kesimpulanthesis.umy.ac.id/datapublik/t37174.docx · web viewpengaplikasian pestisida dan pupuk...
TRANSCRIPT
MOTIVASI PETANI DALAM USAHA TANI PADI ORGANIKDI KECAMATAN PANDAK
KABUPATEN BANTUL
Ria Puji Astuti / 20100220034Dr. Ir. Sriyadi, MP
Ir. Lestari Rahayu, MPAgribusines Department, Faculty of Agriculture
Muhammadiyah University of Yogyakarta
ABSTRACT
The availability of food commodities ( rice ) is very necessary throughout the year primarily as a staple food of Indonesian society . Awareness of the importance of health and environmental sustainability of agriculture has been encouraging people to return to organic farming systems . This study aims to determine the profile of organic rice farmers , farmers know the technology in organic rice farming , knowing the level of motivation of farmers to apply organic rice farming , identifying factors associated with the motivation of farmers in organic farming implements . This research uses descriptive method that aims to describe the picture of systematic, factual , and accurate information on the facts about organic rice farmer motivation . Techniques to determine the respondents in the study using census method , ie by taking all farmers amounted to 35 people . Primary data were collected by interview using a questionnaire as a guide interviews , secondary data obtained from literature references or from the relevant authorities . Analysis of data to determine the relationship between variables using Spearman rank correlation analysis . The results showed organic rice farmers in the village of the District Wijirejo Pandak aged between 35-82 years , the lowest primary school
education level and the highest is bachelor /S1 , organic rice farming activities conducted in the Village District of Pandak Wijirejo a principal occupation . The level of motivation is high organic rice growers . Based on the results it can be concluded that the Spearman Rank motivation organic rice farmers in the village Wijirejo positively associated with education level , farming experience , broad , capital , illumination intensity , technology , benefits , and production .Keywords : motivation , organic rice farming , motivational factors
A. Pendahuluan
Ketersediaan komoditas pangan (padi) sangat diperlukan sepanjang
tahun terutama sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia pada
umumnya.Upaya peningkatan produksi yang dilaksanakan oleh pemerintah
selain untuk meningkatkan kesejahteraan petani, juga merupakan salah satu
tugas utama pemerintah dalam penyediaan bahan pangan pokok masyarakat.
Pertanian organik sebenarnya bukan hal yang baru, termasuk budidaya
tanaman padi.Beras organik dikatakan sebagai hal baru setelah puluhan tahun
belakangan ini padi hanya dibudidayakan secara non-organik. Pengaplikasian
pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan pada pembudidayaan padi biasa,
maka berasnya pun mengandung residu pestisida.Padahal residu ini sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia, bahkan pembudidayaan non-organik itu
pun mengancam kelestarian lingkungan.(Ktnakampar, 2011)
Banyak kerugian yang dialami petani namun petani tetap
membudidayakan padi organik dikarenakan permintaan konsumen akan beras
1
organik sebesar 1.141.102 kw sehingga dapat meningkatkan pendapatan
patani padi, (Ahmad, 2007). Namun kenyataan dilapangan menunjukan
bahwa tidak semua petani termotivasi untuk menerapkan usahatani
organik.Masalahnya adalah mengapa sebagian petani belum termotivasi
menerapkan pada usahataninya.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran secara sisematik,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta tentang profil petani padi organik
dan, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani melakukan usahatan
padi organik. Selain itu metode deskriptif analisis juga menerangkan
hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna
dan implikasi suatu masalah yang ingin dipecahkan. (Nazir 1989)
Penetuan Lokasi
Penelitian dilakukan di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupatan
Bantul. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja karena desa tersebut
merupakan daerah yang mendapat bantuan dari Bank Indonesia dan
merupakan beras domestik yang mendapat sertifikan beras organik di Bantul.
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel kelompok petani dilakukan secara sengaja
berdasarkan jumlah anggota kelompok tani yang menanam padi
organik.Pengambilan sampel petani dilakukan secara sensusatau pengambilan
data secara keseluruhan.Jumlah petani yang dijadikan sampel sebanyak 35
petani organik.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Data Primer adalah data data yang diperoleh dari pengamatan lapangan
dan wawancara dan penyebaran kuisioner. Wawancara adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dan petani yang menjadi
responden dengan menggunakan alat berupa kuisioner. survey, yaitu suatu
penelitian yang mengambil sampel dari populasi petani, dimana informasi
tentang usahatani padi organik, dikumpulkan dari sebagian populasi untuk
mewakili seluruh populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat
pengumpulan data pokok.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dengan
cara mencatat data dari instansi atau lembaga terkait yang berhubungan
dengan penelitian, dalam hal ini data sekunder yang diambil adalah data
tentang profil Desa Wijirejo kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul.
2
Asumsi dan Pembatasan Masalah
Asumsi dalam penelitian ini adalah dianggapnya sama dalam keadaan
fisik, keadaan alam, dan harga padi organik setiap musim dalam penanaman.
Petani yang dijadikan responden yaitu mereka yang menerapkan usahatani
padi organik pada saat penelitian berlangsung.
Definisi Oprasional
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan dalam mencapai
tujuan tertentu. Motivasi yang ada pada seseorang ini yang akan
mewujudkan tingkah laku yang mengarahkan pada tujuan untuk mencapai
sasaran kepuasan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu
didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri seseorang tersebut, kekuatan
pendorong inilah yang disebut motivasi. Oleh sebab itu kita dapat
mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu dimulai
dengan adanya suatu motivasi.Secara definisi dapat dikatakan bahwa
motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang
diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.Motivasi dipengaruhi
dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Untuk indikartor
motivasi adalah, luas lahan, rasa, dan harga sedangkan untuk pengukuran
motivasi menggunakan skor.Dikatakan tinggi atau berskor tiga jika petani
termotivasi dari diri sendiri, dikatakan sedang atau berskor dua jika petani
termotivasi karena mengikuti anjuran pemerintah, dan dikatakan rendah atau
berskor satu jika petani termotivasi karena mengikuti petani lain, Faktor-
faktor Internal adalah ciri-ciri pribadi petani yang diduga berhubungan
dengan motivasi petani dalam menerapkan pupuk organik pada usahatani
padi organik.
a) Umur adalah usia responden pada saat melakukan penelitian yang
dinyatakan dalam tahun.
b) Pendidikan yaitu jenjang pendidikan formal kelas terakhir yang pernah
diselesaikan oleh petani. Tingkat pendidikan dibedakan menjadi SD,
SMP, SMA, D3, dan Perguruan Tinggi. Dikatakan sangat tinggi atau
berskor empat jika petani responden berpendidikan S1, dikatakan tinggi
atau berskor tiga jika petani responden berpendidikan terakhir SMA,
dikatakan sedang atau berskor dua jika petani responden berpendidikan
SMP, dikatakan rendah atau berskor satu jika petani responden
berpendidikan terakhir SD.
c) Pengalaman berusahatani adalah lamanya responden bercocok tanam
padi, mulai dari awal sampai saat wawancara dilakukan, yang dinyatakan
dalam satuan tahun.
d) Luas lahan garapan adalah luas satuan hamparan tanah yang diusahakan
oleh responden dalam usahatani padi organik, baik lahan milik sendiri
atau lahan sewa, pengukurannya dalam meter (m).
e) Pengetahuan adalah informasi yang telah diproses dan diorganisasikan
untuk memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman yang
3
terakumulasi sehingga bisa diaplikasikan ke dalam masalah atau proses
bisnis tertentu. Pada dasarnya pengetahuan mempunyai kemampuan
prediktif atau perkiraan terhadap sesuatu sebagai hasil dari pengenalan
suatu bentuk atau pola.Data dan Informasi terkadang dapat
membingungkan seseorang, maka pengetahuanlah yang mengarahkan
tindakan. Jika petani memiliki responden memiliki pengetahuan, maka
petani akan lebih selektif dalam mengambil keputusan, pengetahuan
dapat berasal dari lamanya petani berusahatani padi biasa ke padi
organik, pengukurannya menggunakan skor. Dikatakan tinggi atau
berskor tiga jika petani responten mengetahui dalam proses budidaya
padi organik, dikatakan sedang atau berskor dua jika petani reponden
jika petani mengetahui sebagian cara dalam budidaya padi organik,
dikatakan rendah atau berskor satu jika petani tidak tau cara budidaya
padi organik.
f) Teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, proses
tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk , produk yang
dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu
menjadi bagian integral dari suatu sistem (Miarso 2007). Pengukuran
menggunakan skor, dikatakan tinggi atau berskor tiga jika petani
mengetahui dan menggunakan teknologi dalam penerapan usahatani
padi organik, dikatakan sedang jika petani mengetahui teknologi tetapi
tidak menerapkan dalam usahatani padi organik dan dikatakan rendah
jika petani tidak mengetahui teknologi dalam usahatani padi organik.
C. Teknis Analisis
1. Untuk mengetahui motivasi petani dalam budidaya padi organik di
Kecamatan Pandak, kabupaten Bantul menggunakan analisis deskriptif
yaitu apa motivasi petani dalam budidaya padi organik yang telah
dilakukan oleh petani setempat, dan apakah telah sesuai dengan anjuran
penyuluh sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar.
Capaian skor = Jumlah skor yang diperoleh – skor terendah
Total skor tertinggi – skor terendah
Untuk kategori penyesuaian pencapaian skor yang meliputi tinggi, sedang
dan rendah. Diperoleh dari perhitungan interval dan formulasi rumus
sebagai berikut:
Interval = skor tertinggi – skor terendah
Jumlah katagori
Tabel 1 Kategori tingkat motivasi usahatani padi organik dan penerapan teknologi
Variabel Kisaran Skor
Kategori
Tingkat motivasi Usahatani padi Organik
1-3 Rendah 1-1.66 Sedang 1.67-2.32
Tinggi 2.33-3
4
2. Anlisis Kolerasi.
Untuk mengukur ada tidaknya hubungan atau kolerasi antar
tingkat motivasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya diuji
dengan kolerasi Rank Spearman. Langkah-langkah pengujian Rank
Spearman untuk menguji signifikansi antara faktor-faktor yang
memperngaruhi dengan tingkat motivasi dapat diuji sebagai berikut:
a. Rumusan Hipotesis
Ho : Tidak terdapat kolerasi antara faktor-faktor internal dan
eksternal terhadap tingkat motivasi usahatani padi organik.
Ha : Ada kolerasi antara antara faktor-faktor internal dan eksternal
terhadap tingkat motivasi usahatani padi organik.
b. Menghitung nilai Rank Spearman dengan rumus:
Rs=1−6∑ D 2n(n2−1)
Keterangan:
Rs : Koefisian Rank Spearman
N : Jumlah pasangan observasi anatar satu variabel terhadap variabel
lainnya
D : Perbedaan rangking yang diperoleh pada tiap pasangan observasi
Nilai koefisien kolerasi yang akan diperoleh berkisar antara -1
sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 atau -1 nilai koefisien kolerasinya
semakin erat.
c. Test Statistik
t h=Rs√n−2√1−Rs 2
d. Pengambilan Keputusan
Ho ditolak bila, t-hitung > t-tabel dengan α = 10 %
Ho diterima bila, t-hitung ≤ t-tabel dengan α = 10 %
Hasil dan pembahasan
1. Profil Petani Padi Organik
Sebagai salah satu kecamatan produsen padi organik, Desa
Wijirejo memiliki kelompok petani yang menanaxman padi organik.
Petani-petani yang menanam padi organik Desa Wijirejo ini tergabung
dalam kelompok Tani Makmur, namun demikian kelompok – kelompok
tani di Kecamatan Pandak tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) Mitra Usaha Tani. Untuk mengetahui motivasi dalam
usahatani padi organik di Desa Wijirejo maka perlu diketahui karasteristik
petaninya:
a. Jenis Kelamin
5
Identitas petani digunakan untuk mengetahui karasteristik petani
diantaranya jenis kelamin.
Tabel 2 jenis kelamin petani padi organic
Sebagian besar petani padi organik adalah laki-laki yaitu 71.4 persen.
Besarnya jumlah laki-laki dari pada perempuan karena laki-laki merupakan
pelaksana kegiatan usahatani.Serta laki-laki dan perempuan merupakan tulang
punggung keluarga yang bertanggungjawab atas kehidupan keluarganya.
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah mata pencaharian yang dimiliki oleh seseorang
untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
Tabel 3 Pekerjaan utama padi organikUraian Jumlah PersentasePetani 23 65.71Buruh 12 34.29Jumlah 35 100.00
Pekerjaan utama di Desa Wijirejo adalah petani dengan jumlah 65.71
persen, bahwa sebagian besar penduduk Desa Wijirejo bermata pencaharian
sebagai petani pemilik, petani penggarap dan petani buruh. Dengan luas lahan
pertanian yang dimiliki oleh Desa Wijirejo membuat petani memanfaatkan
lahan tersebut untuk mengusahatanikan padi organik yang pada saat ini
mengalami peningkatan permintaan.
c. Status Kepemilikan lahan
Status kepemilikan lahan merupakan salah satu faktor penunjang bagi
petani untuk melakukan usahatani padi organik.Status kepemilikan lahan
dapat berupa milik sendiri, sewa, sewa dan milik sendiri.
Tabel 4 Status kepemilikan lahan petani padi organikUaraian Jumlah PersentaseStatus kepemilikan LahanSewa 12 34.29Milik 18 51.43Sewa dan Milik 5 14.29Jumlah 35 100
Untuk petani responden, Diketahui bahwa mayoritas petani disetiap
kelompok tani telah mempunyai lahan sendiri dengan jumlah 51.43 persen
yang bisa berasal dari milik sendiri maupun turunan dari orang tua, dengan
demikian para petani dapat menekan biaya usahataninya untuk menyewa
lahan dalam usahatani padi organik. Dari status kepemilikan lahan dapat
diartikan bahwa sebagian besar petani memiliki lahan sendiri dan petani akan
melakukan usahataninya secara konvensional. Dengan luas garapan yang
dimiliki oleh petani responden diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi
padi organik sehingga dapat meningkatkan pendapatanpetani reponden.
d. Umur
6
Uraian Jumlah PersentaseJenis KelaminLaki-Laki 25 71.4Perempuan 10 28.6Jumlah 35 100
Umur merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap
kemampuan fisik, psikologis dan biologis seseorang. Petani yang berumur
lebih muda biasanya akan bersemangat dibandingkan dengan petani yang
berumur lebih tua (Soekartawi, 1988).
Tabel 5 Umur petani padi organikNo Umur (Tahun) Jumlah Orang Persentase
(%)1 33-43 11 31.432 44-54 15 42.863 55-82 9 25.71
Jumlah 35 100.00
Umur petani berkisar antara 33 – 82 tahun.Sebagian besar petani
berusia 44 – 54 tahun. Bila dilihat dari usia produktif, maka dapat dikatakan
bahwa sebagian petani relatif masih tergolong usia muda dan produktif
dengan presentase 42.86 persen.
e. Pendidikan
Tingkat pendidikan petani sangat berpengaruh terhadap kemampuan
dalam mengadopsi suatu inovasi.Semakin tinggi tingkat pendidikan petani
dapat diharapkan semakin rasional dalam pola pikirnya dan juga daya
nalarnya.Pendidikan yang semakin tinggi diharapkan dapat merubah sikap
dan perilaku untuk bertindak lebih rasional.
Tabel 6 Pendidikanpetani padi organikNo Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase
(%)
1 SD 15 42.862 SMP 6 17.143 SMA 13 37.144 S1 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Analisis data primer menunjukan bahwa tingkat pendidikan petani
padi organik ini tergolong rendah yaitu sebesar 42.68 persen yang hanya
bertamatan SD. Rendahnya tingkat pendidikan menunjukan masih rendahnya
kualitas sumberdaya petani responden, dimana hal ini akan berdampak pada
motivasi petani dalam menerapkan suatu teknologi baru.
f. Pengalaman usahatani
Pengalaman petani dalam berusahatani berpengaruh terhadap cara
mengadopsi suatu inovasi. Semakin lama pengalaman usahatani maka tingkat
mengadopsi suatu teknologi akan semakin tinggi.
Tabel 7 Pengalaman usahatani padi organik No Pengalaman Berusaha
Tani (Tahun)Jumlah Orang
Persentase (%)
1 1 – 4 1 2.862 5 – 9 8 22.86
7
3 > 10 26 74.29Jumlah 35 100.00
Sebagian besar petani telah memiliki pengalaman berusahatani l0 tahun
ke atas sekitar 74.29 persen. Pengalaman petani dalam berusahatani yang
relatif lama menggambarkan bahwa petani cukup banyak memiliki
pengetahuan dan keterampilan berusahatani padi organik.Sesuai pengalaman
usahatani tersebut maka segala inovasi dan sesuatu hal yang baru yang
berkaitan dengan usahataninya selalu dibandingkan dengan pengalaman
usahatani yang dialaminya selama ini.
g. Luas Lahan
Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi
petani.Pada umumnya petani memiliki lahan usahatani baik untuk tanaman
pokok maupun tanaman lainnya.
Tabel 8 Luas lahan petani padi organikNo Luas (m2) Jumlah Orang Persentase (%)1 100-400 2 5.712 500-900 11 31.43
3 >1000 22 62.86Jumlah 35 100.00
Rata – rata petani responden mengusahakan usahatani padi organik
dengan luas lahan 1000 m atau sebesar 62.86 persen. Dengan luas lahan yang
dimiliki oleh petani responden dapat menghasilkan produksi sebanyak 7 kw
per sekali musim tanam. Luas lahan yang dimiliki oleh petani dapat
berdampak terhadap tingkat motivasi karena semakin luas garapan yang
dimiliki maka hasil produksi yang dihasilkan akan meningkat sehingga
menambah pendapatan karena harga beras organik lebih mahal.
h. Pengetahuan
Pengetahuan adalah ilmu yang dimiliki oleh petani yang digunakan
untuk usahatani padi organik.Pengetahuan yang dimiliki oleh petani
responden dapat mempermudah petani dalam mengadopsi inovasi baru.
Tabel 9 petani padi organikNo Pengetahuan Jumlah
OrangPersentase (%)
1 Tidak 0 0
8
2 Sebagian 1 2.863 Mengetahui 34 97.14
Jumlah 35 100.00
petani responden Kecamatan Pandak mengetahui pengetahuan
tentang usahatani padi organik sebanyak 97.14 persen. Pengetahuan dapat
mempengaruhi tingkat motivasi karena jika petani responden mempunyai
tingkat pengetahuan yang tinggi dapat mempermudah petani responden untuk
menerima teknologi baru dengan tingkat penalaran yang rasional.
i. Teknologi
Teknologi adalah suatu metode yang digunakan petani responden
dalam melakukanusahatani padi organik.
Tabel 10 Teknologi petani padi organikNo Pengetahuan Jumlah
OrangPersentase (%)
1 Tidak Menerapkan 1 2.862 Menerapkan Sebagian 4 11.433 Menerapkan 30 85.71
Jumlah 35 100.00
Teknologi yang petani responden gunakan untuk meningkatkan hasil
produksi padi organik adalah seperti sistem tanam, pemupukan, dan
panen.petani responden menerapkan teknologi didalam penanaman,
pemupukan dan panen sebesar 85.71 persen. Teknologi dapat mempengaruhi
tingkat motivasi responden karena jika responden menerapkan teknologi
maka akan membantu dalam mempermudah petani responden meningkatkan
hasil produksi. Semakin tinggi penerapan teknologi petani responden akan
meningkatkan motivasi petani dalam usahatani padi organik yang akan
digunakan untuk meningkatkan hasil panen.
j. Ketersediaan Modal
Mosher (1987) menyatakan bahwa ketersediaan modal merupakan
salah satu fakor yang menentukan keberhasilan suatu usahatani, oleh karena
modal memegang peranan penting dalam mengembangkan usahataninya.
Tabel 11 Ketersediaan modal petani padi organikNo Ketersediaan Modal Jumlah
OrangPersentase
(%)1 Kekurangan modal 2 5.712 Modal Cukup 3 8.573 Modal lebih 30 85.71
Jumlah 35 100.00
petani responden memiliki modal lebih dengan persentasi 85.71
persen, kelebihan modal yang dimiliki oleh petani responden berkisar Rp.
50.000 – 200.000. Ketersediaan modal dapat mempengaruhi motivasi.
Semakin tinggi modal yang dimiliki oleh petani semakin termotivasi karena
petani dapat menjalankan usahatani padi organik tanpa takut kekurangan
modal.
k. Intensitas Penyuluhan
9
Menciptakan petani yang tangguh perlu dilaksanakan kegiatan
penyuluhan pertanian secara terencana, terarah dan berkesinambungan yang
disesuaikan dengan kebutuhan petani. Pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan yang intensif kepada para petani berdampak positif, sehingga
adanya Balai Penyuluh Pertanian dapat mempengaruhi petani dalam
merespon suatu teknologi baru. Disamping itu intensitas petani dalam
mengikuti penyuluhan pertanian diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam berusahatani. Semakin intensif
petani mengikuti penyuluhan maka akan semakin responsif terhadap suatu
teknologi.
Tabel 12 frekuensi kehadiran penyuluhan petani padi organik No Intensitas Penyuluhan Jumlah
OrangPersentasi
(%)1 Tidak Pernah Mengikuti 0 0.002 Kadang Mengikuti 2 5.713 Mengikuti 33 94.29
Jumlah 35 100.00
Intensitas penyuluhan dalam penelitian ini merupakan kegiatan
penyuluhan yang diterima atau diikuti yang berkaitan dengan kegiatan
usahatani, baik melalui kelompok tani maupun kepada perorangan.petani
responden cenderung mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan dengan
persentase 94.29 persen.
l. Peluang Pasar
Pasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu
usahatani. Suatu komoditas walaupun sangat produktif, namun jika
pemasarannya sulit atau tidak lancar, akan menyebabkan petani enggan
melakukan usahatani.
Tabel 13 Peluang pasar padi organik No Peluang Pasar Jumlah
OrangPersentase (%)
1 Tidak Meningkatkan
0 0.00
2 Biasa saja 1 2.863 Meningkatkan 34 97.14
Jumlah 35 100.00
petani responden dapat meningkatkan pendapatan dengan menanam
padi organik dengan persentase 97.14 persen. Petani responden mengalami
kemudahan dalam pemasaran sebab pemasaran padi organik selama ini yang
dilakukan oleh petani-petani responden boleh dikatakan sangat lancar, karena
semua hasil produksi selalu terjual dengan mudah bahkan petani dalam
menjual hasil produksinya tidak perlu jual kepasar sebab dalam
pemasarannya petani responden menjualnya ke Gapoktan Mitra Usahatani,
petani – petani responden menjual ke gapoktan karena harga jual yang
ditawarkan dari tengkulak dan gapoktan sama Rp 9.000 per kg beras organik.
2. Teknologi Usahatani Padi Organik
10
Teknologi usahatani padi organik dapat membantu petani responden
untuk melakukan usahatani padi organik dengan inovasi baru.
a. Penyiapan Benih
Penyiapan benih yang dilakukan dalam proses usahatani padi organik
dapat dikatakan cukup sesuai dengan SOP karena petani responden
melakukan berdasarkan SOP usahatani padi organik, namun terdapat
perbedaan dalam umur persemaian dalam SOP umur persemaian berumur 12-
20 hari sedangkan dalam usahatani padi organik umur persemaian 15-21 hari
b. Persiapan Lahan
Dalam usahatani padi organik, persiapan lahan dikatakan cukup
sesuai dengan SOP, tetapi terdapat berbedaan dalam proses pembajakan.
Dalam SOP setelah dibajak didiamkan selama 7-10 hari tetapi dalam
kenyataan usahatani padi organik didiamkan selama 3-5 hari.
c. Penanaman
Setelah persemaian berumur ± 21 hari bibit sudah siap dipindahkan
lahan sawah, untuk mempermudah pembawaan ikatan bibit, maka bibit
diletakan ditempat-tempat yang mudah dijangkau oleh para penanam, Jarak
tanam yang digunakan yaitu 23 x 23 cm dengan jumlah bibit perlubang 2-3
helai. Untuk proses penanaman dikatakan sesuai dengan SOP.
d. Pemeliharaan
Pemupukan pertama pada saat pengolahan tanah dengan pemberian
pupuk kandang, pemupukan susulan II dilakukan setelah tanam berumur 15
hari, pemberian pupuk susulan III dilakukan pada umu 35 hari. Pemeliharaan
kedua yaitu penyiangan.Penyiangan I dilakukan pada umur 15 hari setelah
tanam, penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma disekitar tanaman dan
dilakukan pengosrokan disela-sela tanaman.Penyiangan II dilakukan pada
saat padi berumur 30 hari dengan mencabut gulma disela-sela tanaman.Dalam
pengamatan terhadap organisme penganggu tanaman di areal lahan dimulai
setelah tanam sampai sebelum panen . Apabila terdapat hama maka dilakukan
pengendalian dengan menggunakan pupuk dan pestisidaorganik. Dalam
Proses pemeliharaan dapat dikatan sesuai dengan SOP.
e. Panen
Padi dipanen pada umur 85-90 hari.Dengan alat yang digunakan
yakni sabit biasa dan sabit bergerigi.Padi yang sudah dipanen dikumpulkan
ditempat kering kemudian dirontokan.Padi yang surag dirontokan kemudian
dijemur hingga kering.Untuk proses panen padi organik dapat dikatakan
sesuai dengan SOP.
3. Motivasi
Motivasi adalah setiap usaha yang dilakukan untuk menimbulkan
motif pada diri seseorang (Padmowiharjo, 1994). Motivasi petani responden
dapat berasal dari diri sendiri, anjuran dan ikut petani – petani lain yang
mendorong petani petani responden untuk mengusahatanikan padi organik.
Tabel 14 Tingkat motivasi petani respondenNo Motivasi Kisaran
SkorJumlah Orang
Jumlah Skor
Persentase (%)
11
1 Ikut Petani Lain 1 3 3 8.572 Anjuran 2 15 30 42.863 Diri Sendiri 3 17 51 48.57
Jumlah 35 84 100.00Rata-Rata 2.4
Tabel 14 menunjukan bahwa tingkat motivasi petani responden dapat
dikatakan tinggi dengan rata-rata kisaran skor 2.4, ini sesuai dengan capaian
skor.Dikatakan tinggi karena rata-rata petani responden menanam padi
organik berasal dari diri sendiri yang ingin merasakan manfaatnya seperti
kesehatan, rasa dan harga yang lebih tinggi dibandingkan padi anorganik.
Diri sendiri,merupakan faktor yang paling mempengaruhi motivasi
petani responden dalam usahatani padi organik. Ini terbukti dengan data tabel
14 yang menunjukan bahwa tingkat motivasi petani responden yang
dipengaruhi diri sendiri sebesar 48.57 persen. Jika petani responden telah
memiliki niatan untuk usahatani padi organik maka petani responden akan
lebih mudah untuk terdorong melakukannya.
4. Hubungan Motivasi dengan Faktor
Faktor-faktor motivasi internal dan eksternal akan mempengaruhi
tingkat motivasi dengan penerapan usahatani padi organik, faktor-
faktornya antara lain:
Tabel 15 Hubungan Motivasi dengan Penerapan Usahatani Padi Organik
No Faktor – faktor Motivasi Tingkat Motivasi( Nilai Kolerasi )
1. Umur -0.1872. Pendidikan 0.1283. Pengalaman Berusahatani 0.1024. Luas 0.1365. Modal 0.314*6. Intensitas Penyuluhan 0.312*7. Peluang Pasar -0.1708. Teknologi 0.2659. Manfaat 0.451**10. Harga -0.06611. Produksi 0.009Keterangan : * signifikan pada taraf 0.05
** signifikan pada taraf 0.01
Hubungan antara Umur dengan Motivasi Petani Padi Organik
Tabel 15 menunjukan bahwa umur tidak berhubungan nyata dengan
tingkat motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik dimana
nilai kolerasi – 0.187. Hal ini disebabkan bahwa umur tidak menjamin akan
menumbuhkan tingkat motivasi, umur responden yang muda mempunyai
pandangan yang positif terhadap usahatani padi organik maka mempunyai
tingkat motivasi yang tinggi, sedangkan jika umur responden semakin tua,
tingkat motivasi semakin menurun dikarenakan pandangannya terhadap
usahatani padi organik negatif dan petani responden hanya mau
12
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang sudah biasa diterapkan selama ini.
Umur tidak berpengaruh langsung terhadap pembentukan motivasi dalam diri
seseorang.Pembentukan motivasi dalam diri seseorang lebih ditentukan oleh
tingkat kebutuhan yang dirasakan individu tersebut.
Hubungan antara Pendidikan dengan Motivasi Petani Padi Organik
Dari hasil kolerasi data tabel 15 terdapat hubungan yang tidak nyata
dengan hasil kolerasi 0.128 atau Ho diterima artinya pendidikan petani tidak
berpengaruh terhadap motivasi petani pada usahatani padi organik atau tidak
nyata mempengaruhi motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi
organik. Hal ini juga didukung dengan hasil analisis bahwa sebagian besar
petani responden berpendidikan SD.
Diharapkan jika semakin tinggi pendidikan petani responden dapat
meningkatkan kesadaran petani akan kesehatan, tetapi dalam kenyataanya
pendidikan petani responden tidak berhubungan nyata dikarenakan
pendidikan petani responden rendah.
Hubungan antar Pengalaman dengan Motivasi Petani Padi Organik
Pengalaman dalam menanam padi pada dasarnya dapat menambah
motivasi petani dalam melakukan usahatani padi organik karena petani sudah
mengetahui kekurangan padi organik, namun dalam kenyataanya pengalaman
penanaman padi tidak mempengaruhi motivasi petani.
Hasil dari tabel 15 menunjukan bahwa pengalaman mempunyai nilai
kolerasi 0.102.Hasil tersebut menunjukan bahwa pengalaman petani
responden tidak mempengaruhi tingkat motivasi petani responden dalam
menerapkan usahatanipadi organik. Petani responden menganggap bahwa
selama ini proses penanaman padi organik samadengan penanaman padi
anorganikdalam penanaman, pemupukan dan pasca panen yang membedakan.
Hubungan antara Luas Lahan Garapan dengan Motivasi Petani Padi
Organik
Tabel 15 menunjukan bahwa nilai kolerasi antara luas garapan
dengan motivasi yaitu 0.136 artinya luas garapan tidak mempengaruhi tingkat
motivasi. Hal ini disebabkan luas garapan yang luas tidak menjamin tingkat
motivasi petani menjadi tinggi dalam menerapkan usahatani padi organik,
dikarenakan petani responden merasa sama dalam proses penanaman padi
organik maupun anorganik dan luas lahan yang dimiliki oleh petani
responden tidak dapat menambah hasil produksi karena petani responden
tidak dapat menambah luas lahan. Hal ini juga ditunjang dengan hasil analisis
bahwa petani pada umumnya mempunyai luas garapan rata – rata 1000 m2.
Hubungan antar Modal dengan Motivasi Petani Padi Organik
Modal merupakan faktor penunjang utama dalam kegiatan produksi
pertanian. Tanpa modal yang memadai sulit bagi petani untuk
mengembangkan usahataninya hingga mencapai produksi yang optimal dan
keuntungan yang maksimal. Pembentukan modal diartikan sebagai suatu
proses beberapa bagian pendapatan yang disisihkan atau diinvestasikan untuk
memperbesar output dikemudian hari.
13
Penciptaan modal oleh petani biasanya dilakukan dengan
menyisihkan sebagian hasil pertanian musim lalu (menabung) untuk tujuan
yang produktif. Modal usaha yang digunakan petani dalam berusahatani dapat
berasal dari dirinya sendiri maupun pinjaman dari pihak lain. Pada tabel 3
menunjukan hubungan yang nyata positif, dengan nilai kolerasi 0.312*
berarti terdapat hubungan yang nyata positif antara ketersediaan modal
dengan tingkat motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik.
Hal ini berarti makin tinggi modal yang dimiliki oleh petani responden maka
kecenderungan tingkat motivasi petani akan meningkat sehingga kebutuhan
sarana produksi dapat tercapai.
Hubungan Intensitas penyuluhan dengan Motivasi Petani Padi Organik
Intensitas penyuluhan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai
frekuensi petani dalam mengikuti kegiatan penyuluhan tentang usahatani padi
organik yang diselenggarakan oleh penyuluh pertanian ataupun mengikuti
pertemuan yang diselenggarakan oleh kelompok tani dalam upaya
meningkatkan motivasi pada usahatani padi organik, kesesuaian materi yang
disampaikan oleh penyuluh, metode yang dipakai oleh penyuluh dalam
kegiatan penyuluhan, media yang digunakan oleh penyuluh apakah dapat
menumbuhkan motivasi petani.
Tabel 15 menunjukan bahwa antara intensitas penyuluhan
berhubungan nyata dengan tingkat motivasi petani responden dalam
menerapkan usahatani padi organik dengan niali kolerasi 0.312*.Hal ini
karena semakin tinggi frekuensi petani mengikuti penyuluhan semakin tinggi
tingkat motivasi hal ini dikarenakan penyuluhan memberikan informasi
tentang padi organik sehingga petani responden mengetahui informasi maka
dapat membantu petani responden dalam meningkatkan hasil produksi yang
dapat digunakan untuk menunjang pendapatan.
Hubungan Peluang Pasar dengan Motivasi Petani Padi Organik
Produksi yang melimpah telah dicapai petani tidak banyak artinya
kalau tidak terjamin pemasarannya dan harganya rendah.Pasar bagi hasil
pertanian sangat penting dan menentukan keberlanjutan produktifitas dari
usahatani.Mosher (1987), mengelompokan pasar untuk hasil pertanian
sebagai unsur pertama syarat pokok dalam pembangunan pertanian.Hal ini
menunjukan pentingnya peluang pasar bagi hasil pertanian dalam memajukan
suatu sistem pertanian pada suatu daerah tertentu. Pasar bagi hasil pertanian
yang baik akan menjamin bahwa produksi yang mereka hasilkan tidak sia –
sia dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan keluarganya.
Pada tabel 15 menunjukan bahwa Peluang Pasar mempunyai kolerasi
– 0.170.Ini berarti peluang pasar tidak mempengaruhi tingkat motivasi.Hal ini
dikarenakan sebagian petani responden menjual hasil produksinya di
Gapoktan Mitra Usaha Tani. Pada dasarnya petani responden dapat menjual
hasil produksinya diluar gapoktan tetapi harga yang ditentukan oleh Gapoktan
maupun pembeli lain sama.
Hubungan Teknologi dengan Motivasi Petani Padi Organik
14
Pada tabel 15 menunjukan bahwa teknologi mempunyai nilai kolerasi
0.265.Dari hal tersebut mengungkapkan bahwa teknologi mempengaruhi
tingkat motivasi petani responden dalam usahatani padi organik.Teknologi
yang diterapkan oleh petani responden dapat meningkatkan hasil produksi
padi organik sehingga motivasi petani responden tinggi untuk meningkatkan
produksi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan.Petani responden
menerapkan teknologi pada saat tanam, pemupukan dan panen.
Hubungan Manfaat dengan Motivasi Petani Padi Organik
Masyarakat sekarang pada umumnya tertarik untuk mengkonsumsi
bahan yang organik, tidak hanya masyarakat umum, petani responden juga
ikut mengkonsumsi bahan organik seperti padi organik yang mereka tanam.
Selain keuntungan yang lebih banyak yang diperoleh, manfaat yang mereka
rasakan dalam hal kesehatan, karena padi organik yang mereka konsumsi
sangat rendah bahan kimianya bahkan dikatakan tidak ada, rasa dari beras
organik lebih pulen dan tahan lama membuat petani responden ingin tetap
mengkonsumsi beras organik.Penanaman padi organik juga dapat membantu
untuk perbaikan tanah, karena dalam penanaman dalam padi organik yang
memggunakan pupuk alami yang membantu untuk menyuburkan tanah. Pada
tabel 15 menunjukan bahwa manfaat sangat mempengaruhi motivasi dalam
penerapan usahatani organik dengan nilai kolerasi 0.451**
Hubungan Harga Padi Organik dengan Motivasi Petani Padi Organik
Pada tabel 15 menunjukan nilai kolerasi harga sebesar – 0.066 ini
berati bahwa harga tidak mempengaruhi motisai petani responden dalam
menerapkan padi orgnaik.Harga tidak pengengaruhi motivasi karena petani
responden hanya mampu menjual padai organik dengan kisaran harga
Rp.8.500 – 11.000. Petani responden hanya menjual padi organik di Gapoktan
atau pihak lain, namun harga yang pembeli tawarkan sama, jadi petani
responden tidak mempunyai peluang untuk menaikan harga padi organik
dengan pembeli yang lain.
Hubungan Produksi dengan Motivasi Petani Padi Organik
Pada tabel 14 menunjukan bahwa produksi mempunyai nilai kolerasi
sebesar -0.009. Produksi yang dihasilkan oleh petani responden tidak
mempengaruhi motivasi petani karena luas yang dimiliki oleh petani
responden tidak menjamin produksi yang dihasilkan akan meningkat dan
petani responden belum bisa menambah luas garapan usahatani padi organik.
KESIMPULAN DAN SARAN
15
A. Kesimpulan
1. Tingkat motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik
termasuk dalam katagori tinggi, dimana motivasi tersebut berasal dari diri
sendiri
2. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan yang mempengaruhi
motivasi petani dalam menerapkan usahatani padi organik yaitu intensitas
penyuluhan, modal dan maanfaat yang dirasakan oleh petani.
3. Terdapat beberapa faktor yang tidak mempengaruhi motivasi petani
dalam usahatani padi organik diantaranya faktor umur, pendidikan,
pengalaman berusahatani, luas, peluang pasar, teknologi, harga dan
produksi.
B. Saran
1. Mengingat motivasi petani dalam usahatani padi organik sebagian petani
responden masih ada dalam katagori rendah, maka perlu ditingkatkan
kesadaran, pemahaman, serta peningkatan ketrampilanbaik dalam
pembuatan pupuk organik dan pestisida hayati melalui penyuluhan.
2. Motivasi petani yang berpengaruh dalam menerapkan usahatani padi
organik perlu ditingkatkan melalui penyuluhan, oleh sebab itu keberadaan
penyuluh pertanian sangat diperlukan sebagai sumber informasi untuk
perlu adanya penambahan frekuensi penyuluhan untuk memberikan
binaan agar dapat memenuhi kebutuhan petani demikian pula dengan
kemampuan penyuluh tentang usahatani padi organik.
3. Perlu peningkatan pengetahuan petani tentang peluang pasar melalui
bimbingan dan penyuluhan dari berbagai instansi atau lembaga terkait
secara kontinyu dan berkesinambungan terutama dalam hal memasarkan
usahatani padi organik dan cara menentukan harga jual sehingga dapat
meningkatkan motivasi petani.
DAFTAR PUSTAKA
Ktnakampar. 2011.Budidaya Padi Secara Organik. (online).http://ktnakampar.wordpress.com/2011/10/22/budidaya-padi-secara-organik/
Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkalulu. 2013.Pupuk Organik Solusi Peningkatan Produksi Padi Nasional. (online)http://bbpp-batangkaluku.com/bbpp/index.php/all-category/kajiwidya/148-pupuk-organik-solusi-peningkatan-produksi-padi-nasional
Yuni. 2013.200 Hektar Lahan Padi Di Bantul Sudah Semi organik. (online)http://www.bantulkab.go.id/berita/1654.html
Akhmad.2013.Cara Budidaya Padi Dengan Pupuk Organik (online)http://akhmad113.mywapblog.com/cara-budidaya-tanaman-padi-dengan-pupuk.xhtml
Sutanto R.2002 .Penerapan Pertanian Organik .Yogyakarta: KanisiusSutanto R.2000.Pertanian organik Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan.Yogyakarta: Kanisius J. Ravianto.2009.Produktivitas.(online)
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/07/produktivitas.html
Muchdarsyah Sinungan.2011.Produktivitas.(online)http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/07/produktivitas.html
16
Akhmad. 2013. Cara Budidaya Tanaman Padi Dengan Pupuk Organik. (online) http://akhmad113.mywapblog.com/cara-budidaya-tanaman-padi-dengan-pupuk.xhtml
Dharma, A.1992.Management Perilaku Organisasi, Pendayagunaan Sumberdaya Manusia.Jakarta:Erlangga
Morgan CT, R A King.1996.Introduction to Psychology.NewYork:Mc Growhill
Gerungan.1991.Psikologi Sosial, Bandung ; ErlanggaHandoko M.1995.Motivasi:Daya Penggerak Tingkah laku.Yogyakarta;
KanisiusSchiffman, L.G. & L.L. Kanuk.2008.Perilaku Konsumen. Terjemahan
Zoekifli Kasip dan Rita Maharani.Pmacana Jaya cemerlang JakartaPetri L.H.1981.Motivation :Theory and Reseach.California;Wadsworth
Publising CoWijaya. AW.1986.Peranan Motivasi dalam Kepemimpinan.Jakarta:Akademia
PresindoBakir Z, C Mannin.1984. Angkatan Kerja di Indonesia ; C.V Rajawali PressSoekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta. UI PressSoeharjo A, Patong D.1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani.Bogor. IPBBanoewidjojo M. 1979. Pembangunan Pertanian. Surabaya ; Bina IlmuPadmowiharjo S .1994. Materi Pokok Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta ;
Universitas TerbukaSinaga dan Kasryno.1980. Aspek Ekonomi dari Undang-Undang Bagi hasil
dan Penerapannya. Prisma Nomor IX hal 40-50Hermanto F. 1989. Ilmu Usahatani. Jakarta. Penebar SwadayaKertasapoetra A G .1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Bina
AksaraMosher , A. T. 1987. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Surakarta.
Sebelas Maret University PressNotoatmojo.2005.Pengertian Pengetahuan.(online)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-intanindah-6561-3-babii.pdf
Kamus Besar Bahasa Indonesia.1990.Definisi Teknologi.(online)http://www.aingindra.com/definisi-teknologi.html
Singarimbun M, Sofian effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta.LP3ES
Nazir, Mohammad.2003.Metode Penelitian.Ghalia Indonesia.Jakarta
17