kegiatan masyarakat adalahberkebun sawit dan karet. Sedangkan Untuk Dusun I dan II (Bakung dan Bina Desa )Tercatat 59% bermata-pencaharian sebagai buruh perkebunan dengan status buruhharian lepas (BHL).

      Secara umumnya tingkat pendapatan masyarakat yang bekerja di perusahaanperkebunan tergolong rendah.

      Sebagaian besar lahan disekitar desa menjadi areal konsesi perusahaan perkebunansawit dan perusahaan HTI.

      Pemerintah Desa telah membuat perencanaan pengalokasian lahan untuk perkebunankaret dan sawit rakyat serta inisiatif pembangunan plasma dari perusahaanperkebunan sawit PT. Mentari Subur Abadi.

    Dan untuk Desa Kepayang

      Penduduk desa Kepayang secara umum merupakan penduduk pendatang(heterogen) yang sebagain besar berasal dari desa-desa sekitar Sumatera Selatanyaitu : Kabupaten OKI, OI, Banyuasin, Muba, Medan, Jawa, Jambi dan Palembang,selebihnya berasal Jawa.

      Sebagain besar masyarakat berpendidikan rendah lebih kurang 72 % (tamat SD,

    tidak tamat SD dan tidak sekolah), 0,8% tamat SMP/sederajat, 0,02% tamatSMA/sederajat dan selebihnya belum sekolah.

      Fasilitas dan tenaga kesehatan sangat terbatas serta perhatian terhadap kesehatanmasih sangat rendah.

      Masih banyak masyarakat yang mata pencahariannya tergantung dengan hasil hutankayu.

      Kondisi lahan sekitar desa sebagian besar sudah menjadi areal konsesi perusahaanperkebunan sawit dan HTI dan sebagiannya kawasan hutan produksi (HP).

      Telah ada inisiatif masyarakat untuk mendorong pengelolaan hutan berbasismasyarakat lokal berupa Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang telah diusulkan padaPemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Dan inisiatif lainnya adalah rencanapengalokasian kebun sawit plasma dari PT. Mentari Subur Abadi.

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    8/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project vi 

    KATA PENGANTAR

    Pada akhir tahun 2008 kawasan hutan rawa gambut Merang Kepayang (HRGMK) seluas24.000 ha ditetapkan sebagai lokasi proyek percontohan proyek Merang REDD Pilot Project.Proyek ini adalah proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah

    Federal Jerman yang bertujan mengurangi emisi akibat dari degradasi dan deforestasi.Pada tatarann kegiatan, proyek ini dilaksanakan secara partisipatif, yaitu melibatkanberbagai pihak terkait, termasuk masyarakat desa hutan yang tinggal disekitar lokasi proyek.

    Salah satu langkah awal untuk memulai suatu program kegiatan dibutuhkan suatu analisatentang kondisi social ekonomi masyarakat sekitar, sehingga dengan diketahuinya kondisisocial ekonomi masyarakat akan membantu tim perencana proyek dalam membuat danmenentukan strategi-strategi apa yang harus dilakukan agar tujuan proyek dapat berjalandengan baik.

    Kegiatan survei social ekonomi ini bertjuan untuk melihat gambaran umum dua desa yangada disekitar kawasan cakupan proyek, yaitu desa Muara Merang dan desa Kepayang. Darihasil survei ini akan terlihat gambaran umum desa dan kondisi sosial ekonomimasyarakatnya sehingga diharapkan data dan informasi ini akan menjadi bahan acuan

    dalam menyusun dan merumuskan kegiatan-kegiatan Merang REED Pilot Project.

    Proses kegiatan survey social ekonomi ini didukung sepenuhnya oleh Merang REDD PilotProject. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih terutamakepada Bapak Joko Setijono, MSc, Eris Ahyar, MSc, Solihin MSc dan Sidiq, S.Hut yang telahmendukung sehingga terlaksannya kegiatan survey ini. Ucapan terima kasih juga kamisampaikan kepada Kepala Desa Muara Merang beserta perangkatnya, Kepala DesaKepayang beserta perangkat, Ketua BPD dan anggotanya, masyarakat dan kelompokresponden yang ada di desa Muara Merang dan Kepayang yang telah bersedia memberikaninformasi dan membantu kegiatan-kegiatan di lapangan.

    Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Aidil fitri, MA yang telah membantumemberikan masukan, semangat dan motivasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampaidengan penyusunan laporan ini. Terakhir Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepadasemua pihak yang telah memberikan masukan dan membantu dalam proses penyusunanlaporan survey ini.

    Kepada para pembaca semoga bermanfaat, dan penyusun mengharapkan kritik dan saranguna untuk perbaikan dan penyempurnaan laporan survey.

    Palembang, Maret 2009Penyusun,

    Masrun Zawawi AdiosyafriDeddy PermanaPrasetyo Widodo

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    9/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project vii

    DAFTAR ISI

    RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. iKATA PENGANTAR ........................................................................................................... viDAFTAR ISI ........................................................................................................................ vi iDAFTAR TABEL ................................................................................................................ ixDAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ..................................................................................... xDAFTAR ISTILAH .............................................................................................................. xiDAFTAR SINGKATAN ...................................................................................................... xi i

    BAB I PENDAHULUAN1. Latar Belakang ................................................................................................ 12. Tujuan ............................................................................................................. 23. Hasil ................................................................................................................ 24. Metodologi ...................................................................................................... 2

    BAB II HASIL SURVEY

    1. Kondis i Umum desa Muara Merang .............................................................. 4 1.1. Sejarah Desa ............................................................................................ 41.2. Administrasi Pemerintahan ....................................................................... 51.3. Luas Desa ................................................................................................ 61.4. Aksesibilitas dan transportasi ................................................................... 61.5. Kelembagaan Formal dan Informal ........................................................... 61.6. Sarana Prasarana Umum ......................................................................... 72. Kondisi Sosial- Ekonomi dan Lingkungan desa Muara Merang2.1. Kependudukan ......................................................................................... 82.2. Pendidikan ................................................................................................ 102.3. Kesehatan ................................................................................................ 102.4. Mata Pencarian ........................................................................................ 112.5. Tingkat Pendapatan ................................................................................. 14

    2.6. Pusat Kegiatan Ekonomi .......................................................................... 162.7. Pola Usaha Tani ....................................................................................... 162.8. Adat Istiadat .............................................................................................. 172.9. Agama dan Kepercayaan ......................................................................... 172.10. Sumberdaya Alam dan Pemanfaatanya ................................................... 172.11. Status Kepemilikan Lahan ........................................................................ 202.12. Rencana Pemanfaatan Lahan ................................................................. 202.13. Kegiatan Sektor Swasta disekitar Desa .................................................... 202.14. Kebakaran Hutan ...................................................................................... 212.15. Persepsi Masyarakat Terhadap Hutan .................................................... 212.16. Persepsi Masyarakat Terhadap MRPP ..................................................... 221. Kondisi Kondisi Umum desa Kepayang ....................................................... 22 1.1. Sejarah Desa ............................................................................................. 22

    1.2. Administrasi Pemerintahan ....................................................................... 221.3. Luas Desa ................................................................................................. 231.4. Aksesibilitas dan Transportasi ................................................................... 231.5. Kelembagaan Formal dan Informal .......................................................... 231.6. Sarana dan Prasaran Umum ..................................................................... 242.  Kondisi Sosial- Ekonomi dan Lingkungan desa Kepayang ...................... 252.1 Kependudukan .......................................................................................... 252.2 Pendidikan ................................................................................................. 262.3 Mata Pencaharian ...................................................................................... 27

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    10/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project viii

    2.4 Tingkat Pendapatan ................................................................................... 292.5 Pusat Kegiatan Ekonomi ............................................................................ 302.6 Pola Usaha Tani ......................................................................................... 302.7 Kesehatan ................................................................................................... 312.8 Adat Istiadat ................................................................................................ 322.9 Agama dan Kepercayaan ........................................................................... 322.10 Sumber Daya Alam dan Pemanfatan Lahan ............................................. 322.11 Status Kepemilikan Lahan ......................................................................... 332.12 Rencana Pemanfaatan Lahan ................................................................... 332.13 Kegiatan Sektor Swasta disekitar Desa .................................................... 342.14 Kebakaran Hutan ....................................................................................... 342.15 Persepsi Masyarakat terhadap Hutan ....................................................... 342.16 Persepsi Masyarakat Terhadap MRPP ..................................................... 34

    BAB III PEMBAHASAN TEMUAN – TEMUAN PENTING3.1 Kependudukan ........................................................................................... 353.2. Pendidikan ................................................................................................... 353.3. Kesehatan ................................................................................................... 36

    3.4. Tingkat Pendapatan Masyarakat sebagai Buruh Rendah .......................... 373.5. Konflik Pemanfaatan Lahan Antara Masyarakat dusun III RT.08 DesaMuara Merang dengan Perusahaan HTI (PT.RHM) .................................... 37

    3.6. Adanya Kelompok Kecil (Pemodal ) yang Sengaja Mencari Keuntungandari hasil Hutan Kayu .................................................................................. 37

    3.7. Munculnya kebingungan bagi masyarakat, dimana pada lokasi wilayahdesa mereka, pihak MRPP mensosialisaikan penyelamatan hutanalam, dan PT. RHM justru membabat hutan alam ...................................... 38

    3.8. Masih ada sekelompok masyarakat di desa Muara Merang dan didesa Kepayang masih tergantung pada hasil hutan kayu .......................... 38

    3.9. Terjadinya penyempitan ruang kelola lahan masyarakat akibat daribanyaknya areal konsesi perusahaan dan kegiatan pihak lainnya .............. 39

    3.10. Telah terjadi Okopasi lahan dalam jumlah ratusan hektar oleh

    masyarakat di dusun III (Pancuran) desa Muara Merang ............................ 403.11. Areal MRPP saat ini menjadi focus lokasi pengambilan kayu bagimasyarakat ................................................................................................. 40

    BAB IV KESIMPULAN A. Desa Muara Merang .......................................................................................... 41B. Desa kepayang .................................................................................................. 41

    Daftar pustaka ..................................................................................................................... 42LAMPIRAN

    1. Kuiseoner2. Daftar Kareteristik Responden3. Photo Kegiatan survey

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    11/73

    Survey sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. : Jenis Kelembagaan Desa Muara Merang dan Keadaannya

    Tabel 2. : Kelompok Tani, Peternak dan Pengrajin di Desa Muara MerangTabel 3. : Sarana Prasarana Umum Desa Muara MerangTabel 4. : Nama Dusun, Jumlah KK dan Jumla Jiwa Desa Muara MerangTabel 5. : Prediksi Jumlah penduduk Yang Tidak Terdaftar Dalam Adminstrasi

    Kependudukan di Desa Muara MerangTabel 6. : Jumlah Lembaga Pendidikan, Jumlah Murid dan Jumlah Guru di Desa

    Muara MerangTabel 7. : Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Muara MerangTabel 8. : Jenis Fasilitas Kesehatan, Jumlah dan KeadaannyaTabel 9. : Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Desa Muara MerangTabel 10. : Jenis Kayu dan Harga Jual Beli antara Anak Kapak dengan BosTabel 11. : Sarana Kegiatan Ekonomi Desa Muara Merang dan Keadaannya

    Tabel 12. : Kalender Musim Desa Muara MerangTabel 13. : Kegiatan Sektor Swasta Disekitar Desa Muara MerangTabel 14. : Informasi Kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan di Desa Muara MerangTabel 15. : Nama kelembagaan Desa Kepayang dan KeadaannyaTabel 16 : Kelompok Tani, Peternak dan Pengrajin di Desa KepayangTabel 17. : Jenis Sara Umum Desa Kepayang, Lokasi dan KeadaannyaTabel 18. : Data Penduduk per-Dusun Desa KepayangTabel 19. : Data Kependudukan Desa Kepayang Berdasarkan Jenis KelaminTabel 20. : Lembaga Pendidikan, Jumlah Murid dan Jumlah Guru Desa KepayangTabel 21. : Jumlah Penduduk Usia Sekolah Wajib Belajar 9 Tahun Desa KepayangTabel 22. : Tingkat Pendidikan Penduduk Desa KepayangTabel 23. : Jenis Pekerjaan dan Jumlah Pekerja Desa Kepayang

    Tabel 24. : Sarana Ekonomi Desa kepayang dan KeadaannyaTabel 25. : Kalender Musim Desa KepayangTabel 26. : Jenis Fasilitas Kesehatan Desa Kepayang, Jumlah dan KeadaannyaTabel 27. : Nama Perusahaan/ Swasta di Desa Kepayang dan Lokasinya

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    12/73

    Survey sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Projectx

    DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

    Daftar Gambar :

    Gambar 1. : Sketsa Desa Muara Merang

    Gambar 2. : Sketsa Desa Kepayang

    Daftar Grafik :

    Grafik 1. : Keadaan penduduk desa Muara Merang berdasarkan Asal DaerahGrafik 2. : Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga desa Muara Merang

    Grafik 3. : Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga desa Kepayang

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    13/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project xi

    DAFTAR ISTILAH

     Anak Kapak : Orang yang bekerja sebagai penebang kayu secara ilegal danmempunyai hubungan kerja dengan pemodal.

    Bebalok : Kegiatan menebang kayu hutan secara illegal.Bekarang : Kegiatan mencari ikan dengan menggunakan alat tangkap

    tradisional.Bos : Orang yang memberi modal kepada beberapa orang untuk

    melakukan penabangan kayu hutan.Bos Besar : Sebutan bagi pemilik modal besar / kuat yang menampung seluruh

    hasil hutan kayu.Guguk : Rumpun Keluarga.Mubungan : Atap Rumah.Rembug : Musyawarah untuk mencari jalan keluar yang terbaik.Rombongan : Kelompok orang terdiri dari 1-4 orang melakukan penebangan kayu di

    dalam hutanPilial : Ruang sekolah kelas jauh.

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    14/73

    Survey social Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project xii

    DAFTAR SINGKATAN

     APL : Areal Penggunaan LainBAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan DaerahBHL : Buruh Harian Lepas

    BHT : Buruh Harian TetapBPD : Badan Permusyawaratan DesaBRUI : Bumi Raya Utama Wood IndustriesBT : Bujur TimurCPO : Crude Palm OilDAS : Daerah Aliran SungaiD.1 : Diploma SatuFGD : Focus Group DiscussionGIS : Geografical Information SystemGTZ : Deucthe Gesellscaft fur Technis ZusammenarbeitHA : HektarHP : Hutan Produksi

    HPH : Hak Pengusahaan HutanHRGMK : Hutan Rawa Gambut Merang KepayangHTI : Hutan Tanaman IndustriHTR : Hutan Tanaman RakyatKADES : Kepala DesaKARHUTLAH : Kebakaran Htan dan LahanKG : Kilo GramKK : Kepala KeluargaKM : Kilo MeterKMP : Kapal Motor SungaiKPTS : KeputusanLC : Land Clearing

    LONSUM : London SumatraLPMD : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat DesaMCK : Mandi Cuci KakusMHB : Mega Hijau BersamaMRPP : Merang REDD Pilot ProjectMSA : Mentari Subur AbadiMUBA : Musi Banyu AsinMURA : Musi RawasMUNTABER : Muntah BerakOKI : Ogan Komering IlirOI : Ogan IlirPAD : Pendapatan Asli Daerah

    PO : Perusahaan OtobusPK : Petugas KeamananPKK : Pemberdayaan Kesejahteraan KeluargaPKS : Pabrik Kelapa SawitPNS : Pegawai Negeri SipilPOSYANDU : Pos Pelayanan TerpaduPPPDT : Program Percepatan Pembangunan Desa TertinggalPT : Perusahaan TerbatasPUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    15/73

    Survey social Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project xiii

    PWS : Pinang Witmas SejatiP 20 : Primer Dua PuluhRHM : Rimba Hutani MasRT : Rukun TetanggaSD : Sekolah DasarSDA : Semberdaya Alam

    SDM : Sumberdaya ManusiaSLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat AtasSLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSOSEK : Sosial EkonomiSMP : Sekolah Menengah PertamaSMA : Sekolah Menengah AtasSNRMC : Sustainable Natural Resouce Management ConsortiumSPH : Surat Pengakuan HakSST : Sumatera Suksus TimberS 1 : Strata SatuWBH : Wahana Bumi HijauWI-IP : Wetland International – Indonesia Programm

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    16/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Hutan Rawa Gambut Merang Kepayang (HRGMK) merupakan satu-satunya kawasanhutan gambut alami dan relative utuh yang tersisa di Sumsel, kawasan ini mempunyai nilaikonservasi yang sangat tinggi, nilai biodiversity yang sangat besar dan terdapat habitatpenting bagi spesies endemik buaya senyulong (tomistoma schlegelli). Selain itu kawasanini juga memiliki nilai kandungan karbon yang sangat besar, yaitu lebih dari 522 juta ton,dengan rincian 22 juta ton kandungan karbon vegetasi diatas gambut dan lebih dari 500 juta ton kandungan karbon dibawah gambut.(WI-IP, 2003). Secara administratif kawasanini termasuk dalam wilayah kecamatan Bayung Lencir provinsi Sumatera Selatan dengansebaran vegetasinya terletak antara 01°45’-02°03’ LS dan 103°51’-104 17 BT. Hutan RawaGambut Merang-Kepahiyang ini merupakan bagian dari Hutan Produksi (HP) Lalan.

    Pada kawasan HRGMK ini terdapat dua desa yang berakses langsung, yaitu desa Muara

    Merang dan desa Kepayang dengan jumlah penduduk di kedua desa ini lebih dari 800 KK.Sebagian besar masyarakatnya bermata-pencaharian sebagai buruh perusahaanperkebunan sawit yang ada sekitar desa, dan sebagian lainnya ber-matapencahariansebagai petani, nelayan, pencari hasil hutan kayu/non-kayu dan lain-lain.

    Seiring dengan semakin terbukanya akses menuju kawasan ini, maka telah berimplikasipada semakin terancamanya kondisi kawasan HRGMK ini secara keseluruhan. Pada lahandarat ancaman dan tekanannya cukup serius diantaranya pembukaan lahan (okupasi)untuk pertanian dan perkebunan rakyat (karet dan sawit), penebangan liar, konversi lahanmenjadi konsesi perusahaan perkebunan dan perusahaan kehutanan (HTI). Sedangkanpada lahan gambut tekanan dan ancaman terus terjadi dalam bentuk penebangan liar,pembuatan kanal/parit (akses mengeluarkan hasil tebangan) oleh masyarakat baik lokalmaupun pendatang dan dampak dari land clearing (LC) oleh perusahaan HTI yang

    memperoleh izin konsesi disekitar kawasan.

    Dari sisi kebijakan telah ada upaya pemerintah daerah untuk melindungi kawasan HRGMKdengan mengeluarkan beberapa kebijakan, yaitu : SK Bupati MUBA No. 046/2004 TentangPembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan Konservasi Hutan Rawa Gambut MerangKepayang, Musi Banyuasin dan SK Gubernur Sumsel No. 616/KPTS/BAPPEDA/2005Tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Gambut diProvinsi Sumatera Selatan. Selain itu pada revisi Perda RTRW Provinsi Sumatera Selatan,yaitu Perda No. 16/2006 secera tegas memasukan areal HRGMK seluas (+ 18.000 ha) dikawasan HP Lalan ini menjadi kawasan yang berfungsi lindung. Namun tindak lanjut kerjaTim yang telah terbentuk sampai dengan saat ini belum berjalan sebagamana harapan.

    Pada akhir tahun 2008, hadir proyek baru di kawasan ini, yaitu proyek percontohanpengurangan emisi akibat dari degradasi dan deforestasi (Merang REDD Pilot Project).Proyek ini adalah proyek kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan PemerintahFederal Jerman, berlokasi pada kawasan HRGMK dengan luas 24.000 ha. Pada tahapimplementasi, aktifitas keproyekan akan melibatkan stakeholders terkait termasukmasyarakat lokal yang berada disekitar kawasan.

    Sebagai salah satu langkah awal untuk merancang strategi implementasi diperlukan suatusurvei sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan khususnya pada dua desa yang

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    17/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 2

    berakses besar terhadap kawasan, yaitu desa Muara Merang dan desa Kepayang. Darihasil survei ini akan terlihat gambaran umum desa, kondisi sosial ekonomi masyarakat danlingkungan sekitar, sehingga diharapkan data dan informasi ini akan menjadi bahan acuandalam menyusun dan merumuskan program kegiatan kedepan.

    2. Tujuan

    Tujuan survei ini adalah:

      Menggali informasi tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan didesa Muara Merang dan desa Kepayang.

      Menyiapkan data dasar (base line) sosial ekonomi dan lingkungan desa MuaraMerang dan Kepayang secara faktual yang dapat digunakan bagi para pihakkepentingan.

    3. Hasil

    Hasil survei ini adalah menyediakan dokumen informasi tentang kondisi sosial ekonomidan lingkungan desa Muara Merang dan kepayang terkini yang dapat digunakan sebagai

    bahan acuan bagi Merang REDD Pilot Project (MRPP) dalam melaksanakan kegiatanterutama yang berkaitan dengan pelibatan masyarakat lokal.

    4. Metodologi

    4.1. Lokasi dan Waktu Survei

    Kegiatan survei berlokasi di dua desa, yaitu desa Muara Merang (dusun I, II dan III) dandesa kepayang (dusun I, II dan III) pada tanggal 1 – 8 februari 2009.

    Peta Lokasi Study

     

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    18/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 3

    4.2. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam survei ini dilakukan dengan cara menghimpun datasekunder dan data primer. Data sekunder dihimpun dari dokumen-dokumen yang ada didesa termasuk data kegiatan sosial ekonomi. Sedangkan data primer dihimpun melaluiwawancara terstruktur dan semi-terstruktur, diskusi kelompok terfokus (FGD) danobservasi desa. Detail pendekatan penggalian data adalah sebagai berikut :

    4.2.1 Menghimpun Data Sekunder;Data sekunder yang berkaitan dengan sosial ekonomi masyarakat desa dihimpunsebagai bahan untuk memperoleh informasi terkini, diantaranya: Biodata Desa dandata kegiatan sosial ekonomi yang pernah dilakukan oleh berbagai pihak(Pemerintah, Swasta, Non-Pemerintah) di kedua desa lokasi studi.

    4.2.2 Wawancara terstruktur dan semi-terst ruktur;Penggalian data melalui wawancara terstruktur dan semi-terstruktur dilakukandengan beberapa kelompok masyarakat (responden), diantaranya: Pemerintah Desadan Masyarakat (Pencari Kayu dan Eks Pencari Kayu, Petani, Buruh Perusahaan

    dan Pedagang). Penggalian data dilakukan dengan mewawancari Kepala Keluarga(KK) untuk menghimpun informasi mengenai: jumlah jiwa dalam keluarga, mata-pencaharian utama dan sampingan, tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan /keterampilan dalam keluarga, pemanfaatan dan penggunaan lahan, pemenuhankebutuhan sandang-pangan, dll. Informasi tentang rumah tangga ini biasanya tidaksemuanya tergali dengan metode yang lain.Kelompok responden yang diwawancarai dipilih berdasarkan representasi komponenmasyarakat, sebanyak 10 % dari jumlah KK yang ada sebagai random sampel dimasing-masing desa.

    4.2.3. Observasi Desa;Observasi desa dilakukan dalam rangka cross-check lapangan atas informasi yangtelah diberikan melalui wawancara. Data observasi ini sebagai pendukung data-data

    yang telah dikumpulkan.

    4.2.4. Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group Discussion);Diskusi kelompok terfokus (FGD) dilakukan dengan beberapa informan kunci yangmerupakan perwakilan dari kelembagaan desa dan komponen masyarakat(Pemerintah Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, LPMD, Kelompok Tani,Kelompok Perempuan, Karang Taruna, dll). Data dan informasi yang digali dalamforum ini, diantaranya: Pola pemanfaatan dan penggunaan lahan saat ini danperencanaan kedepan, mata pencaharian masyarakat secara umum, ruang pertanianmasyarakat, lokasi aktifitas masyarakat mencari kayu, konflik/kerawanan sosial, adatistiadat/kebiasaan serta aktifitas kelembagaan desa.

    5. Pembahasan

    Temuan-temuan penting dalam kegiatan survei ini dibahas guna mengetahui kecenderungan

    yang terjadi, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan apa implikasinya kedepan.

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    19/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 4

    BAB IIHASIL SURVEI

     A. Desa Muara Merang

    1. Kond isi Umum Desa

    Sejarah Desa

    Desa Muara Merang dibelah oleh sebuah sungai besar yaitu sungai Lalan, selain itu terdapatbeberapa anak sungai diantaranya, sungai Merang, sungai Bakung, sungai Rengas, sungaiDurian Condong, sungai Nibung dan beberapa anak sungai lainnya. Masyarakat yangpertama hidup di kawasan ini adalah masyarakat Suku Anak Dalam (Suku Kubu), akantetapi kapan mereka pertama kali menempati daerah ini tidak diketahui. Hasil wawancaradengan penduduk pendatang pertama di daerah ini (Ibu. Hj. Zainunah), diperoleh informasitentang sejarah keberadaan desa Muara Merang.

    Pada tahun 1958, mulai ada kedatangan beberapa penduduk yang berasal dari desa LubukLancang, Tanjung Laga dan Pangkalan Balai kabupaten Banyuasin (termasuk Ibu. Hj.Zainunah). Mereka sengaja pindah meninggalkan kampung halamannya untuk mencaripenghidupan baru di kawasan ini yaitu dengan bermata-pencaharian sebagai nelayan sungai(istilah lokal disebut bekarang) dan berladang padi. Pertama-tama mereka tinggal menetapdi bantaran sungai Merang selama lebih kurang 17 tahun. Kemudian karena lokasi sekitartidak cocok untuk budi-daya tanaman pangan, maka mereka pindah mencari tempat baru,sebagian pindah ke dusun Kepayang (sekarang desa Kepayang) dan sebagian lagi pindahke dusun Bakung (sekarang desa Muara Merang). Dusun Bakung atau desa Muara Merangmulai dihuni pada tahun 1975. Penghuni pertama terdiri dari tujuh kepala keluarga atau tujuhguguk (rumpun keluarga) dengan mendirikan rumah sebanyak tujuh mubungan (tujun buahatap rumah). Kemudian pada tahun 1976, desa ini mulai ada pemerintahan (Kerio).

    Pada tahun 1979 mulai masuk beberapa perusahaan HPH diantaranya PT. Bumi RayaUtama Wood Industries (BRUI) dan PT. Sumatera Sukses Timber (SST). Keberadaanperusahaan HPH ini memicu akatifitas masyarakat melakukan penebangan kayu (bebalok).Hasil tebangan mereka, dijual pada perusahaan-perusahaan HPH tersebut. Informasikeberadaan perusahaan HPH ketika itu menyebar ke daerah-daerah lain sehingga padaawal tahun 1980 mulai berdatangan masyarakat kedaerah ini untuk melakukan aktifitasmenebang kayu dan sebagian mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan HPH yang ada.Kemudian pada perkembangan berikutnya, pada tahun 1984 desa Muara Merang menjadilokasi program Departemen Sosial yaitu program pembangunan sarana perumahan bagimasyarakat daerah terpencil, program ini membangunan pemukiman (rumah) sebanyaklebih kurang 50 unit, mulai saat itulah para pendatang mulai ramai dan menetap di desaMuara Merang. Karena mulai ramainya kedatangan penduduk menyebabkan komunitas Anak Dalam (Suku Kubu) sebagai penduduk asli daerah ini mulai terusik, dimana dalam

    kesehariannya komunitas ini tidak dapat berinteraksi sosial kepada masyarakat pendatangsehingga pada akhirnya sebagian besar dari mereka kembali masuk hutan meneruskankebiasaan mereka secara turun temurun.

    Perkembangan lebih lanjut, pada awal tahun 1990 daerah ini menjadi daerah yang terbukadimana pada saat itu mulai berdiri pabrik-pabrik sawmil, diantaranya : Artha Makmur, IntiMakmur dan H. Nungcik. Seterusnya pada tahun 1998 keadaan semakin ramai seiringdengan masuknya perusahaan perkebunan, yaitu PT. Pinang Witmas sejati (PWS) dan

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    20/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 5

    proyek pembangunan jalan dan jembatan melalui Program P3DT (Program PercepatanPembangunan Desa Tertinggal), sehingga pada saat itulah mulai terbuka akses jalan darat.

    Pada akhir tahun 1999 izin konsesi perusahaan HPH habis, dan tahap berikutnya padatahun 2000-an mulai bertambah perusahaan perkebunan sawit, seperti PT. Mentari Subur Abadi, PT. Mega Hijau Bersama (Indofood Group) dan terakhir pada tahun 2006 masuk

    perusahaan kehutanan (HTI), yaitu PT. Rimba Hutani Mas (Sinarmas Group).

     Administ rasi Pemerintahan

    Desa Muara Merang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Bayung LencirKabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan dengan batas-batas wilayah sebagaiberikut :

      Sebelah Utara berbatasan dengan desa Muara Medak

      Sebelah Barat berbatasan dengan desa Mangsang

      Sebelah Timur berbatasan dengan desa Kepayang

      Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Suka Damai

    Terdiri dari 3 dusun dan 8 RT, yaitu dusun I Bakung (sebagai Pusat Pemerintahan Desa) 3RT, dusun II (Pantai Harapan) 1 RT dan dusun III (Pancuran) 4 RT. Letak dusun I dan dusunII tidak berjauhan, akan tetapi antara dusun I dengan dusun III jaraknya sangat jauhdiperkirakan mencapai 200 km, akses menuju dusun III melalui kota Jambi.

    Jarak dari desa (pusat Pemerintahan) ke ibukota kecamatan Bayung Lencir + 75 km denganlama tempuh + 2 jam menggunakan mobil. Jarak ke ibukota kabupaten (Sekayu) + 200 kmdengan lama tempuh + 4 jam. Jarak ke ibukota Provinsi + 225 km dengan lama tempuh 5 jam perjalanan.

    Gambar 1. Sketsa Desa Muara Merang

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    21/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 6

    1.3. Luas Desa

    Secara pasti belum diperoleh informasi tentang luas desa Muara Merang karena belumdilakukan pemetaan batas oleh instansi terkait, akan tetapi dari hasil wawancara denganperangkat desa, diperoleh informasi tentang batas-batas alam desa Muara Merang. Dariinformasi tentang batas-batas alam tersebut, diolah melalui proses digitasi dengan programGIS, yaitu menarik garis lurus batas-batas alam sehingga dapat dihitung luas perkiraan(estimasi) desa Muara Merang, yaitu lebih kurang 120.000 ha.

    1.4. Aksesibili tas dan Transportasi

     Akses menuju desa Muara Merang dapat menggunakan jalan darat dan juga jalan sungai. Akses jalan darat dapat melalui rute jalan raya Palembang – Jambi dengan menggunakankendaraan roda empat (mobil) dan kendaraan roda dua (motor), dan setelah sampai diSimpang Gas (Gresik) langsung masuk melewati wilayah perusahaan Migas PT. ConocoPhilips, perusahaan Perkebunan Sawit PT. London Sumatera (PT. Lonsum) dan PerusahaanSawit PT. Pinang Witmas Sejati (PT. PWS), dan setelah menempuh jarak ± 40 KM darisimpang gas maka sampailah di desa Muara Merang (dusun Bakung). Untuk angkutan

    reguler, sekarang sudah tersedia trayek khusus dengan menggunakan bus (PO Jaya Utama)dari terminal KM. 12 Palembang menuju ke desa Muara Merang dan desa Kepayang,dengan biaya (ongkos) Rp. 80.000/satu kali perjalanan.

    Untuk akses sungai dapat menggunakan angkutan umum (speed boat) dari pelabuhan kecildi bawah Jembatan Ampera (Palembang) menuju desa Kepayang dan desa Muara Merangdengan biaya (ongkos) Rp. 150.000,-/orang. Rute akses sungai ini, yaitu dari Palembangmenyusuri sungai Musi ke arah daerah transmigrasi Karang Agung, kemudian masukmenyusuri sungai Lalan sampai ke desa Kepayang dan desa Muara Merang. Selain itu,akses sungai dapat juga dari kota kecamatan Bayung Lencir dengan angkutan regulerlangsung menuju desa Muara Merang, waktu tempuh ± 2 jam dengan biaya (ongkos) Rp.60.000,-/orang. 

    1.5. Kelembagaan Formal dan Informal

    Di desa Muara Merang terdapat berbagai kelembagaan desa baik formal maupun informal.Kelembagaan tersebut adalah : Pemerintah Desa, BPD, LPMD, Lembaga Adat, KarangTaruna, PKK, Kelompok Tani, Kelompok Peternak dan Kelompok Pengrajin. Secara umum jenis dan keadaan kelembagaan desa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 1. Jenis Kelembagaan Desa Muara Merang dan Keadaannya

    No. Jenis Kelembagaan DesaJumlah Anggota

    (orang)Keadaan

    1 Pemerintah Desa 16 Aktif

    2 Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 5 Aktif

    3 Lembaga Adat 5 Aktif

    4 Lembaga Pemberdayaan MasyarakatDesa (LPMD)

    3 Aktif

    5 Karang Taruna 50 Tidak Aktif

    6 PKK 30 Tidak Aktif

    7 Kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) 15 AktifSumber : Hasl FGD dan Wawancara dengan Perangkat Desa Muara Merang 2009

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    22/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 7

     Adapun nama-nama kelompok tani, kelompok kerajinan (industri rumah tangga) dankelompok peternak yang ada di desa Muara Merang yaitu :

    Tabel 2. Kelompok Tani, Peternak dan Pengrajin di desa Muara Merang

    No.  Nama Kelompok Jumlah

     AnggotaLokasi 

    Usaha yangDikembangkan 

    Keadaan 

    1 Citra Usaha 6 KK Dusun I Berkebun cabe dankerajinan kursi/ lemari

     Aktif

    2 Hijau Lestari 10 KK Dusun I Berkebun cabe danpenggemukan sapi

     Aktif

    3 Usaha Maju 10 KK Dusun I Berkebun jeruk,semangka, dan palawija

     Aktif

    4 Keluarga Mandiri 8 KK Dusun I ternak ayam petelur Aktif

    5 Anggrek 15 KK Dusun I Kerajinan kemplang ikan Tidak aktifSumber: Data WBH (2008)

    1.6. Sarana Prasarana Umum

    Keberadaan dan kondisi sarana prasarana umum terutama jalan, sekolah, pos kesehatan,listrik, air bersih, tempat ibadah, pasar, dan sarana komunikasi di suatu wilayah dapatdijadikan sebagai salah satu indikator tingkat kemajuan dari wilayah tersebut. Ketersediaansarana prasarana di desa Muara Merang masih sangat terbatas. Untuk transportasi antardusun terdapat jalan tanah dengan lebar sekitar 5 meter yang ketika musim hujan kondisinyasangat becek. Sedangkan untuk transportasi sungai, prasarana yang tersedia adalahtambatan perahu milik individu. Sarana komunikasi adalah Telepon Ceria. Sarana informasiberupa radio dan televisi dilengkapi dengan parabola. Sarana pendukung adminitrasipemerintahan desa yang ada berupa Kantor Desa dengan fasilitas mesin ketik, meja, kursi,dan lemari arsip. Sarana peribadatan, yaitu: 1 bangunan Masjid dengan kondisi baik.Sarana olah raga yang ada meliputi lapangan bulutangkis dan lapangan voli dan tenis meja.Untuk sarana penerangan menggunakan listrik tenaga diesel dan lampu teplok berbahanbakar minyak tanah.

    Tabel 3. Sarana Prasarana Umum Desa Muara Merang 

    No. Jenis Sarana Nama SaranaJumlah(unit)

    Lokasi Keadaan

    1 Transportasi Jalan Desa 1 Dusun I Jalan Tanah

    2 Peribadatan Mesjid 1 Dusun I Baik

    Musholah 1 Dusun I Kurang Baik

    3 Pendidikan TPA 1 Dusun I Di Masjid

    SD 1 Dusun I, III Baik

    SMP 1 Dusun II Baik

    4 Kesehatan Puskesmas Desa 1 Dusun I Tidak aktif

    Posyandu 1 Dusun I Tidak aktif

    5 Penerangan Listrik Desa Tenaga Diesel 1 Dusun I Baik

    6 Komunikasi Jaringan Telepon Ceria 1 Sekitar Desa Baik

    7 Pemerintahan Kantor Kepala Desa 1 Dusun I Baik

    8 Olahraga Lapangan Volley 1 Dusun I Baik

    Tenis Meja 1 Dusun I Baik

    Bulu Tangkis 1 Dusun I Baik

    Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara (2009)

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    23/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 8

    2. Kondisi Sosial - Ekonomi dan Lingkungan

    2.1. Kependudukan

    a. Sejarah Penduduk

    Penduduk desa Muara Merang merupakan penduduk pendatang, berasal dari desa-desadalam wilayah provinsi Sumatera Selatan, yaitu: Masyarakat Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir,Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Palembang dan sebagian kecil berasal dari Jawa,Jambi, Medan dan Bugis. Pada tahun 1960-an daerah desa Muara Merang ini merupakanlokasi bagi para nelayan untuk mencari ikan (bekarang). Kemudian pada tahun 1980-anmulai masuk masyarakat dari OKI, Palembang dan desa-desa sekitar Muba untukmelakukan kegiatan penebangan kayu (dalam bahasa lokal disebut bebalok), mereka inidatang secara berkelompok dengan Bos yang berbeda, masing-masing Bos membawa 10sampai 20 anggota penebang kayu (disebut: Anak Kapak). Mereka kebanyakan masuk kedaerah ini mengunakan Kapal-Kapal Motor yang sekaligus berfungsi untuk menarik hasiltebangan. Karena bisnis kayu cukup menjanjikan ketika itu, maka sebagian pendudukpendatang tersebut menetap (mendirikan tempat tinggal) dan bergelut dengan usaha

    perkayuan (sebagian kecil menjadi Bos) dan sebagian besar ber-profesi sebagai anak kapak(penebang kayu). Informasi yang menjanjikan ini terus menyebar sehingga pendatangsemakin banyak dan menetap di desa Muara Merang.

    Lain halnya dengan sejarah kedatangan penduduk di dusun III (dusun Pancuran) desaMuara Merang. Dusun III ini mulai terbuka pada akhir tahun 1990-an, dimana ketika itu adasalah seorang warga yang mengenal dan mengetahui lokasi ini karena mereka pernahbekerja di perusahaan HPH PT. Bumi Raya Utama Industries (PT. BRUI). Wilayah dusun IIIini menurut mereka adalah areal eks HPH PT. BRUI. Dengan modal mengenal wilayah,maka beberapa orang ketika itu (tahun 1997) mulai membuka lahan untuk perkebunan karet,dan lama-kelamaan informasi juga terus menyebar sehingga masyarakat terus berdatanganmelakukan hal yang sama, dan keadaan sekarang mulai berkembang pada pembukaanlahan untuk perkebunan sawit. Lahan yang ada mereka kavling-kavling (1 kavling = 2 ha)

    sebagai lahan cadangan. Penduduk pendatang di dusun III ini terdiri dari suku yangberagam, ada yang berasal dari desa sekitar Muba, Banyuasin, OKI, Palembang, Medandan Jambi. Untuk pendatang belakangan (2000-2005) dominan dari suku Jawa (Jawa Barat,Jawa Tengah dan Jawa Timur) yang tinggal di Palembang dan Jambi. Kawasan wilayahdusun III berstatus sebagai kawasan Hutan Produksi (HP) Lalan yang sebagiannyaberbatasan langsung dengan areal konsesi perusahaan kehutanan (HTI) PT. Rimba HutaniMas (RHM).

    b. Keadaan dan Jumlah Penduduk

    Keadaan penduduk desa Muara Merang adalah heterogen, mereka merupakan pendudukpendatang berasal dari berbagai kabupaten dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan, yaitu:OKI dan OI (35%) Banyuasin dan Muba (30%), Mura (2%) Palembang (20%) dan suku

    lainnya (Jawa, Jambi dan Medan) 13%. Dari sisi adminitarasi kependudukan, ada lebihkurang 200 KK penduduk pendatang yang tidak terdaftar sebagai penduduk desa MuaraMerang. Desa Muara Merang bagi mereka hanyalah sebagai tempat berusaha untukmencari uang. Dari hasil wawancara dengan perangkat desa, diperoleh informasi bahwapemerintah desa pernah melakukan pendataan terhadap mereka (penduduk pendatangyang bermukim di s. Buring dan Sawmill Sagita) akan tetapi penduduk pendatang tersebuttidak merespon dengan baik sehingga atas kejadian ini pemerintah desa tidakmemperdulikan mereka dan tidak menganggap mereka sebagai penduduk desa MuaraMerang.

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    24/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 9

    Kabupaten OKI dan OI (35%) Banyuasin dan Muba (30%), Mura (2%)Palembang (20%) dan suku lainnya (Jawa, Jambi dan Medan) 13%.

    35

    30

    2

    20

    13

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

      p  e  r  s  e  n

    OKI & OI MUBA &Banuasin Mura Palembang Lainya(jawa,Jambi,Medan)

    Grafik 1. Keadaan Penduduk Desa Muara Merang Berdasarkan Asal Daerah

    Jumlah penduduk desa Muara Merang saat ini tercatat sebanyak 415 KK dan 1681 jiwa,bermukim di tiga dusun, yaitu dusun I , dusun II dan dusun III. Secara umum jumlahpenduduk dapat diuraikan pada tabel beikur:

    Tabel 4. Nama Dusun, Jumlah KK dan Jumlah Jiwa desa Muara Merang

    No. Nama Dusun Jumlah KK Jumlah Jiwa

    1 Dusun I (Bakung) 212 KK 903 Jiwa

    2 Dusun II (Bina Desa) 55 KK 224 Jiwa

    3 Dusun III (Pancuran) 148 KK 554 Jiwa

    TOTAL 415 KK 1681 Jiwa

    Sumber: Biodata penduduk desa Muara Merang (2009)

    Jumlah penduduk pendatang yang tidak terdaftar dalam administrasi kependudukan desaMuara Merang diprediksi sebanyak lebih kurang 200 KK, bermukim di Buring (33 KK) danselebihnya bermukim disekitar Sawmil Sagita dan pemukiman komunitas Cengal OKI(diseberang Sawmil Sagita).

    Tabel 5. Prediksi Jumlah Penduduk Yang Tidak Terdaftar desa Muara Merang

    PrediksiJumlah KK

    PrediksiJumlah Jiwa

    PrediksiJumlah Rumah

    Matapencaharian Daerah Asal

    200 KK 400-500 150

      Pemilik dan KaryawanSawmil

      Bos kayu, pedagang  Penebang (Anak Kapak)

    Kab. OKI

    Sumber : Hasil Observasi Desa (2009)

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    25/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 10

    2.2. Pendidikan

    Sarana pendidikan yang ada di desa Muara Merang terdiri dari: 1 buah Sekolah Dasar (SD)yang berlokasi di dusun I (8 lokal belajar), 2 buah bangunan Pilial (kelas jauh) masing-masing 1 unit di dusun V Mangsang (3 lokal) dan 1 unit di dusun III Pancuran (3 lokal).Tenaga pengajar sebanyak 15 orang (4 orang guru PNS dan 12 orang guru honorer).Jumlah siswa sebanyak 440 siswa.

    Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), sarana pendidikannya adalah 1 buah bangunanSMP dengan tenaga pengajar 5 orang guru, dengan jumlah siswa sebanyak 50 orang.Sarana pendidikan lainnya adalah TPA dengan tenaga pendidik sebanyak 9 orang dan jumlah santri sebanyak 57 orang.

    Tabel 6. Jumlah Lembaga Pendidikan, Jumlah Murid, dan Jumlah Guru desa Muara Merang

    No.Lembaga

    PendidikanJumlah

    Jumlah Murid JumlahGuru

    1 TPA 1 57 9

    2 SD 1 440 16

    3 SMP 1 50 5 Sumber : Hasil wawancara dengan Guru SD Muara Merang (2009)

    Untuk mengetahui tingkat pendidikan penduduk desa Muara Merang dapat dilihat dari tabelberikut. 

    Tabel 7. Tingkat Pendidikan Penduduk desa Muara Merang

    No. Tingkat PendidikanJumlah(orang)

    1 Tidak Tamat SD 353

    2 Tamat SD 763

    3 Tamat SMP 40

    4 Tamat SMA 19

    5 Diploma 1 26 Strata 1 1

    Sumber: Data WBH 2008 dan hasil wawancara dengan Masyarakat (2009)

    Dari data diatas, diketahui bahwa sebanyak 21% penduduk desa Muara Merang tidak tamatsekolah dasar, 45% tamat sekolah dasar, 21% tamat SMP, 1.1% tamat SMA, 0.11% tamatDiploma 1 (D1) dan 0.05% tamat strata satu (S1).

    2.3. Kesehatan

    Sarana prasarana kesehatan yang ada di desa Muara Merang, yaitu: satu Puskesmas Desadan satu Puskesdes di dusun I, kondisi peralatannya sangat terbatas dan keadaannyakurang aktif. Tenaga kesehatan hanya ada 2 orang Bidan Desa dan 1 orang Mantri. Sarana

    kesehatan lainnya, yaitu : 2 buah pos kesehatan masing-masing satu pos kesehatan milikPT. Conoco Philip dan satu pos kesehatan milik PT. Pinang Witmas Sejati. Sedangkan didusun III (Pancuran) tidak ada satu pun sarana prasarana kesehatan. Adapun jenis penyakit yang sering diderita masyarakat adalah batuk, sakit gigi, sakit kepala,malaria dan muntaber (khususnya pada saat musim kemarau panjang). Upaya masyarakatuntuk menanggulangi penyakit dilakukan dengan cara membeli obat di warung, apabiladirasa penyakit belum juga sembuh mereka baru berobat pada Bidan Desa dan Manteridengan biaya sekali berobat rata-rata Rp. 20.000-Rp. 25.000.

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    26/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 11

    Sedangkan bagi masyarakat yang berkerja sebagai buruh perkebunan PT. Pinang WitmasSejati mendapat pelayanan kesehatan secara cuma-cuma. Begitu juga bagi masyarakatyang bermukim disekitar PT. Conoco Philips, mereka mendapat pelayanan berobat secaragratis. Untuk mengetahui jenis fasilitas kesehatan yang ada diuraikan pada tabel berikut.

    Tabel 8. Jenis Fasilitas, Jumlah dan Keadaannya

    No. Jenis Fasilitas KesehatanJumlah(unit)

    Keadaan

    1 Puskemas Desa 1 Belum ada peralatan dan medis

    2 Pos Kesehatan PT. PWS 1 Aktif

    3 Pos Kesehatan PT. Conoco Philip 1 Aktif

    4 Posyandu 1 Aktif

    5 Praktek Bidan Desa 2 Aktif

    6 Praktek Manteri 1 AktifSumber: Observasi dan Hasil Wawancara dengan Bidan Desa (2009)

    2.4. Mata Pencaharian

    Dari data hasil Workshop tantangan dan peluang penggunaan lahan desa (tanggal 15

    Desember 2008 & tanggal 16 Januari 2009), yang kemudian dikembangkan oleh tim studiSosek (tanggal 2 – 8 Februari 2009) telah diidentifikasi sebanyak 24 jenis pekerjaan(matapencaharian) masyarakat desa Muara Merang (lihat tabel 8).

    Tabel 9. Jenis Mata Pencaharian Masyarakat desa Muara Merang

    No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Prosentase ( % )

    1 Buruh PT. Perkebunan Sawit 700 56.0

    2 Petani Karet 178 14.2

    3 Petani Sawit 48 3.8

    4 Buruh Tani 78 6.2

    5 Membuat Arang 90 7.2

    6 Peternak Ayam 11 0.9

    7 Pedagang 22 1.88 Petani Sayur/palawija 18 1.4

    9 Tukang Kayu 5 0.4

    10 Peternak Sapi 5 0.4

    11 Montir 5 0.4

    12 Penebang Kayu 15 1.2

    13 Sopir KM/Speed 3 0.2

    14 Nelayan 15 1.2

    15 Peternak Kambing 3 0.2

    16 Pekerja Sawmill 6 0.5

    17 Sopir Mobil 11 0.9

    18 Pencari Rotan 2 0.2

    19 Petani Padi 4 0.3

    20 Pengojek 4 0.321 Guru 15 1.2

    22 Guru Ngaji 9 0.7

    23 Bidan Desa 2 0.2

    24 Tenaga Medis 1 0.1

    Jumlah 1.250 100Sumber: Diaolah dari hasil FGD (2009) dan Data Pendampingan Kelompok WBH (2008)

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    27/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 12

    Dari tabel diatas, dapat terjadi seorang kepala keluarga/ibu rumah tangga mempunyaipekerjaan lebih dari satu bidang. Berikut ini akan didiskripsikan kondisi dari masing-masingmata pencaharian masyarakat yang berhasil dihimpun di lapangan:

    a. Buruh (Perusahaan Perkebunan Sawit, Tani/Upahan, Pabrik Sawmill)

    Profesi menjadi buruh perusahaan Perkebunan Sawit yang ada di sekitar desa,merupakan alternatif penting bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.Berdasarkan jenis matapencaharian masyarakat desa Muara Merang, terdapat 700 orang(± 56%) yang bekerja sebagai buruh pada perusahaan Perkebunan Sawit (PT. PinangWitmas Sejati (PWS), PT. Mentari Subur Abadi (MSA), dan PT. London Sumatra(LONSUM)). Sebagian besar masyarakat lokal tersebut yang dahulu berprofesi sebagaipenebang kayu kini beralih sebagai buruh harian perusahaan, saat ini mereka bekerjapada bidang pembibitan, penanaman, pembersihan lahan, pemupukan, pemanenan,pengawas kebun (Mandor) dan Petugas Keamanan (PK). Dari informasi lapangan hanyaterindifikasi sebanyak 9 orang yang berstatus sebagai Buruh Harian Tetap (BHT), danselebihnya sebagai Buruh Harian Lepas (BHL), tidak ada masyarakat lokal yangteridentifikasi sebagai karyawan permanen.

    Pada pekerjaan sebagai Buruh Harian Lepas (BHL) dilakukan dengan sistem kerja

    borongan dan harian. Jadwal kerja mereka mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul15.00 WIB per-harinya dan jumlah hari kerja per-bulannya selama 20 hari kerja (PT. PWS)dan 24 hari kerja untuk buruh PT. MSA. Waktu luang yang dimiliki oleh masyarakat yangbekerja sebagai buruh ini, yaitu 2 – 3 jam per-hari dan 6 – 10 hari pada setiap bulannya,Waktu-waktu inilah biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuat danmembersihkan kebun milik mereka sendiri.

    Masyarakat yang bermatapencaharian sebagai buruh tani teridentifikasi sebanyak ± 6,2%,umumnya adalah masyarakat dusun III (pancuran). Pekerjaan sebagai buruh tani inibiasanya dilakukan oleh masyarakat lokal yang tidak memiliki lahan dan atau kebunkaretnya belum menghasilkan, sehingga alternatif pemenuhan kebutuhan sehari-hari-nyadari hasil buruh tani (upahan). Sistem upahan bagi buruh tani karet dengan pemiliklahan/kebun karet berlaku sistem bagi hasil, yaitu separoh (1/2) dari hasil panen (getah

    sadapan karet) untuk pekerja dan separohnya (1/2) untuk pemilik kebun. Sistem inimerupakan kesepakatan umum di RT. 06 dusun III (Pancuran), berbeda bagi masyarakatdi RT. O5, dimana kesepakatan bagi hasil yang berlaku, yaitu sepertiga (1/3) dari hasilpanen (getah sadapan karet) untuk pekerja mendapat bagian dua pertiga (2/3) sedangkanuntuk pemilik kebun mendapat bagian 1/3. Kegiatan sebagai buruh tani ini, biasanyadilakukan pada pukul 06.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB. Dengan melihat jadwal kerjatersebut, maka terdapat waktu luang yang cukup panjang bagi mereka, biasanya waktuluang tersebut mereka manfaatkan untuk membersihkan lahan kebun milik sendiri ataumembuka lahan baru, dan ada pula sebagian masyarakat yang mencari kayu balokdilahan-lahan kebun masyarakat untuk diolah menjadi kayu masak (papan, dll.)

    Masyarakat lokal yang bermata-pencaharian sebagai buruh pabrik sawmill terdapat ± 0,5% dari total masyarakat yang bekerja pada berbagai jenis matapencaharian yang ada didesa Muara Merang, mereka bermukim di dusun II. Pekerjaan sebagai buruh sawmill

    dilakukan pada pabrik-pabrik pengolahan kayu yang ada di sekitar desa dengan waktukerja dimulai pada pagi hari sampai malam hari tergantung bahan baku yang dimiliki olehsawmill tersebut.

    b. Berkebun

    Masyarakat yang berkebun dengan tanaman karet, sawit, palawija dan tanamancampuran lainnya hampir mendekati 20% (178 orang). Keberadaan masyarakat yangberkebun ini dominan (75%) adalah masyarakat yang bermukim di dusun III (Pancuran)

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    28/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 13

    dan sisanya (25%) adalah masyarakat yang tinggal di dusun I & II. Biasanya aktivitasberkebun ini dilakukan pada pagi hari sampai sore hari seperti : pembersihan lahan,pemanenan hasil (karet dan sawit), pembukaan lahan baru dan penanaman.

    Masalah yang cukup mengganggu dalam kegiatan perkebunan dan pertanian adalahbanyaknya hama babi hutan, hal ini disebabkan karena disekitar kebun masih banyak

    semak belukar. Upaya masyarakat dalam mengantisipasi hama tersebut adalah denganmelakukan pemagaran dan membuat parit.

    c. Mencari ikan

    Kegiatan mencari ikan atau bekarang hanya dilakukan oleh sebagian kecil penduduk,pekerjaan ini memang kurang diminati masyarakat saat ini. Dari informasi yang dihimpundiketahui bahwa keberadaan ikan sudah semakin berkurang akibat dari kegiatan-kegiatanpenangkapan secara destruktif (racun dan setrum), sisa-sisa zat kimia dari perusahaanperkebunan yang mengalir ke sungai, serta keberadaan sungai hampir sebagian besardigunakan untuk akses mengeluarkan kayu hasil tebangan sehingga aktifitas mencari ikansangat terganggu. Oleh karena itu bagi para nelayan sungai harus mencari ikan padalokasi-lokasi yang jauh dari desa. Pemanfaatan sungai yang ada di wilayah desa,misalnya sungai Merang dilakukan dengan sistem lelang sehingga pemenang lelang

    (pengemin) sangat menentukan pemanfaatan sungai-sungai yang ada. Berdasarkanarahan dari pemenang lelang (yang mendapatkan hak pengelolaan tahun 2009), bahwa jalur sungai mulai dari muara sungai Merang sampai dengan KM 40 dapat dimanfaatkansecara bebas oleh masyarakat untuk menangkap ikan, dan jalur sungai mulai dari KM 40(dulunya pemukiman Mong) sampai ke bagian hulu sungai Merang telah diberikan kuasahak pengelolaannya kepada satu kelompok nelayan ± 10 KK (binaan Yayasan WBH ).Sedangkan jalur sungai Buring (anak sungai Merang), sampai dengan studi ini dilakukanbelum ada kelompok atau orang yang diberikan kuasa hak pengelolaanya oleh pemenanglelang, sehingga pengelolaan sungai Buring ini masih dilakukan langsung oleh pemenanglelang.

    d. Beternak

    Usaha peternakan yang dikembangkan oleh masyarakat desa Muara Merang adalah

    peternakan ayam potong, ayam petelur, kambing dan sapi. Masyarakat yang melakukanpeternakan ini berada di dusun I (Bakung) dengan jumlah ± 18 KK, kondisi peternakansampai dengan studi ini dilakukan; peternakan ayam potong sedang tidak aktif,peternakan ayam petelur masih aktif bahkan sudah mulai panen, sedangkan untukpeternakan kambing dan sapi masih aktif dilakukan oleh masyarakat dengan sistemgembala.

    e. Berdagang

    Kegiatan perdagangan umumnya dilakukan oleh masyarakat lokal dengan menjual bahankebutuhan pokok sehari-hari. Hampir di setiap sudut dusun (dusun I, II & III) terdapatwarung yang menjual kebutuhan sehari-hari, dengan jumlah masyarakat yang membukawarung ± 22 KK. Pada umumnya pedagang (pemilik warung) yang di dusun I & IIberbelanja barang dagangan dari kota Palembang, kota kecamatan Bayung Lencir serta

    kalangan (pasar) di desa Kepayang, sedangkan masyarakat yang berdagang di dusun IIIPancuran berbelanja barang dagangannya langsung di kota Jambi.

    f. Membuat arang:

    Kegiatan membuat arang merupakan salah satu alternatif sumber pendapatan sampinganbagi masyarakat desa Muara Merang, selain dijual kepada masyarakat, produk ini jugadigunakan sendiri untuk kebutuhan bahan bakar memasak keluarga. Kegiatan inidilakukan masyarakat disekitar rumah kediamannya, dengan membuat dapur khusus

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    29/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 14

    yang digali dari tanah kemudian bahan baku kayu dimasukan kedalam lubang dandibakar. Kayu- kayu sebagai bahan baku arang mereka peroleh dari sisa-sisa kayu(limbah sawmill). Setelah dibakar selama ± 8 jam, kemudian dibiarkan selama 2 harisehingga arang siap digunakan atau dijual. Harga jual arang per-karung (ukuran karung20 Kg) yaitu Rp. 20.000,-. Membuat arang ini banyak diminati oleh masyarakat yangbermukim di sekitar bantaran sungai Merang (RT. 04 Dusun II – Bina Desa) dan beberapamasyarakat yang bermukim di dusun I (Bakung) dan dusun III (Pancuran). Jenis bahanbaku kayu yang baik untuk membuat arang adalah jenis kayu gelam dan kayu leban. Saatini masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan kayu untuk bahan baku arang karenalokasi /tempat mencarinya sudah menjadi areal konsesi perusahaan perkebunan.

    g. Penebang Kayu (pembalok);

    Masyarakat desa Muara Merang khususnya dusun I dan II hanya sedikit saja yangmelakukan kegiatan menebang kayu, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor initeridentifikasi sebanyak 15 orang (0,8%) dari jumlah penduduk. Dari informasi lapangandiketahui bahwa lokasi mencari kayu bagi mereka adalah di bantaran dan hulu sungaiBakung (HP Mangsang - Mendis).

    Khusus untuk penduduk pendatang yang bermukim di dusun II (sungai Buring) sebanyak +

    33 KK, sebagian besar bermata-pencaharian mereka adalah penebang kayu (pembalok) danlebih kurang 10 KK yang membuka warung (berdagang) untuk memenuhi kebutuhan parapembalok (anak kapak) mereka. Masyarakat yang bermukim s. Buring ini hampir seluruhnyamempunyai buruh penebang (anak kapak) yang operasional didalam hutan, jadi merekabertindak sebagai pemodal (Bos). Pada musim air pasang (bulan Desember – Mei), paraBos tersebut mendatangkan masyarakat dari daerah asal mereka (kab. OKI) untuk dijadikanburuh penebangan. Satu Bos bisa mendatangkan 1 - 3 rombongan penebang (kelompokanak kapak), yang masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 6 orang untuk melakukanpenebangan didalam kawasan hutan yang masih berpotensi. Dari informasi yang dihimpundi lapangan diketahui bahwa lokasi penebangan yang masih berpotensi (masih terdapatbanyak kayu) berada di hulu sungai Merang, hulu sungai Buring dan hulu sungai Beruhun.

    Lain halnya dengan penduduk pendatang yang bermukim di sekitar sawmill Sagita, di

    pemukiman ini teridentifikasi sebanyak + 150 KK, sebagian besar bermata-pencahariansebagai pekerja sawmill, dan selebihnya bermata-pencaharian sebagai pedagang, pencarikayu dan buruh perusahaan sawit. Dua komunitas pendatang ini berasal dari daerahkecamatan Tulung Selapan dan kecamatan Cengal kabupaten OKI provinsi SumateraSelatan.

    2.5. Tingkat Pendapatan

    Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi masyarakat desa Muara Merang tanggal 2-8Februari 2009, dengan metode penggalian data melalui kuisioner pada sepuluh persen(10%) responden dari total kepala keluarga (KK) desa Muara Merang. Dari hasil survei inimenunjukkan bahwa ada 24% dari jumlah KK yang disurvei memiliki tingkat penghasilan dibawah 6 juta/tahun, lima puluh enam persen (56%) berpenghasilan antara 6 -12 juta/tahun

    dan dua puluh persen (27%) berpenghasilan di atas 12 juta/tahun. Jika dilihat darikarakteristik reponden yang disurvei (terlampir), bahwa kepala keluarga (KK) yang memilikipenghasilan di bawah 6 juta/tahun pada umumnya adalah kepala keluarga (KK) yangbekerja dalam sektor buruh tani (upahan), pedagang kecil (warung) & nelayan. Sedangkankepala keluarga (KK) yang berpenghasilan antara 6 juta - 12 juta/tahun pada umumnyakepala keluarga (KK) yang bekerja disektor buruh perkebunan sawit dengan status BHL,petani karet yang memiliki lahan sendiri dengan jumlah terbatas (< 2 ha), serta pedagang.Sedangkan kepala keluarga (KK) yang memiliki pendapatan di atas 12 juta/tahun adalah

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    30/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 15

    Grafik Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga Desa

    Muara Merang/Tahun

    11 KK

    24%

    22 KK

    49%

    12 KK

    27%

    Pendapatan ≤ 6Jt / Tahun Pendapatan 6 Jt - 12 Jt / Tahun

    Pendapatan > 12 Jt / Tahun

    kepala keluarga yang memiliki pekerjaan sebagai buruh perusahaan sawit dengan statusBHT, petani karet yang memiliki lahan sendiri yang cukup luas (> 2 ha), pedagang yangmemiliki pekerjaan sampingan mencari kayu.

    Bekerja sebagai buruh perusahaan sawit dengan status BHL yang sangat dominan bagikepala keluarga (KK) di desa Muara Merang yang tingkat pendapatannya per-hari sebesarRp. 32.000, dengan jumlah ahri kerja antara 20 -24 hari. Sehingga pendapatan rata-rata bagiburuh ini adalah sebesar Rp. 750.000 per-bulan. Sedangkan bagi masyarakat yang bekerjadi sektor penebang kayu (pembalok) khususnya bagi masyarakat pendatang di Muarasungai Buring dan pemukiman Sagita, memiliki tiga tingkatan; tingkatan pertama  adalahpara penebang langsung (anak kapak), tingkatan kedua  adalah para pemodal (bos) yangmembiayai langsung para penebang (anak kapak), dan tingkatan ketiga  adalah parapemodal besar (biasanya pemilik sawmill) yang memodali para bos. Pendapatan darimasing-masing tingkatan ini sangat berbeda tajam; para penebang langsung (anak kapak) diberi uang muka (versekot) dan persiapan logistik selama melakukan penebangan di dalamhutan yang statusnya adalah hutang oleh para bos, setelah para penebang (anak kapak)

    mendapatkan kayu log yang biasanya dilakukan selama 1 – 2 bulan maka kayu log yangdidapat tersebut dihargai dengan harga tertentu (lihat tabel 9). Dari nilai total harga yangdidapat oleh para penebang langsung (anak kapak) akan dikurangi hutang dan selebihnyaadalah nilai pendapatan yang didapatkan oleh anak kapak tersebut. Kayu log yang telahmenjadi milik bos, kemudian dijual oleh bos kepada pemodal besar dengan nilai hargamencapai dua kali lipat dari nilai harga pembeliannya dari anak kapak. Selanjutnya kayu logyang didapatnya dari para bos diolah pada sawmill miliknya dan kayu hasil olahan dijualdengan harga yang sangat tinggi. Sehingga dalam aktivitas penebangan kayu ini yangsangat diuntungkan adalah para pemodal (bos) dan pemodal besar. Pada tabel 10 berikut ini

    Grafik 2. Tingkat Pendapatan Kepala Keluarga Desa Muara Merang 

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    31/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 16

    akan dipelihatkan beragam jenis kayu dan infomasi harga jual beli dari anak kapak ke bos,dan dari bos ke bos besar.

    Tabel 10. Jenis Kayu dan Harga Jual Beli antara Anak Kapak dan Bos 

    Jenis kayuHarga Jual /kubik (Antara

     Anak Kapak kepada Bos)

    Harga Jual/Kubik (AntaraBos kepada Pemodal

    Besar)

    Durian (log) 80.000 200.000

    Jelutung (log) 80.000 200.000

    Geronggang (log) 80.000 200.000

    Meranti (log) 90.000 - 100.000 350.000

    Puna (log) 90.000 - 100.000 350.000

    Racuk (log) 60.000 150.000

    Punak (log kaleng) 400.000 900.000 - 1.000.000

    Meranti (kayu masakatau siap pakai)

    350.000 – 400.000 1.200.000

    Sumber: hasil wawancara tim studi dengan pembalok & eks. Pembalok (2009)

    2.6. Pusat Kegiatan Ekonomi

    Pusat kegiatan ekonomi desa Muara Merang seperti toko bahan pokok, warung, kedaimakanan, berada dan terfokus di daerah permukiman dusun 1 dan dusun II. Sedang untukdusun III (Pancuran) hanya ada 4 buah warung yang menjual kebutuhan bahan pokok.

    Tabel 11. Sarana Kegiatan Ekonomi Desa Muara Merang dan Keadaannya

    No. Sarana EkonomiJumlah(unit)

    Keteraangan

    1 Industri Rumah Tangga (membuatkempelang)

    1 Tidak aktif

    2 Toko Bahan Pokok 20 Aktif

    3 Warung 22 Aktif

    4 Pertukangan/kerajinan kayu 3 Aktif5 Bengkel 1 Aktif

    6 Peternakan Ayam 4 Aktif (1)Sumber Data : Hasil Observasi di desa Muara Merang (2009)

    2.7. Pola Usaha Tani

    Pola usaha tani dan kebun yang dominan pada masyarakat desa Muara Merang adalahusaha pertanian dan perkebunan secara menetap. Masyarakat membuka perkebunan karetdan sawit sambil menanam palawija, buah-buahan dan sayur-sayuran dengan polapenggunaan waktu yang berbeda. Untuk melihat kalender waktu kegiatan masyarakat desaMuara Merang dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 12. Kalender Musim Desa Muara Merang.

     Aktivi tas kegiatanBulan dalam Musim

    Musim Hujan Musim Kemarau

    11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Perkebunan Sawit

    Pembukaan lahan x x x

    Penanaman x x x

    Pemeliharaan x x x x x x x x x x x x

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    32/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 17

    Pemanenan

    Perkebunan Karet 

    Pembukaan lahan x x x

    Penanaman x x x

    Pemaliharaan x x x x x x x x x x x X

    Penyadapan x x x x x x x x x x x XPertanian sayur dan palawija

    Pembersihan lahan x x X

    Penanaman x x

    Pemeliharaan x x x x x x

    Panen x x

    Peternakan Ayam

    Pengisian bibit x X

    Pemeliharaan x x x x x x x x

    Penjualan hasil x x X

    Peternakan Penggemukan Sapi

    Pembelian bibit x x

    Pemeliharaan x x x x x x x x x x x X

    Perguliran x xPenjualan x x

    Mencari Ikan x x x X

    Mencari Kayu x x x x x x

    Membuat arang x x x x x x x x x x x XSumber: Hasil diskusi dengan Tokoh Masyarakat desa Muara Merang (2009)

    2.8. Adat Ist iadat

    Masyarakat di desa Muara Merang adalah 95% etnis Melayu (Banyuasin, OI, OKI, Muba,Mura, Palembang, Jambi dan Medan). Sedangkan masyarakat lainnya berasal dari sukuJawa. Adat istiadat yang ada di desa ini sama halnya dengan adat istiadat yang berlakubagi masyarakat Sumatera Selatan pada umumnya. Prosesi adat dilakukan hanya pada saatpernikahan, kelahiran anak, upacara kematian, dan dalam memecahkan konflik warga. Adatistiadat masyarakat di daerah ini dipengaruhi oleh hukum Islam.

    2.9. Agama dan Kepercayaan

    Penduduk di desa Muara Merang sembilan puluh delapan persen (98%) beragama Islam(muslim) dan dua persen (2%) beragama Kristen.

    2.10. Sumberdaya Alam dan Pemanfaatannya

    Sumberdaya alam (SDA) yang dimiliki oleh desa Muara Merang cukup besar, mulai darisumberdaya lahan dan hutan, serta sumberdaya alam sungai yang seharusnya menjadi

    potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Berikut ini akandiuraikan kekayaan sumber daya alam tersebut dan pemanfaatannya saat ini:

    a. Sumberdaya lahan

    Secara umum status lahan yang ada di wilayah desa Muara Merang terdiri dari arealpenggunaan lain (APL) dan kawasan hutan produksi, dengan perbandingan luasnya ± 30% APL dan ±70% adalah kawasan HP.

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    33/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 18

    - Areal Penggunaan Lain (APL)

    Pada kawasan APL ini terdapat areal yang dataran tinggi dan juga dataran rendah (rawa)yang bergambut tipis (< 1 meter), keberadaannya di sepanjang bantaran sungai Lalandan sungai Merang yang pemanfaatan APL ini sebagian besar telah menjadi HGUperusahaan-perusahaan Sawit, dan sebagian kecil sebagai lokasi pemukimanmasyarakat dan perkebunan rakyat. Sejak tahun 1997, APL yang ada di bantaran sungaiLalan sampai perbatasan HP Mangsang-Mendis (bagian Selatan desa Muara Merang)telah menjadi HGU Perkebunan Sawit PT. Pinang Witmas Sejati (PWS) dengan sistemperkebunan Inti. Kemudian pada akhir tahun 2006 juga hadir perusahaan PT. BanyuKahuripan Indonesia (Group PT. Gudang Garam) yang mendapatkan HGU pada areal APL yang berbatasan langsung dengan PT. PWS sampai dengan perbatasan desaKarang Agung (bagian Timur desa Muara Merang). Untuk APL yang ada di bantaransungai Lalan ke arah Timur desa atau APL yang ada di bantaran sungai Merang, sejakakhir tahun 2004 telah dimanfaatkan oleh PT. Mentari Subur Abadi (Indofood Group)dengan luas ± 9.000 ha sebagai HGU untuk penanaman Sawit, dengan pola plasma inti.Sehingga areal APL sudah sebagian besar telah menjadi HGU perkebunan Sawit, danhanya tersisa pada bagian bantaran sungai Lalan yang memanjang sampai ke

    perbatasan desa dengan lebar ± 200 meter dari bibir sungai ke arah Selatan desa MuaraMerang. Disamping itu, terdapat beberapa bagian di bantaran s. Merang (KM 18 darimuara s. Merang) sebagai areal perkebunan rakyat dan pemukiman penduduk RT. 04dusun Bina Desa (± 80 ha), serta pada hilir s. Buring (± 600 ha) terdapat areal APL yangbelum menjadi HGU perusahaan Sawit. Dari areal-areal APL yang tersisa dan sangatterbatas tersebut, sebagai lokasi pemukiman dan pengembangan perkebunan rakyat.

    Oleh karena itu sangat jarang bagi masyarakat lokal yang memiliki lahan lebih dari 2 hauntuk perkebunan rakyat. Berdasarkan hasil wawancara terstruktur dengan masyarakatlokal diketahui bahwa dari 32 responden kepala keluarga (KK) dusun I & II terdapat 50%(16 KK) yang mengelola dan atau memiliki lahan pertanian yang luas rata-ratanya kurangdari 2.5 ha, sedangkan 50% dari responden (16 KK) tidak memiliki lahan. Karenaketerbatasan lahan yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat pada kawasan APL ini

    telah berakibat pada banyak masyarakat lokal yang mengembangkan pertanian /perkebunan di kawasan hutan produksi sekitar desa.

    - Kawasan Hutan Produksi (HP)

    Kawasan HP di desa Muara Merang mencapai 70% dari luasan desa, terdapat di bagiantimur desa yang dinamakan HP Lalan, dan bagian Selatan desa yang dinamakan HPMangsang Mendis. HP Lalan yang selama ini sering disebut Hutan Rawa GambutMerang Kepayang (HRGMK) yang memiliki ketebalan gambut antara 1 – 5 meter dankondisinya masih banyak terdapat hutan alam bekas tebangan HPH PT BRUI. Sejakberakhirnya masa HPH PT BRUI tahun 2000, maka Kawasan HRGMK ini menjadi arealpenebangan kayu bagi masyarakat lokal dan para pendatang, aktifitas ini masih terjadisampai sekarang (walaupun dominan dilakukan oleh penduduk pendatang yang

    bermukim di muara s. Buring dan sawmill Sagita). Disamping itu, sejak awal tahun 2007lebih dari 50% dari luasan kawasan HRGMK telah dimanfaatkan oleh PT. Rimba HutaniMas (RHM) untuk penanaman akasia (HTI) yang saat ini telah melakukan pembersihanlahan (land clearing) dan memanfaatkan kayu alam (limbah LC) untuk bahan bakukertas. Pada bagian Utara desa Muara Merang (kawasan HP Lalan) yang berbatasandengan desa Muara Medak terdapat 148 KK (dusun III – Pancuran) yang telahmemanfaatkan kawasan tersebut untuk pengembangan perkebunan karet dan sawit.

  • 8/17/2019 03 Ste Final

    34/73

    Survey Sosial Ekonomi Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Muba

    Merang REDD Pilot Project 19

     Berdasarkan hasil wawancara terstruktur dengan 14 responden kepala keluarga di dusunIII – Pancuran, bahwa rata-rata kepala keluarga telah menggarap lahan dengan luasanlebih dari 5 ha, dengan umur tanamannya sudah lebih dari 2 tahun. Disamping itu,Keterbatasan lahan APL yang dapat dikelolah oleh masyarakat, khususnya yangbermukim di dusun I (Bakung) desa Muara Merang, telah memaksa masyarakatmembuat perkebunan karet dan sawit di kawasan HP Mangsang-Mendis (arah Selatandesa). Yang berdasarkan informasi dari anggota BPD, bahwa masyarakat yang telahmenggarap lahan di kawasan tersebut sudah mencapai lebih dari 30 KK dengan luasanrata-rata lebih dari 4 ha. Disamping itu, kawasan HP Mangsang – Mendis ini jugasebagai areal pemanfaatan untuk pengambilan kayu (membalok) bagi ± 15 kepalakeluarga (KK) yang bermukim di dusun I (Bakung).

    b. Sumberdaya sungai

    DAS Lalan merupakan sungai utama yang ada di desa Muara Merang, yangpemanfaatannya sebagai akses utama bagi masyarakat untuk menuju desa sempadanbahkan menuju ibukota kecamatan dan provinsi (Palembang). Terdapat dua anak sungaidari DAS Lalan ini yang ada di desa Muara Merang, yaitu sungai Bakung dan sungai

    Merang. Kedua sungai ini merupakan akses utama bagi masyarakat untuk menuju kekawasan hutan produksi (HP), baik HP Mangsang-Mendis maupun HP Lalan (HRGMK).Pemanfaatan kedua sungai ini, disamping sebagai akses transportasi bagi masyarakatdan perusahaan sekitar yang beraktivitas di kawasan HP juga sebagai lokasi mencariikan (bekarang) bagi masyarakat nelayan. Berdasarkan informasi dari masyarakat yangbiasa mencari ikan (berkarang) bahwa potensi perikanan yang ada di sungai Bakungsaat ini sudah sangat kurang, disamping kondisi airnya yang sudah kecil juga banyaknyasisa-sisa zat kimia serta limbah pabrik CPO yang mengalir ke sungai Bakung sehinggapopulasi ikan sudah menurun drastis dibanding sepuluh tahun lalu. Lain halnya dengansungai Merang, dari tiga tahun terakhir (sejak tahun 2006 sampai sekarang) sungai inidikelola secara selektif oleh satu kelompok nelayan ± 10 KK (binaan Yayasan WBH)sehingga masih memiliki potensi perikanan yang cukup baik. Berdasarkan informasi dariketua kelompok nelayan (Bapak Syamsuddin) bahwa; dalam satu bulan masih dapat

    menghasilkan 200 Kg ikan dengan jenis tapah, baung, dan serandang. Dengan adanyapengelolaan secara selektif oleh kelompok, maka tidak pernah ditemukan lagimasyarakat yang sengaja melakukan tindakan destruktif (sentrum, tuba/racun) dalamkegiatan penangkapan ikan (bekarang). Sistem pengelolaan sungai Merang yangdilakukan selama ini adalah dengan sistem Lelang yang merupakan model pengelolaansungai yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah MUBA. Lelang sungai ini dilakukan sekalidalam setahun, biasanya diadakan pada akhir tahun (akhir